Episode 5 : NEOS

8 3 2
                                    

Hari-hari sulit telah berlalu, menyambut hari pertamaku sebagai Parajurit NEOS, namun sepertinya alam tidak terlalu senang dengan kemajuanku. Langit terus menumpahkan butiran airnya, membungkus kota dari tadi malam.

Jalanan macet sejak pagi ini, mobil-mobil dan kendaraan lainnya berjalan lambat, merayap mengikuti arus. Satu-dua mobil membunyikan klaksonnya keras-keras, 'mengingatkan' kendaraan yang ada di depannya.

Tanganku menyentuh jendela mobil yang berembun, sekejap rasa dingin langsung merambat melalui tanganku. Rachel sejak tadi tidak mengucap sepatah kata pun, ia hanya fokus, menatap ke depan, sambil menjalankan mobil dengan pelannya, tetap bersikap dingin setelah ujian itu terakhir.

Sesekali Aku meraba keningku, berharap rasa hangat itu muncul kembali. Tetapi keganjilan itu tidak kunjung datang.

Aku menghela napas, teringat mimpi yang membayangiku tadi malam, seperti kejadian nyata.

Api. Ya, api yang mengelilingi tubuhku, terasa sangat nyata. Atas, bawah, dari segala arah, semuanya diselimuti nyala api. Aku sempat berlari, mencari jalan keluar, menghindar dari panasnya yang membara. Beberapa kali Aku sempat terjatuh limbung. Berkali-kali juga Aku kehilangan arah dan keseimbangan. Aku berdiri mematung. Ketika ada seseorang berdiri di balik gumpalan asap, melambai-lambaikan tangannya, seolah-olah sedang meminta pertolongan. Aku hanya menatapnya, membisu, bingung harus melakukan apa. Api disekitarku semakin membesar, hanya dengan berdiri saja membuat kesadaranku mengabur. Api itu melahap lambaian tangannya, seketika itu juga mimpiku terputus, berubah menjadi kegelapan kosong.

Aku terbangun dari tidurku, napasku tersengal, keringat membanjiri tubuhku, jantungku berdegup kencang. Di saat waktu yang bersamaan, Rachel datang hendak mengantarku ke Gedung Akademi NEOS.

Tanganku mengeluarkan ponsel dari saku baju, Rachel masih terlihat serius mengemudi.

Aku membuka laman web favoritku. Sebuah berita terbaru langsung terlihat, memenuhi layarku.

Iris Salvoire, putri pertama dari kerajaan Distrik 3, akan mengunjingi Lombarth hari ini. Dia diterima di kemilitiran pusat NEOS dengan nilai yang paling tinggi, dan dia bilang akan menjadi seorang prajurit yang terkuat dan siap mengabdikan dirinya untuk kesejahteraan manusia.

"Hey!" Belum selesai Aku membaca judul berita utama itu, tiba-tiba Rachel mengambil ponselku sebelum Aku sempat protes.

"Kau tidak memerlukan benda ini saat menjadi prajurit." Katanya santai, ia meletakan ponselku ke dalam plastic bening setelah memarkirkan mobilnya.

"Mau sampai kapan kau mau duduk disini?" Rachel sudah keluar lebih dulu, bergegas meninggalkan mobil.

Aku menepuk jidatku. Kenapa dengan perempuan itu? Apa salah jika Aku menggunakan ponsel untuk melihat berita? Benar-benar perempuan yang di luar nalar.

Aku segera keluar, menyusul Rachel yang sudah berjalan jauh, menaiki undakan, dan langsung masuk ke ruang depan.

"Rachel, tunggu!" Aku memanggil Rachel setelah melewati pintu masuk.

"Apa? Jangan bilang kau ingin meminta ponselmu kembali. Aku tidak akan memberikannya."

"He...bukan. Terserah kau mengembalikannya atau tidak. Tapi, setidaknya kau pelankan langkahmu, Aku belum terlalu mengenal tempat ini."

Rachel melirikku sebentar "Apa kau takut tersesat?"

"Bukan, bukan. Siapa bilang Aku takut tersesat."

"Terserah apa maumu, yang jelas kau bisa menunggu sebentar di sini. Aku ingin menemui Dewan Pertama, ada urusan yang harus ku selesaikan hari ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Underminded -  Lost JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang