Prolog.

1K 69 5
                                    

     Suasana yang mencekam, hanya terdengar suara angin yang meniup dahan pepohonan dan geraman hewan buas.

Terlihat dua orang anak yang berbeda jenis kelamin, sedang meringkuk di tengah kerumunan hewan buas yang bertaring tajam dan sebagian sosok manusia bermata merah.

Anak perempuan yang lebih muda dari anak laki-laki itu sedang terbaring dengan tubuh yang berlumuran darah.

Sedangkan anak laki-laki tersebut hanya menangis sesegukan, melihat bagaimana saudari perempuannya terluka tak berdaya di depan matanya sendiri.

"Hiks.. Hiks.. Kayla bertahanlah." tangis anak laki-laki itu sambil memeluk tubuh sang adik.

"S-sam-pai-kan p-pesanku pa-da m-mom da-n d-dad ak-aku me-menyayangi kali-lian. S-selamat t-tinggal." ucap gadis tersebut yang tersendat-sendat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

"Tidak. Kau tidak boleh meninggalkan kami Kayla. Bangun Kayla!" teriak anak laki-laki tersebut dengan mengebu-ngebu.

Sambil memeluk sang adik, bocah laki-laki itu terisak dengan menundukan kepalanya seolah meratapai kepergian orang yang dia sayangi.

Namun, tangisan itu terhenti seketika saat mendengar salah satu makluk itu bersorak senang.

Anak laki-laki itu yang tadinya menangis. Kini, tubuhnya menegang dengan tatapan tajam yang tertuju ke arah segerombolan makhluk di hadapanya.

Dia tahu benar, mereka semua bukanlah makluk sembarangan atau pun manusia biasa. Mereka adalah manusia serigala tanpa pemimpin yang disebut rouge dan juga vampire.

Dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui jati diri mereka. Karena kedua orang tuanya adalah Alpha dan Luna di pack Greymoon.

"Kalian harus membayarnya." Ucap Anak berusia 10 tahun itu penuh penekanan dengan nafas yang memburu dan tangan terkepal kuat.

Namun, ucapan tersebut hanya dibalas dengan tawa menggelegar dari mereka.
Seolah hanya menganggap itu sebuah lelucon.

Seperkian detik suara tawa tersebut tak lagi terdengar. Mereka terkejut melihat perubahan bocah usia 10 tahun itu. Mata yang awalnya coklat kini menjadi merah terang.

.
.
.
Kretakk

Krakk

Takk..

Husshh.. Hushh.

Grrr..

Rrrroooaaarrgghhh!!

"L-Lycan! Dia Lycan generasi terakhir." ucap salah satu dari mereka dengan terbata-bata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...
..
..
.
.

Next?

Cerita baru, kalau bagus banyak yang tertarik ya dilanjutin.

Terimakasih jangan lupa vote🙏

SHE'S DESTINY LYCANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang