Kepalanya terasa berat jika kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu itu.
Sekarang, karena dirasa kaku serta lemas ditubuhnya berkurang Taehyung akhirnya mulai melangkah ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Bersiap untuk hadapi hal yang mungkin akan terjadi lebih dari sebelum-sebelumnya.
.
Kegiatan rutin di pagi hari Taehyung tak lepas dari sarapan bersama keluarga, tentunya.
Taehyung selesai menghabiskan sarapan paginya, lalu dengan segera beranjak dari kursi yang diduduki. Langkah kaki jenjangnya menuntunnya untuk sampai pada pintu keluar utama.
Sesaat setelah membuka pintu, Taehyung terhenyak dengan pandangan terkejut. Sebelum akhirnya raut wajahnya mulai terkontrol dengan baik.
"Jungkook," ujarnya pelan, namun mampu terdengar rungu si empunya nama.
Jungkook sendiri hanya menampilkan cengiran tampannya, lantas segera meraih tangan Taehyung untuk digenggam hangat.
"Sudah siap memulai aktifitas pagi, Sayang?" Jungkook berucap sembari tangannya tak henti memberi usapan lembut di pipi kekasihnya.
Taehyung mengangguk cepat, "Sudah, ayo cepat berangkat nanti telat." Setelahnya Taehyung cepat menaiki posisi bagian belakang motor Jungkook. Jungkook sendiri juga sudah siap di posisinya, detik berikutnya motor hitam metalik itu sudah melesat menjauhi pekarangan rumah Taehyung.
.
Sesampainya di Sekolah, Jungkook dengan cepat meraih tangan Taehyung untuk digenggamnya erat setelah sebelumnya sudah memarkirkan motor dengan benar.
Berbagai macam tatapan dilemparkan semua pasang mata yang melihat pada pasangan mencolok tersebut.
Langkah kaki Jungkook menapaki kerasnya lantai dengan begitu angkuh, seluruh aura dominannya seakan menguar dengan cepat memberi kesan tersendiri bagi yang melihatnya.
Sedangkan Taehyung melangkah dengan takut-takut, begitu pelan.
Langkah kaki keduanya akhirnya berhenti setelah mencapai kursi di kelasnya berada.
Sejak mereka berdua menjadi pasangan, Jungkook dan Taehyung menjadi duduk bersama. Bertukar tempat dengan Seungwoo yang sekarang telah pindah duduk di kursi Jungkook sebelumnya.
Hening menyapa, sebelum akhirnya Jungkook mulai berkata.
"Sayang, kemarikan ponselmu!" Ucap Jungkook pelan, Taehyung sendiri dengan ragu memberikan ponsel pintarnya untuk si kekasih.
Sibuk berkutat dengan ponsel Taehyung, Jungkook mulai mengeceki segala hal yang terdapat pada ponsel kesayangannya.
Awalnya dia merasa begitu senang karena Taehyung menuruti perintahnya untuk tak lagi berbalas pesan dengan semua temannya, kecuali keluarga tentunya.
Sampai beberapa saat kemudian raut wajah Jungkook berubah menegang, kerutan jelas terlihat di dahinya.
Menghela napas berat akhirnya Jungkook mulai menatap Taehyung dengan tajamnya.
Taehyung sendiri menelan ludah gugup.
"Siapa?!" Suaranya terkesan dingin. Menghantarkan aura cekam tersendiri bagi Taehyung.
Melirik takut-takut pada presensi si kekasih, pada akhirnya berakhir membuka mulutnya.
"Tidak ada," jawabnya terdengar ragu, membuat urat yang tadinya menyembul samar dari leher Jungkook menjadi begitu kentara terlihat.
"Kutanya sekali lagi, siapa?!" Nada suaranya terdengar sedikit menanjak, walaupun masih berada pada tahap aman.
Pergelangan tangan Taehyung, Jungkook cengkram dengan erat. Entah sadar atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boyfriend [KV]
Fanfiction"Aku lelah dengan semua ini" "kau hanya tidak terlalu mengerti keadaan" cerita ini sangat singkat, karena hanya sebuah cerita yang diikut sertakan dalam "KV Even" even nulis yang diadakan oleh akun Banana dan membernya.