Hari ini adalah hari pertama Sherin bersekolah di sekolah barunya. Alasan Sherin pindah ke sekolah tersebut adalah ingin lebih mengenal sosok yang bernama Kenneth Albrian. Padahal sekolahnya yang dulu merupakan sekolah unggulan di daerahnya. Ya, Sherin sudah jatuh cinta kepada Kenneth sejak pertama kali melihatnya di perlombaan basket yang diadakan di sekolahnya.“Perkenalkan nama saya Sherin Inggira, biasa di panggil Sherin.” Ucap Sherin memperkenalkan dirinya.
“Baiklah, Sherin kamu duduk di sana.” Ucap Bu Tari sambil menunjuk ke arah salah satu kursi yang kosong di barisan kedua dari depan.“Hai, nama gue Olin.” Olin yang merupakan teman duduk Sherin mengulurkan tangannya untuk mengajaknya berkenalan.
“Sherin.” Sherin meraih uluran tangan Olin sambil tersenyum.
“Hari ini tidak ada guru yang masuk mengajar karena ada rapat di aula. Jadi kalian jangan membuat keributan di kelas.” Ucap Bu Tari sebelum meninggalkan kelas.Setelah kepergian Bu Tari, kelas yang tadinya tenang berubah menjadi ribut. Laki-lakinya mulai bermain kartu remi, sedangkan perempuannya sudah membuat salon dadakan dengan mengeluarkan semua alat make up mereka.
“Gini nih kalau guru nggak masuk, kelas berubah jadi kayak pasar, ribut bener.” Ucap Olin.
“Sekolah gue dulu, juga kayak gini kalau lagi free.” Ucap Sherin.
“Woyy, kalian semua bisa diam gak sih. nggak denger tadi pesan Bu Tari. JANGAN RIBUT.” Teriak Aldo yang merupakan ketua kelas. Merasa tidak di pedulikan, Aldo maju ke depan kelas.
Brakkk
Aldo menendang meja sehinggak menimbulkan suara yang cukup keras. Semua siswa yang tadinya ribut kini fokus melihat Aldo.
“Gue sebagai ketua kelas harus mengamankan kelas supaya tidak ribut. Gue nggak larang kalian untuk main kartu atau melakukan kegiatan lainnya. Tapi kalian jangan ribut, bisakan main nggak pake ribut segala?” Ucap Aldo.
“Tapi nggak seru, Do. Main tanpa ribut itu, kayak sayur tanpa garam tau. Hambar.” Protes Reno tidak setuju dengan perkataan Aldo.
“Ya udah, yang mau ribut silahkan.” Ucapan Aldo belum selesai karena dipotong oleh Reno.
“Thanks, Do. Lo emang ketua kelas yang pengertian deh.” Ucap Reno.
“Gue belum selesai bicara, Reno. Yang mau ribut boleh saja, tapi nama kalian gue kasi ke Bu Tari, biar nilai kalian diturunin, gimana?” Ucap Aldo sambil tersenyum miring.
“Yah. nggak asik lo, Do.” Keluh Reno.
“Masih untung kelas ini punya ketua kelas kayak Aldo.” Ucap Olin sambil menopang dagunya di atas meja dengan arah pandangannya tertuju pada Aldo.
Sherin hanya tersenyum mendengar ucapan Olin. Kelas sudah menjadi sedikit lebih tenang setelah mendengar ucapan Aldo tadi.“Olin, gue boleh nanya nggak?” Tanya Sherin.
“Mau nanya soal apa?” Ucap Olin.
“Lo tau nggak siswa yang namanya Kenneth Albrian.” Ucap Sherin.
“Maksud lo, Kenneth yang kapten basket itu.”
“Iya, lo kenal nggak?” Kini Sherin sudah duduk menghadap ke Olin.
“Ya iyalah, orang dia itu sepupu gue.” Ucap Olin.
“Lo bisa nggak ngenalin gue sama dia.” Pinta Sherin dengan mata yang berbinar binar ke Olin berharap permintaannya dikabulkan.
“Lo suka sama Kenneth, ya?” Ucap Olin yang dibalas anggukan oleh Sherin.
“Lo nggak tau sikap Kenneth itu kayak gimana, dia itu cowok yang cuek abis, tau nggak? Gue aja yang sepupunya diecuekin sama dia.” Ucap Olin dengan nada yang sedikit kesal.
“Gue mohon bantuin gue, ya?” Sherin menautkan tangannya di depan dadanya memohon agar Olin dapat membantunya.
“Gue mau nanya alasan lo pindah ke sini, setahu gue sekolah lo itu merupakan sekolah yang cukup unggul, kan?” Tanya Olin.
“Gue pindah ke sini itu supaya bisa lebih dekat sama Kanneth.” Ucap Sherin sambil tersipu malu.
“Ck, segitu sukanya lo sama Kenneth.” Ucap Olin
“Gini aja deh, gue anterin lo ketemu sama Kenneth, selebihnya lo yang urus sendiri, ya.” Usul Olin yang langsung dibalas angguka oleh Sherin.Sherin dan Olin berjalan bersisian di koridor dekat lapangan basket. Sherin cukup menyita perhatian orang-orang yang juga ada di koridor tersebut, terlebih lagi para cowoknya. Mereka menatap Sherin dengan tatapan memuja. Sherin memang salah satu cewek yang dikaruniai tubuh yang bisa dikatakan menghampiri kata sempurna. Tubuhnya yang tinggi, kulit yang putih, hidung yang mancung, dan juga lesung pipit yang ada di kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang TERLUKA!!
Teen Fictionini kisah tentang pasangan yg sedang mengalami patah hati. SEMOGA kalian suka dengan cerita ini, jangan lupa di VOTE ya teman teman