Wahai raja rimba dengan tahtanya
Bergerak bagai kerbau dicocok hidungnya
Bersila diatas temaram purnama
Berayun diatas asmara dosa
Wahai raja udang dengan bahtiarnya
Terbang dengan permata di sayapnya
Melesat dengan emas diantara belantara
Menukik langit dengan paruh tajamnya
Wahai raja muda dengan ketenarannya
Kau hidup dibawah wajah menawanmu
Kau bergantung pada kuda putihmu
Menuntut kuasa pada pedang emas yg kau bawa
Wahai raja raja sekalian
Bergantunglah kalian pada kuasa
Bersandarlah kalian pada kedudukan
Hingga lupa siapa yang kalian sandari
Hingga lupa siapa yg kaliam kuasai
Tanpa sadar membunuh diri sendiri
Tanpa sadar mencelakai diri sendiri
Saat kalian lupa
Ketika kalian terlena
Kami akan maju
Sebagai penegak demokrasi baru
Membongkar tirani
Menyibak kendali
Kami disini membuka luruh
Membununuh luruh
Kali ini akan ku peringatkan
Ingin ku ultimatumkan
Pemuda ada di ujung kemarahan
Api melesak dari bola matanya
Petir keluar dari kata katanya
Kali ini
Sekali lagi
Ingin ku tunjukan
PEMUDA DAN KUASANYA
Karya ini terinspirasi sama salah satu teman saya yang namanya fitria. Dia yang menyadarkan betapa pentingnya peran pemuda pada saya. 6 Oktober 2019 organisasi yg dia ikuti mengadakan sebuah acara di Solo untuk menggalang dana bantuan pemadaman kebakaran. H-1 saya bilang ingin datang namun nyatanya saya tidak bisa. Sebagai ucapan maaf, saya membuat karya ini untuk kawan saya tercinta
Salam hangat buat seluruh pemuda, jangan lupa untuk terus berkarya 🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Bercinta dengan Kata
PoetryCerpen dan Puisi singkat, entah tentang kamu cintaku, atau tentang perjuanganku untuk negriku. . . 'Aku berharap cintamu takan berakhir begitu saja layaknya fatamorgana belaka' . . 'Salam manis untuk negriku, negri dengan peluh mengering' . . . Unt...
