"Jaga mulut Lo"-Aksa
--SAVESTA--
"Panas". Satu kata , Lina huruf merupakan cuaca saat ini.
Vesta menyipitkan matanya karena terik matahari yang terang. Sesekali Vesta mencari tempat untuk berpindah posisi , dan gocca Vesta menemukan tempat yang pas untuk tempat dirinya berteduh dari sengatan panas matahari. Tubuh di depan Vesta yang besar dan tinggi menjadikan keuntungan baginya. Setidaknya Vesta tidak gerah.
"Minggir" suara dingin dan tegas mengisyaratkan Vesta untuk berpindah. Namun Vesta pura-pura tidak mengerti.
"Apa?"
Cowok dengan seragam obrak Abrik di depan Vesta masih setia dengan posisinya yaitu tegak.
"Jangan Deket Deket pergi sana"
Vesta menatap datar
"Siapa yang deket-deket , dan siapa yang mau deketin Lo?cowok model kucel aja bangga"tunjuk Vesta kepada cowok tersebut.
Cowok itu diam tidak menanggapi kata kata pedas Vesta.
"Lo sariawan atau kaga bisa ngomong?"ucapnya sambil terkekeh.
"Cowok kok modalin tampang doang"tantang Vesta
Cowok itu sudah berpindah posisi menjadi menghadap vesta. Vesta melipat tangan di bawah dada nya sambil menatap cowok itu. Tajam.
Alis yang tebal , hidung yang mancung , rahang yang tegas , kulit yang putih , tinggi yang di atas rata-rata , akan membuat cewek lain meleleh karenanya. Tapi tidak bagi Vesta. Cowok dengan name tag Aksa Manthorus Meldrat menatap datar Vesta.
"Lo pikir Lo ganteng? Lo mah cocoknya am-"
"Terserah"potong Aksa terkesan dingin.
"Dasar cowok PMS!"
Di sisi lain Aksa kini menatap Vesta tajam.
"Ulang sekali lagi!"suruhnnya dengan nada dingin.
Seharusnya Vesta sadar kini ia sedang membangunkan harimau yang sedang tidur. Tapi Vesta tidak salah bukan? Vesta Hannya berdiri di belakang cowok itu , apa benar Vesta salah?!
"Kenapa Lo takut?"kata Aksa
"Dih buat apa takut ke Lo?! Ini nih contoh adek kelas ngak ngehormatin kakak kelas" ucapnya menaikkan dagu , sambil melipat tangannya di atas dada.
"GUA BILANG ULANGI PERKATAAN LU YANG TADI!"kini nada Aksa mulai mengeras
"COWOK PMS!"teriak Vesta lebih keras dari teriak aksa. Kini mereka yang berada di sekitarnya pun menatap heran ke arah Aksa dan Vesta.
"Jaga mulut Lo"ucapnya sakartis
"Mulut gua udah kaga ada satpamnya jadi sorry ya kalo gua suka ceplas ceplos ke Lo , tapi kata-kata gua tadi memang pantes buat lo sih"kekeuh Vesta tidak mau mengalah.
Cukup. Ini akhir kesabaran Aksa. Aksa melayangkan tangannya di udara
Tapi....
Niatnya untuk menampar Vesta diurungkan.
Aksa pergi entah kemana. Sementara Vesta? Buat aap dia memikirkannya?!
___
Bantu support ya💘
Makasih💘
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVESTA
Подростковая литератураMasih pemula and bnyk typo _ _ _ _ _ _ JANGAN PLAGIAT , okee.