Ps: jangan kaget baca ending ini.
Liburan kali ini, Chaeyoung dibebaskan untuk menentukan pilihan.
Betapa senangnya hati seorang Jeon Chaeyoung.
Dan untuk liburan kali ini, ia memutuskan untuk berlibur ke negara kesukaannya, yakni Jepang. Tidak tahu apa alasannya, Chaeyoung adalah seorang gadis yang sangat-sangat menggemari negara Jepang. Mulai dari adat-istiadat, kebiasaan, cara berpakaian dan berbahasa-pun, Chaeyoung sangat mengikuti Jepang. Hingga Jungkook heran kenapa anak gadisnya menyukai Jepang, sedangkan dari keluarganya, tidak ada satupun yang memiliki darah Jepang.
Oh, Jimin juga diajaknya untuk berlibur ke Jepang dan ini membuat Jungkook sangat kesal. Untung saja Chaeyoung itu anaknya. Kalau bukan? Rasanya Jungkook ingin membuangnya.
"Sayang, pelan-pelan." Jungkook memperingati dan mengiringi Chaeyoung yang berjalan dengan begitu tergesah-gesah bagaikan anak kampung yang pertama kali memasuki mall. Dan untuk sekarang, Jimin tidak ikut karena Jungkook memberikan waktu sendiri untuk Jimin dalam arti, Jungkook menyindir Jimin agar tidak mengganggu acara family time-nya.
Sedangkan Rose masih menikmati jalan santainya di belakang Jungkook dan Chaeyoung. Entah kenapa, rasanya Rose ingin sekali membeli pernak-pernik gambar tupai dan kelinci yang tergantung di etalase. Aneh sekali. Seumur-umur dia hidup, baru kali ii ia melihat ada yang menjual gantungan kunci dengan gambar kelinci tinggi yang merangkul si tupai pendek.
Namun ia tidak jadi membeli gantungan kunci itu karena Jungkook menarik tangannya begitu kuat, padahal dirinya sedang menggendong Chaeyoung.
"Ahjussi, aku ingin membeli gantungan kunci itu. Itu lucu sekali. Aku suka," ujarnya yang masih setia menatap gantungan kunci yang semakin lama semakin mejauh dari pandangannya.
Jungkook menghela napasnya pelan. Entah bagaimana caranya membuat Rose melepas sifat kekanakan dan manjanya yang masih begitu kental. Baiklah, Rose sudah dewasa, hanya sedikit. Sifat kekanakannya lebih mendominasi. Jungkook jadi bergumam bingung, sebenarnya Rose ini anaknya atau istrinya?
"Tidak usah beli yang aneh-aneh." Jungkook sedikit kesal mengucapkannya.
"Aneh apanya? Itu lucu! Aku suka, ahjussi." Rose tiba-tiba menghentikan langkah mereka, lalu berlari cepat ke arah gantungan kunci. Dan Jungkook-pun mau tak mau harus mengikuti wanita bersurai emas itu.
"Pa, kenapa Mama itu seperti anak kecil?" Chaeyoung yang berada dalam gendongan Jungkook terkekeh.
Jungkook ikut terkekeh paksa, namun pandangannya tidak lepas dari sang istri.
"Nona, berapakah harga gantungan kunci ini?" tanya Rose dalam aksen dan bahasa Jepangnya. Huh, untung saja waktu sekolah, Rose ditekan untuk mnegerti bahasa Jepang. Tidak sia-sia ilmunya.
Setelah selesai membeli gantungan kunci itu, mereka berencana untuk melanjutkan perjalanan untuk pergi ke monumen-monumen bersejarah di Jepang. Hanya saja semuanya dibatalkan karena Chaeyoung dan Rose kompak untuk menolak. Keduanya tidak suka yang namanya sejarah. Terutama Rose. Alhasil, mereka pergi ke tempat makanan pinggiran yang ada di Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Fanfiction[Sequel AHJUSSI] "Denyut jantungku akan selalu bekerja jika keluarga kecilku masih tetap bertahan." Kalimat itulah yang menjadi penguat bagi Rose ketika benteng pertahannya mulai menggoyah karena badai yang menerpa.[]