Suara langkah kaki memenuhi koridor sekolah yang sepi. Saat ini memang sudah waktunya jam pelajaran dimulai, tetapi gadis mungil itu masih berada di luar kelas. Bukan karena gadis itu datang terlambat, tetapi salah satu guru dan kepala sekolah terlalu lama menahannya. Ia merupakan murid baru disini, dengan wajah ditekuk ia pun berjalan menuju kelasnya.
Langkah gadis itu terhenti saat ia mendengar suara seperti ada yang tengah berkelahi di lorong kiri. Dengan penasaran gadis itu kembali mengeratkan genggaman tali tas punggungnya. Perlahan - lahan ia mendekat ke arah suara itu berada meskipun sudah berkali - kali ia menelan ludahnya sendiri dengan gugup, namun kaki kecilnya terus saja berjalan tanpa tahu apa yang akan terjadi padanya nanti.
"Dasar brengsek."
Suara umpatan kasar terdengar di gendang telinga gadis itu. ia menghentikan langkahnya dengan tubuh yang menegang.
"Apa kau bisu atau tuli. Aku sedang bicara denganmu, Idiot. " bentak laki-laki yang tidak dikenal.
"Ah, apa karena orang tuamu tidak mengajarkan sopan santun padamu?" ucapnya lagi.
"Tutup mulut kotormu! " terdengar suara yang berbeda, kali ini suara seraknya lebih tajam dari seseorang yang tadi.
Tanpa sadar tubuh gadis kecil itu sedikit gemetar mendengar nada dingin yang keluar dari suara asing tersebut.
Bugh
"Berani sekali kau, Sialan." ucap laki-laki tidak dikenal itu dengan kasar, ia menarik kerah baju orang yang dipukulnya beberapa detik yang lalu.
"Dengar kau hanya pecundang bodoh yang beruntung bisa masuk ke sekolah ini, pergi dari sekolah ini dengan tenang atau aku akan membuatmu menyusul adik tercintamu dengan tenang." ancam laki-laki tidak dikenal itu yang masih mencekik seseorang yang ia sebut pencundang.
Orang asing yang tengah berusaha menahan sakit dari cekikkan itu tiba-tiba mencengkram kuat tangan laki-laki di depan tubuhnya. Ia benci pada siapapun yang menyebut adiknya.
Bunyi kreek
disusul suara jeritan yang memilukan."What is a threat?"
Suara dingin laki-laki asing itu terdengar mengerikan bagi siapapun yang mendengarnya, tidak ada ekspresi penyesalan di wajahnya setelah mematahkan pergelangan tangan orang yang mengancamnya barusan.
Suasana semakin mencekam saat laki-laki asing itu berjalan mendekati orang yang meringkuk kesakitan dengan memegang tangan kanannya.
Ia terus maju, Saat tinggal selangkah lagi orang asing itu menggapai laki-laki di bawah kakinya. Namun, tiba-tiba ia berteriak kesakitan dengan menjambak rambutnya sendiri dengan kasar.
Ahhhkkkh..
Tidak sengaja sudut matanya melihat bayangan seseorang, Ia pun menolehkan wajahnya ke kanan.
Dan benar, seorang gadis pendek sedang menatap keduanya dengan badan yang bergetar karena ketakutan, ia juga menutup mulut dengan kedua tangannya agar tidak memekik saat menyaksikan hal mengerikan ini.
Bahkan kedua kaki gadis itu terasa sulit digerakkan saat melihat laki-laki asing itu berjalan mendekatinya dengan aura yang lebih tajam.
Laki-laki asing itu menubruk tubuh pendeknya dan memojokkannya ke dinding.
"Siapa?" dengan suara yang lebih berat dari sebelumnya, membuat gadis itu hampir terisak
.
Bersambung...
Maaf sebelumnya bagi yang sudah menunggu lama cerita ini. Dan Terima kasih bagi yang masih setia menunggu. sekedar info pemilik akun mengalami beberapa kendala. salah satunya hp dan akunnya terreset dan passwordnya terlupakan. :)
tapi Alhamdulillah, Akunnya masih bisa di pulihkan walau gak semuanya bisa kembali.oke nikmati ceritanya kalau feelnya kurang dapat mohon maaf ya🙏
chap 1 untuk salam pembuka setelah sekian lama hitaus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S DESTINY LYCAN
Hombres LoboCalla bergerak gelisah dipelukan Sean. "Lepaskan dulu. Baru Aku akan menjawab." "No." Sean semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Calla. "Aromamu manis, Boleh aku menggigitmu ?" tanya Sean sambil memiringkan wajahnya, ***** Banyak musuh yang men...