[08] BOLOS BERSAMA

108 15 0
                                    

Helena sempat mengamuk sebelum ia berhasil ditangani oleh tenaga Amanda dan Micel. Perempuan cantik jelita itu tidak terima respon dari Jitsen yang menjawab amarahnya dengan kalimat-kalimat cuek. Menurutnya Jitsen sudah kurang ngajar.

Tapi Jitsen tidak mempedulikannya. Amukan Helena yang tersinggung karena ucapannya, tidak sebanding dengan rasa sakit dan kebencian di hati yang Jitsen tahan mati-matian.

Bosan duduk sendiri di kelas tanpa ada orang yang bisa diajak berbincang, Jitsen beranjak dari kursinya dan berjalan keluar. Kakinya melangkah tak tentu arah.

Pohon besar berdaun lebat yang letaknya tak jauh dari belakang perpustakaan menjadi pilihan Jitsen. Bokongnya duduk dengan rumput hijau sebagai alasnya. Di bawah pohon besar yang rindang, Jitsen mengeluarkan buku harian kecil berwarna merah jambu yang ia sembunyikan di saku seragam. Ditariknya bolpoin biru muda yang tersemat di ujung buku.

Angin bertiup hingga rambut hitam  sebahu Jitsen menari-nari. Tangannya mulai menuliskan sesuatu di atas kertas kosong.

Namun, saat setitik tinta biru muda hampir saja tergores di atas kertas, Jitsen membatalkan niatnya dan menutup buku hariannya kembali. Sorot matanya menatap ke depan. Jitsen melamun.

"Hei," tepukan halus yang mendarat di pundak Jitsen membuat Jitsen terkejut. Ia membalikkan setengah kepalanya menghadap belakang.

"Kak Virgo?" panggilan Jitsen lebih terdengar seperti pertanyaan. "Kakak ngapain di sini? Bikin kaget aja."

Virgo menyengir. "Maap deh, abisnya lo bengong, nanti kesambet setan tau."

"Ah, masa sih?" tanya Jitsen tak serius.

"Iya,"

Jawaban singkat Virgo tidak mendapat respon balik dari Jitsen. Suasana sekarang sangat canggung, tapi mereka berdua juga tidak tahu ingin memulai topik percakapan apa.

"Jitsen,"

Jitsen menoleh, "Hmm?"

"Bolos yuk?"

***

Baru pertama kalinya Jitsen merasakan jadi anak bandel. Yap! Ia menerima ajakan Virgo untuk membolos bersama. Jitsen sendiri juga tidak tahu mengapa ia bersemangat sekali untuk membolos. Mungkin waktu sehariannya ini akan ia habiskan bersama dengan Virgo.

Tahu berat badan Jitsen tidak memungkinkan berhasil untuk memanjat tembok yang ada di belakang perpustakaan, akhirnya Virgo mengajak Jitsen menjebol pintu tua yang ada di bagian pojok belakang kantin. Mereka berdua berlari menjauh dari bangunan sekolah dan berjalan ke tempat parkiran motor.

"Kita mau bolos kemana, Kak?" tanya Jitsen sambil memasang helm yang diberikan Virgo.

"Udah, naik aja, nanti lo juga tau." sahut Virgo disertai kedipan mata genit.

"Ih, Kak Virgo jangan begitu!" Jitsen tiba-tiba berucap sewot.

Alis tebal Virgo naik ke atas. Sementara kedua tangannya kesusahan memakai jaket. "Jangan begitu? Maksudnya?"

Jitsen menutup mulut dengan tangan. Gawat. Lagi-lagi ia keceplosan. "Nggak papa kok, Kak." jawabnya kewalahan.

Virgo mengedipkan sebelah matanya lagi. Ia meledek Jitsen.

"Ih, Kak Virgo malah ngedipin mata lagi!" raut wajah Jitsen terlihat sebal.

"Emang kenapa kalo gue ngedipin mata?"

"Jangan Kak!"

"Ya, jangannya kenapa dulu?"

"Ish, pokoknya jangan!"

Si Tampan & Buruk Rupa (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang