hana.

15 4 0
                                    

Kim Namjoon pov.
.
.
.
.
.
KRING KRING KRING!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Segera kumatikan alarm brengsek itu. Sial, hari ini hari pertama bekerja di perusahaan itu. Malas sekali.

Apakah hari ini aku akan mandi?
Mungkin tidak. Aku tidak memiliki hasrat untuk mandi sekarang.

Tetapi, masa mau kerja dengan bau air liur seperti ini? Tentu tidak sopan dihadapan bos baruku.

"Yaa,Kim Namjoon. Apakah kamu akan selalu seperti itu? Kau sudah bukan bayi lagi sekarang."

Kakak laki laki ku, Xiumin-hyung, begitulah aku memanggil nya sekarang.

"Nee, aku akan bangun sekarang."

"Segera turun, aku telah menyiapkan sarapan untukmu."

Dengan malas, aku pergi ke kamar mandi dan mandi disana.
Kalian pikir aku mau apa? Makan dikamar mandi? Tentu saja tidak.

Skip mandi, nanti pada sange lagi lu🌚

Aku segera memakai jas baru yang masih berbau toko itu. Eomma ku lupa mencucinya, hingga masih terasa kaku seperti memakai alumunium foil ditubuh ku.

Segera kuambil dasi bekas mendiang Appa ku dikamar Eomma.

"Namjoon, kau sudah besar sekarang." Kata Eomma sembari membenahi dasi ku.

"Yaa Eomma, jangan perlakukan aku seperti anak kecil lagi yang suka makan eskrim."

"Walaupun begitu, kau tetap saja anak bungsu ku yang manis."

Kutatap wajahnya. Terlihat rambutnya sudah mulai memutih, di wajahnya sudah terdapat kerutan halus yang biasa dibilang keriput. Tenang Eomma, setelah gajian aku pasti membelikan mu pewarna rambut dan krim wajah termahal untuk mu.

Si Namjoon bukannya terharu malah mau beliin cat rambut sama krim. Yaudahlah suka suka cogan :".

Aku segera turun kebawah sambil menggandeng tangan Eomma.

"Kemana saja kau? Mandi atau..?🌚"
Bodohnya hyung ku. Sudah tau ada Eomma!

"Bodooooohhhhh! Ada Eomma!"
Bisikku sambil melotot kearahnya. Dia hanya cekikikan tidak jelas.

"Sudahlah, ayo segera sarapan." Kata hyung sambil menyiapkan kursi untuk Eomma.

Bau oregano dan ayam panggang. Ah, aku rindu Appa. Ini masakan kesukaan beliau.
Xiumin-hyung suka sekali membuat ku merindukan Appa.

"Kau semakin pintar memasak Kim Min Seok."
Kata Eomma sambil mencium pucuk kepala hyung.

"Aah, gomawo yoo Eomma."

Aku segera duduk dan melahap masakan yang telah dibuat oleh hyung.

"Ekhem."

Xiumin-hyung berdehem. Seakan mengingatkan ku sesuatu. Aku langsung tersedak. Ah, aku sudah lupa.

"Seperti anak kecil saja, padahal sudah besar seperti jerapah sekarang."

"Apa-apaan sih Hyung, aku kan sudah lupa kebiasaan kita semenjak Appa meninggal."

"Itu kan sudah menjadi tradisi setiap hari kita,Namjoon. Dasar dari kecil kamu suka sekali melupakan hal-hal kecil."

Eomma kembali mengacak-acak rambutku.
Seakan-akan aku masih anak kecilnya yang suka sekali digendong oleh hyung ku.

"Yaak Eomma! Berhentilah mengaggap ku anak kecil lagi."

"Hahaha, sudahlah. Ayo segera sarapan."

Skip sarapan.

Aku segera menyalakan mobil ku. Kulihat Eomma dan Hyung melambaikan tangan kepadaku.

Aku tersenyum,aku bahagia memiliki mereka.

"Hati-hati! Jangan lupa berdoa sebelum memulai pekerjaan mu sayang!"

"Tenang saja Eomma, aku akan membahagiakan mu!"

Kim Namjoon pov end.
.
.
.
.
.
.
.

Author pov.

Sesampainya di kantor, Namjoon segera memarkir mobilnya di parkiran khusus karyawan.

Dilihatnya dari atas sampai bawah kantor itu, lalu tersenyum puas.

Syukurlah aku mendapatkan perusahaan yang terkemuka di Seoul ini. Pasti gajiku akan sangat besar.

Namjoon menghela napas panjang. Lalu dengan semangat 69, dia memasuki kantor barunya sambil berkata;

"Selamat datang hari baru, semoga aku dapat bekerjasama dengan hari baru ini."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HUWA GAESSS AKU TERHURAAAAA!:" AKHIRNYA GUA DAPAT NYELESAIN PART 1 INI DENGAN HAQIQI YE KAN!
VOMENT NYA JANGAN LUPA,INGAT? AKU BENCI DARK READERS 😻✊👊

candu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang