1 🐍🐊

118K 2.6K 133
                                    

Mohon maaf atas pergantian judul ya... jadi Psikopat Love aku ganti jadi Marrige Express. Alasannya karena aku gak bisa munculin jiwa saiko Andreas. So, semoga kalian suka dengan pergantian judulnya ya... dan maaf... aku belum periksa ulang. Jadi maafken kalau typo. Heheheh....

Publish Ulang dengan judul Marrige Express...
Bandar Lampung 28 Januari 2020

Disebuah club malam elit di kota Jakarta, seorang laki-laki menatap kearah wanita-wanita yang meliuk-liukkan badannya dan menerima uang yang di berikan oleh para lelaki yang haus belaian. Matanya fokus kedepan dan sesekali menegak minumannya dan juga menghisap rokoknya.

Dia mengamati wanita-wanita itu. Tak ada satu pun wanita yang membuatnya ingin membawa ke ranjangnya. Entahlah, dia merasa bosan dengan para wanita-wanita itu. Dia membutuhkan wanita baru untuk mewujudkan fantasi liarnya.

Suara gaduh di pintu masuk membuatnya mengalihkan pandangannya dan melihat beberapa preman dengan tubuh besarnya menarik seorang wanita mungil yang sepertinya masih berusia belasan tahun. Entah kenapa pria itu tak suka melihat cara para preman itu menarik gadis belia itu.

"Daniel, siapa dia?" Tanyanya pada bodyguardnya yang sedari tadi hanya diam berdiri.

"Saya akan mencari taunya tuan." Ucapnya dan dia pun menundukkan kepalanya setelah itu dia pun pergi untuk mencari tau wanita itu.

Sementara bodyguardnya mencari tau, dia kembali menikmati hisapan rokok dan minumannya sambil terus mencari wanita yang akan dia bawa ke ranjang. Sudah satu minggu dia tidak melepaskan pitonnya kedalam sarang hangat yang akan memuaskan pitonnya.

****

"Lepaskan, lepaskan saya. Saya mohon... Lepaskan saya." Ucap seorang wanita yang terus di seret masuk kedalam club malam.

"Diam!" Bentak orang yang menyeretnya masuk.

"Tolong, lepaskan saya. Saya janji akan membayar hutang-hutang ayah dan kakak-kakak saya." Ucapnya memohon dan terus meronta.

Dua orang yang menyeretnya tak memperdulikan ucapan wanita itu. Wanita itu terus memohon dengan derai air matanya, sampai akhirnya mereka sudah masuk di salah satu ruangan.

"Permisi nyonya, ini anak si Dani yang dia janjikan pada nyonya."

Wanita yang di panggil nyonya itu melihat wanita di hadapannya yang penampilannya berantakan.

"Lumayan." Ucapnya dan dia melihat ke arah dua orang itu.

"Bawa dia untuk berdandan. Dan jangan sampai dia kabur." Ucapnya pada dua orang yang tadi menyeret wanita yang memohon untuk di lepaskan.

"Nyonya, saya mohon. Kasih saya waktu. Saya akan melunasi hutang ayah dan kakak-kakak saya. Saya mohon, kasih saya waktu nyonya."

"Waktu kamu bilang?" Tayanya dengan nada mencemooh.

"Mau berapa lama lagi. Saya sudah baik hati mengulur waktu, hingga satu tahun lamanya. Waktu apa lagi yang mau kamu minta hah!" Serunya menatap marah pada wanita yang kini bergetar ketakutan.

"Saya mohon nyonya... Saya mohon.. saya tidak mau menjual tubuh saya."

"Cih. Tak usah munafik kamu!" Seru wanita itu berdecih kesal.

"Saya mohon nyonya." Ucap wanita itu dan bersujud di bawah kaki orang yang di panggil nyonya itu.

"Bawa dia, dan ganti pakaiannya juga dandani dia!" Seru wanita itu tanpa perduli pada wanita yang bersujud di kakinya.

"Anda perempuan seperti apa? Sampai sedikit pun anda tidak punya hati!" Tanya wanita itu yang entah kenapa dia berani berucap seperti itu.

"Hati kau bilang? Hahahaha... Apa kamu sedang bercanda dengan saya?! Di dunia ini nomor satu adalah uang. Hati bisa di beli degan uang, jadi jangan bicara tentang hati. Karena uang di atas segala-galanya!" Ucapnya tegas dengan nada mencemooh.

