Pelangi

23 4 0
                                    

Prompt of Madelief WEEK 1

"Kamu sosok remaja yang pemarah. Kedua orang tuamu bercerai, mungkin itu yang menjadi alasannya. Semua siswa tak ada yang berani menganggumu. Kecuali murid baru itu, dia menganggumu. Entah di sekolah maupun di rumah. Tapi kamu tidak pernah marah padanya, karena tanpa kamu sadari kamu jatuh cinta padanya."


Story by dinidiasti30;

Happy Reading!

Ada seorang murid baru, sama kayak gue kelas 11, tapi kelas kita berbeda. Gue di ruang IPA-A terdiri dari anak-anak cerdas tentang segala SAINS. Sedangkan dia di ruang IPA-F terdiri dari anak-anak hampir memahami remahan-remahan kecil tentang ilmu SAINS, dalam tanda kutip IQ MEMPRIHATINKAN.

Lalu, apa hubungan dia dalam hidup gue?

Dia adalah cewe penganggu yang tak ada capeknya menjadi Penganggu dalam hidup gue. Tapi ketika gue sudah nyaman untuk diganggu, kenapa dia harus pergi?

Pertama kali kedatangannya ke sekolah, gue masih ingat saat itu gue baru balik dari Ruang BP dengan kemarahan yang masih memuncak. Jangan kira anak IPA tidak bisa masuk Ruang BP ya. Kayak nasi, ruangan itu sudah menjadi makanan gue sehari-hari. Dan, dia berjalan sambil celingak-celinguk mengamati setiap ruangan yang ia temui. Disinilah kita tidak sengaja saling bertabrakkan.

"Oh maaf," ucapnya enteng. Aku jadi meluapkan kemarahanku padanya. "Lo, punya mata, nggak?!" bentakku, padanya.

"Ya punyalah. Ada dua, indah lagi. Lihat aja, bulu mataku lentik, kan?!"

"Dasar cewe aneh! Kepedean banget lo! Minggir!" Gue langsung pergi.

Tiba-tiba malamnya, entah darimana dia tahu alamat gue. Nyokab gue yang bukain pintu dan mempersilahkannya masuk. Dia ngaku sebagai temen gue yang ingin belajar bareng.

Setelah memastikan Nyokab gue tidak ada di ruang tamu barulah gue bicara. "Ngapain lo disini?"

"Belajar bareng."

"Nggak tahu malu lo?!"

"Tahu, yang nggak tahu itu PR aku yang ini." Dia membuka buku tulis dengan sepuluh soal Kimia dalam catatannya.

Gue mengernyitkan kening. "Terus?"

"Waktu istirahat, aku coba cari tahu. Siapa siswa pinter di sekolah baruku itu. Katanya anak IPA-A itu kalangan yang paling pinter, terus banyak yang bilang itu kalau kamu yang paling berprestasi. Ya uda, aku cari tahu alamat kamu, terus kesini deh. Minta ajarin, boleh?"

Berprestasi keluar masuk ruang BP, maksudnya?

"Ck!" Gue berdecak. "Enak banget lo ngomong minta ajarin. Sadar diri dikit, siapa lo minta ajarin ke gue?"

"Temen kamu."

"Baru ketemu tadi pagi aja sok ngaku-ngaku temen."

"Kalau ngaku pacar, boleh?"

"Lo tahu pintu, kan? Keluar!"

Lalu keesokkan harinya, ketika istirahat tiba.

"Ayolah, bantu aku pacar." Gue kaget. Dia nyamperin ke kelas. Temen-temen sekelas gue langsung berhambur keluar dari kelas tanpa tersisa. Mereka tak ingin menganggu bukan karena menghormati gue yang dikira sudah punya pacar, tapi karena tentu mereka takut sama gue jika marah karena untuk pertama kalinya ada cewe yang berani banget nyebut gue sebagai pacar.

Ide gue muncul.

Gue menarik tangannya lalu tubuhnya kusandarkan ke dinding. Sontak dia terkejut. Tubuhku semakin kudekatkan pada tubuhnya, begitupun dengan wajahku semakin mendekat ke wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Jangan salah sangka, gue bukan ingin menciumnya, hanya mendekat pada telinganya lalu berbisik, "Lo akan menyesal jika berurusan dengan gue. Lo belum pernah masuk guru BP, kan?" Lalu menatapnya kembali, menunjukkan senyuman seringaiku. Gue nggak hanya pinter di sekolah, tapi pinter masuk ruang BP dan melibatkan siswa lain juga. Gue biasa saja jika diberi hukuman atau skors, tapi yang lain tidak.

Prompt of Madelief (Kumcer Remaja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang