Indah Nabila Azelia.
Gadis itu kini tengah berada di balkon kamar nya. Ia sedang menatap Bintang Bintang yang ada di langit dengan tatapan sendu. Kali ini, ia sedang merindukan seseorang. Seseorang yang dulu pernah mengisi hati indah."Indah kangen"lirih indah.
Ia berbalik dan memasuki kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Indah kembali ke balkon kamarnya dengan sebuah kalung yang di genggamnya.
Ia menatap kalung itu dengan tatapan nanar serta kecewa.
Kalung itu. Kebahagiaan terbesar indah. Dan juga kekecewaan terdalam indah.
Kalung itu pemberian dari seseorang yang sangat ia cintai.
Tapi, orang yang memberi kalung inilah yang membuat Cinta indah hilang untuk nya.
Indah menggenggam kalung itu dengan erat. Iya menghela napas,lalu memejamkan matanya. Indah melempar kalung itu. Ia sudah tak peduli kemana kalung itu akan mendarat. Yang ia ingin hanya satu, kalung itu tak akan pernah kembali lagi.
Tanpa ia sadari, buliran buliran air mata jatuh membasahi pipi mulus indah.
Indah menjatuhkan dirinya SMA jadi duduk agak sedikit berjongkok.
Ia menangis di antara kedua lipatan tangan nya di kedua kakinya. Dan setelah itu, ia memejamkan matanya dan hanyut ke alam mimpi.
➡⬅➡⬅
Tepukan lembut dan pelan terasa di pipi mulus indah.
"Ndah,bangun. Oyy!!"dafa berusaha membangunkan indah.
"Engghhh. Lima menit please"
PLAKKK
Dafa kini membangun kan indah tidak dengan cara yang pertama,melainkan dengan sebuah tamparan. Tidak terlalu keras,namun itu sangat sangat mebuat indah kesal.
Indah merubah posisinya menjadi duduk.
"Kok,abang nampar indah sih?!!"kesal indah dengan mengerucutkan bibirnya.
Dafa terkekeh geli, lalu mengusap rambut indah dengan lembut.
"Maaf,lagian lo di bangunin nya susah benget.yaudah terpaksa gue nampar lo. Cepetan mandi!!gue gak mau telat cuma gara gara lo!!"
Indah menghela nafas pasrah.
"Iya iya"
➡⬅➡⬅
"Indah ama bang dapa berangkat dulu ya mah"ucap indah sambil memyalimi tangan mamahnya.
"Iya, hati hati"ucap mamah indah.
Indah dan dafa pun berjalan menuju garasi.
Sesampainya di garasi, indah dan dafa pun menaiki mobil mereka, dan dafa yang menyetir.
Dafa yang sedang menyetir menoleh sebentar ke arah indah yang sedang mengotak atik ponselnya.
"Ndah"panggil dafa.
"Hm"
"Lo..udah punya pacar?"tanya dafa tiba tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halu
Художественная прозаRealita Tak Semanis Ekspetasi. Ekspetasi Tak Sesuai Realita. Bagaimana jika tiba tiba Ekspetasi Itu menjadi Realita? Kita tidak tahu. Tuhan pasti sudah merencanakan nya.