part 4

2 0 0
                                    

“Lo kok bisa ada di sekolah ini?” Tanya Kenneth bingung melihat keberadaan Karin di sekolahnya.
“Gue pindah ke sini, Ken. Gue bakalan bikin lo balik lagi sama gue.” Ucap Karin tersenyum.

Dari jauh Sherin melihat Kenneth dan Karin. Ia kemudian berlari menghampiri mereka.
“Kenneth.” Ucap Sherin sambil menggandeng tangan Kenneth.
“Gue udah lapar nih, kita ke kantin yuk.” Ajak Sherin yang di balas anggukan oleh Kenneth. Sebelum pergi, Sherin sempat berbalik sambil tersenyum ke arah Karin.

Sesampainya di kantin, Kenneth melepaskan tangan Sherin dari tangannya.
“Lain kali nggak usah kayak gini.” Ucap Kenneth datar.
“Biar lebih meyakinkan lagi, kalau kita itu pacaran.” Ucap Sherin tersenyum.

“Sherin!” Panggil Olin yang ternyata juga ada di kantin bersama dengan Aldo.
“Kita duduk di sana aja, Ken.” Ajak Sherin sambil menunjuk meja yang di tempati oleh Olin.
“nggak, lo aja.” Tolak Kenneth.
“Nurut aja sih Ken. Kan gue juga pacar lo.”
“Lo itu Cuma pacar boongan gue, lagian kan kita Cuma akting di depannya Karin doang.” Ucap Kenneth.
“Lo nggak bosan apa, makan sendiri mulu. Sekali-kali makan bareng nggak papa, kan?” Sherin menarik tangan Kenneth mendekat ke meja tempat Olin duduk.

“Hai, Lin, Do.” Sapa Sherin kepada Olin dan Aldo.
Sherin dan Kenneth duduk berhadapan. Olin dan Aldo memandang Sherin dan Kenneth secara bergantian, suasana pun menjadi sedikit canggung.
“Gue pesen makan dulu.” Ucap Kenneth.
“Sekalian pesenin gue ya, Ken. Makanannya samain aja sama lo.” Pinta Sherin

Sebelum Kenneth mengeluarkan suaranya, Sherin langsung memberikan kode melalui gerakan matanya mengenai kehadiran Karin. Kenneth yang langsung menangkap kode tersebut lantas tersenyum.

“Nanti sekalian gue pesenin lo.” Ucap Kenneth sambil mengacak-acak puncak rambut Sherin.
“Sherin, Kenneth kok bisa berubah kayak gitu sih?” Tanya Olin bingung melihat perubahan sikap Kenneth.

Belum sempat Sherin menjawab pertanyaan Olin, seseorang sudah terlebih dahulu menyelanya.
“Lo Olin, kan?” Tanya Karin.
“Karin?” Ucap Olin.
“Lo kapan pindahnya ke sini?” Tanya Olin.

“Baru hari ini, Lin.” Jawab Karin sambil duduk di samping Olin. Sherin menatap mereka bingung. Tak lama kemudian, Kenneth datang sambil membawa dua mangkok bakso.
“Ini.” Kenneth langsung membuang mukanya setelah melihat Karin.

“Makasih, Ken.” Ucap Sherin. Sherin yang menyadari jika sedari tadi Karin terus menatap Kenneth.
“Ken, buka mulut lo.” Ucap Sherin berniat untuk menyuapi Kenneth. Kenneth pun langsung membuka mulutnya.

“Gue juga mau nyobain punya lo dong.” Pinta Sherin sambil membuka mulutnya berharap Kenneth mau menyuapinya juga.

“Rasanya kan sama aja, Rin.” Sherin langsung cemberut sambil menundukkan kepalanya menatap bakso yang ada di hadapannya.


“Nih.” Kenneth menyodorkan bakso ke mulut Sherin.
“Gue berharap kita bisa kayak gini terus, Ken.” Batin Sherin.
Sementara itu, Karin menatap nanar ke arah Kenneth.

Setelah dari kantin, Olin langsung menarik tangan Sherin untuk duduk di bangkunya.
“Lo sama Kenneth kenapa? Kalian pacaran, ya? Tapi, kemarin Kenneth nolak lo, kan? Kok jadi berubah kayak gini? Lo apain Kenneth, Rin?” Olin memberikan pertanyaan secara beruntun kepada Sherin.

“Nanyanya satu-satu dong, Lin.”
“Jadi kemarin itu gue emang di tolak sama Kenneth. Tapi, pas pulang sekolah, gue ketemu sama Ken di cafe, di sana juga ada Karin. Nah, di situ Kenneth minta gue pura-pura jadi pacarnya di depan Karin. Gue seneng banget, Lin. Ya, meskipun Kenneth Cuma jadiin gue pacar bo’ongannya.” Jelas Sherin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hati Yang TERLUKA!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang