+
"Echan, nitip air gue dong di kelas!" ujar Fiera yang baru saja menepuk pelan pundak Haechan.
"Ongkir yak?"
"Pelit banget buset, latihan jadi abang grab apa gimana,"
"Woi! Pacaran aja!" seru Minju yang tiba-tiba datang langsung menepuk paha Fiera.
"Gila ya lo?" sahut Chaeyeon.
"Ga kenal suer." ujar Fiera dengan wajah datarnya.
Haechan yang tadinya sibuk berbincang dengan Fiera kini telah berada di tangga menuju koridor lantai atas. Sekarang tinggal Chaeyeon, Minju dan Fiera yang lengkap dengan seragam olahraga berkeringat.
"Woi manusia!"
Pekikan dari atas membuat mereka menoleh.
Fiera hampir tertegun karena yang berteriak adalah Jaemin. Sungguh, wajah Jaemin dari bawah terlihat lebih teduh baginya.
"Napa?" teriak Chaeyeon balik.
"Ini minum siapa woi?"
"Eh, minum lo Ra?" tepuk Minju.
"Hah? Iya, eh iya minum gue."
Minju menunjuk Fiera, "Botolnya Fiera, Jaem!"
"Siapa? Fara?"
Fiera ingin terkekeh namun juga ingin menangis. Jika kalian ingin percaya saja, Jaemin tak pernah dekat dengan Fiera. Tidak pernah. Fiera sempat bersyukur akan hal ini, karena ia tak perlu mengontrol jantungnya berlebihan.
"Minum gue! Kenapa?"
"Minta dooong," teriaknya.
Fiera spontan menoleh kearah Chaeyeon dan Minju, "Ambil aja!"
"Sip! Thanks, Ra!"
Mereka bertiga berbalik badan setelah kalimat terakhir dari Jaemin itu.
"Lah, lo minum apaan dong?"
Fiera menyerobot air mineral ditangan Chaeyeon, "Bagi dong, Chae."
Chaeyeon hanya tersenyum. Minju malah mengernyit. "Kenapa sih?" itu yang di benaknya.
"Chaewon mana?"
Chaeyeon dan Fiera serempak menggeleng.
"Pada kenapa sih lo pada?" tanya Minju lagi.Chaeyeon dan Fiera serempak lagi tertawa. Membuat Minju makin heran.
"Pada gila apa gimana sih," Minju beranjak meninggalkan Fiera dan Chaeyeon.
Setelah merasa Minju telah jauh, mereka benar-benar tertawa.
"Kita kenapa sih?" celetuk Chaeyeon.
Fiera menggeleng, ia mengusap matanya. Setelah itu menarik tangan Chaeyeon untuk meninggalkan bangku.
"Paham gue. Abis ngobrol sama Jaem, langsung jadi ga waras gini,"
"Ah lo ga paham, Chae. Asli."
+
Minju menyodorkan kaca milik Fiera itu ke Chaewon setelah sebelumnya bel pulang berbunyi. Bukan hanya mereka, melainkan semuanya membereskan barang-barang mereka.
Bu Resti keluar dari kelas, diikuti ramainya siswa-siswi yang berlarian keluar kelas. Fiera memilih terakhiran, bersamaan dengan Chaeyeon.
"Ngaca terooos!" sindir Chaewon.
Fiera terkekeh, "Ngaca bego, biar tau diri!" sambungnya.
Mereka berempat tak perlu desak-desakkan untuk keluar kelas. Plong.
Minju sibuk bercerita, ia jalan mundur keluar kelas. Tiba saja muncul ide diotak Chaewon. Ia dengan sengaja sedikit mendorong Minju saat gadis itu akan memperbaiki arah jalannya.
Dengan tak sengaja, Minju mengenai tubuh Jaemin yang kebetulan melewati kelas mereka.
Chaeyeon malah spontan menutup mata Fiera. Gadis itu berceloteh.
"Eh Jaem, maaf! Gue didorong Chaewon nih," ujar Minju sembari merapikan rambutnya.
Jaemin ketawa, "Santuy ae, ntar Chaewonnya yang gue dorong ampe mental ke Papua."
Minju tertawa, begitu pula Jaemin. Chaewon memberi wajah masamnya. Sedangkan Fiera dan Chaeyeon memajukan langkah mereka.
"Apeni apenii?" seru Chaeyeon melengkapi koridor lantai tiga ini.
"Ape?"
"Eh Fiera," sahut Jeno dari belakang mereka.
Fiera menoleh, "Napa?" ketusnya.
"Kagak anjir, jutek bener."
Jaemin merangkul Jeno, "Biasanya yang kayak gitu malah salting, Jen. Deketin ae terus, sapa tau meleleh."
Fiera spontan tertoleh ke Jaemin setelah mendengar itu.
"Anjing! Gue saltingnya sama lo bangsat!"
Kalimat penyiksa yang hanya bisa Fiera ucapkan dalam hati.
+
KAMU SEDANG MEMBACA
Koridor || Na Jaemin
Teen FictionTentang koridor sekolah yang menjadi tempatku tersenyum sambil menatap mu dari kejauhan. @parkmaysh with @jaeminNoonaa 2019