"Bawa dia!" Ucap wanita itu lagi pada dua pria berbadan besar.

***

"Bagaimana?" Tanya laki-laki tadi pada Daniel.

"Dari informasi yang saya dapat, wanita itu masih berusia 19 tahun. Dia di bawa ke sini sebagai pembayaran hutang kakak dan ayahnya."

"Dia di jual maksud mu?"

"Iya tuan."

"Selain itu?"

"Hanya itu info yang saya dapatkan tuan."

"Apa dia masih perawan?"

"Saya tidak tau tuan, maaf."ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Aku menginginkannya."

"Baik tuan."

"Cari tau semua informasi tentangnya."

"Baik tuan. Kalau begitu, saya permisi." Ucap Daniel menunduk hormat dan langsung pamit pergi untuk memesankan wanita yang di inginkan bosnya.

"Humm..." gumamnya

Setelah Daniel pergi, lelaki itu kembali menyesap minumannya.

***

"Dandani dia yang cantik, ada orang yang sudah memesannya." Ucap wanita yang tadi di panggil nyonya.

Orang yang disuruh untuk mendandani wanita yang tadi di seret oleh dua orang berbadan kekar. Wanita yang diseret itu hanya terus menolak seorang wanita yang akan mendandaninya.

Nyonya itu berjalan mendekat dan menarik kuat rambut wanita yang diseret tadi.

"Dengar, jangan sok suci kamu! Kamu tidak bisa mendapatkan uang banyak jika kamu sendiri hanya seorang pelayan restoran kecil. Hutang ayah mu dan kakak mu itu banyak, jadi jangan banyak tingkah kamu!" Seru wanita itu dan melepaskan jambakannya dari kepala wanita itu dengan kasar. Nyonya itu pun pergi meninggalkan ruangan itu.

Wanita itu mencoba meredam isak tangisnya. Sungguh, dia tidak ingin menjual tubuhnya hanya untuk membayar hutang. Tapi memberontak pun tak mampu dia lakukan. Ayah dan kakak-kakak lakinya yang seharusnya melindunginya, malah mendorongnya ke tempat terkutuk seperti ini.

"Tangis mu tak akan mengubah semuanya. Jadi, berhentilah menangis." Ucap wanita yang membantu wanita itu berdandan.

"Aku dengar laki-laki yang memesan mu adalah lelaki kaya. Coba saja kau puaskan dia, siapa tau dia ketagihan dengan mu sehingga kamu bisa memintanya membawa mu keluar dari tempat ini. Melayani satu lelaki lebih baik dari pada banyak lelaki kan?" Ucap wanita itu membuat si wanita yang dari tadi menangis menatapnya.

"Aku Rani." Ucap wanita itu.

"Kau?" Lanjutnya bertanya dengan senyumannya.

"Afikah" Ucap wanita itu.

"Humm... Jadi Afikah, berhentilah menangis. Karena semua tak ada gunanya. Dunia itu kejam, jadi jika kamu masih ingin hidup lebih lama kamu harus bisa melawan ke kejaman dunia. Jadi, berhentilah menangis." Ucapnya degan senyumannya.

"Tapi apa aku harus memberikan tubuh ku?"

"Mungkin, karena hanya ada satu jalan saat ini yang harus kamu lakukan."

Afikaj mendesah dan setelah dia sudah selesai di dandani, dua orang yang tadi menyeretnya kembali membawanya dengan kasar. Kali ini Afikah hanya mampu diam tak memberontak.

"Tunggu di sini!" Ucap salah satu orang berbadan kekar dengan tegas.

Afikah duduk di tepi ranjang, dan beberapa kali dia menarik dressnya yang terus naik ke atas. Tak lama pintu terbuka dan seorang laki-laki degan kemeja lengan panjang yang di gulung sampi siku, serta dua kancing teratasnya sudah terlepas. Dia mengunci pintunya dan membuat degup jantung Afikah berdegup tak karuan.

Afikah memundurkan duduknya saat laki-laki itu semakin mendekat. Lelaki itu tersenyum sambil terus berjalan mendekati Afikah. Tubuh Afikah pun akhirnya menabrak sandaran tempat tidur, membuat laki-laki itu tersenyum dan kini dia duduk menghimpit Afikah.

"Kenapa mundur-mundur humm...?" Tanyanya sambil menyampirkan rambut Afikah ke belakang agar bisa melihat wajah Afikah.

"Afikah." Ucap lelaki itu sedikit terkejut.

Cut....

Marriage ExpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang