#01

8 1 0
                                    

Sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam. Dio lebih memilih fokus berkendara sedangkan Icha terlihat melamun menghadap jendela. "Kamu tadi gak diapa-apain Syela kan?" tanya Dio memecah keheningan.

"Hah.. Oo enggak kok tenang aja. Tadi kamu dari mana aja sih kok lama banget." Sedari tadi pertanyaan itulah yang sering muncul di pikiran Icha, namun ia enggan bertanya. Entah mengapa akhir-akhir ini Icha sering merasa kalau Dio sangat sulit untuk meluangkan waktunya.

"Aku tadi baru kelar buat laporan di perusahaan papa. Kamu tau sendiri kan aku akhir-akhir ini disuruh bantu pekerjaan papa. Jadi maaf ya aku jarang banget bisa ketemu kamu," jawab Dio merasa bersalah.

"Aku kira tadi kamu lupa." Siapa coba yang tidak kesal. Icha harus menunggu selama 1 jam dari waktu petemuan mereka ditambah lagi ia harus bertemu dengan Syela dan teman-temannya yang menyebalkan tadi.

"Mana ada aku lupa sama pacar sendiri," jawab Dio tersenyum sambil mengacak rambut Icha. Dio merasa gemas pada perempuan cantik di sebelahnya. Sudah berpacaran selama lebih dari satu tahun membuat Dio paham betul bahwa Icha adalah tipe perempuan yang tidak suka bertele-tele. Walaupun umur mereka terpaut 1 tahun dan sekarang Icha baru saja menginjak kelas 1 SMA, mereka selalu bisa menyelesaikan masalah selama berpacaran dengan cara dewasa.

Kalau anak seumuran mereka ketika ada masalah dalam hubungan kebanyakan justru lebih sering menjadikan masalah kecil menjadi masalah besar, tapi mereka berbeda. Sifat Icha yang tidak suka bertele-tele dan sifat Dio yang lebih suka langsung berbicara keintinya ini menjadikan mereka tidak pernah memperpanjang masalah.

"Iya deh iya. Aku boleh nanya sesuatu gk?" tanya Icha menarik perhatian Dio. "Tanya apa? Gak biasanya pake izin dulu," balas Dio memperhatikan ekspresi wajah Icha yang seperti overthinking.

"Aku kan tadi habis baca novel, si tokohnya putus sama pacarnya terus pacarnya gak mau kenal lagi sama si mantan itu. Habis baca itu aku jadi kepikiran nanti kalo kita putus kamu masih mau kenal aku gak?" Dio terkejut mendengar pertanyaan pacarnya itu. Benar dugaannya. Ekspresi muka Icha sangat mudah untuk ditebak atau lebih tepatnya Icha tidak bisa menyembunyikan ekspresi takutnya.

"Mulai lagi nih. Aku kan udah janji gak bakal ninggalin kamu sampai takdir sendiri yang memisahkan kita dan kalaupun nanti kita berpisah aku gak bakal lupain kamu, kenangan kita, dan masih banyak lagi deh yang gak pengen aku lupain dari kita," jelas Dio menyingkirkan rasa takut Icha. Sepertinya Icha sedang PMS. Jika sudah seperti ini ia akan sering overthinking dan untungnya hal ini hanya terjadi selama 1-2 hari.

"Kamu janji kan?" tanya Icha dengan perasaan takut. Bagaimana tidak takut Dio termasuk ke dalam jejeran cogan di sekolahnya dan jangan lopakan kekayaan yang Dio punya, pasti banyak cewek berebut menjadi pacarnya. Seperti tadi. Bahkan Syela yang sudah berpacaran dengan kakaknya pun masih gatal dengan Dio.

"Iya sayang. Udah deh gak usah dipikirin. Oo iya aku tadi ditelpon kakakmu buat cepet anter balik kamu. Gak masalahkan kalo kita pulang?" ucap Dio mengalihkan perbincangan. "Iya gak papa kok," balas Icha lesu ternyata dari tadi mereka menuju jalan rumahnya. Mungkin karena tadi dia banyak melamun sampai tak terasa sudah sampai di gerbang perumahan Icha.

"Oh iya, tadi aku dapet undangan dari kamu. Kok kamu gak ada cerita kalo disuruh pegang anak perusahaannya papamu?" tanya Dio setelah selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Icha.

"Hehehe aku kan mau bikin kamu suprise. Gimana keren ya kalo aku bisa dikasih pegang perusahaan papaku terus anak perusahaanya bisa berkembang jadi lebih besar lagi tapi aku takut kalo gagal. Kamu tau kan kalo aku minin banget pengalaman di bidang ini," curhat Icha dengan wajah lesunya. Papa Icha merupakan seorang usahawan yang memiliki banyak perusahaan properti dan yang Icha pegang ini adalah anak perusahaan papanya yang bergerak dalam bidang kuliner.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang