Palang Kereta Api

3 0 0
                                    

Lelah. Sepulang selesai ujian kuliah, keadaan badan yang sedang tidak sehat memperparah. Ingin rasanya teleportasi langsung pulang ke rumah tanpa perlu berkendara menembus kemacetan Jogja yang kian padat merayap. Belok kiri setengah melingkar, ah pilih jalan ini sajalah karena nanti kalau lurus di depan toko yang jualan alat masak Rinnai itu pasti macet. Sial! Kereta lewat. Antri kendaraannya sudah panjang, mobilnya sudah banyak yang berhenti, tapi aku tetap dengan agak malas menelusup ke kiri dan ke kanan hingga berada di depan palang lajur kereta. Menikmati sejenak apa rupa para penumpang yang sedang melaju cepat - cepat melintasi atau akan berhenti di kota Jogja, aku tidak tahu jurusan apa yang aku tahu itu kereta eksekutif bisnis. Disalah satu gerbongnya ada rupa yang membuatku menulis ini, bayi dengan kepala masih plontos tertawa dan melambaikan tangannya dengan lucu sekali. Aku terhibur. Sesudah mereka melaju palang mulai dibuka lagi, aku menarik gas perlahan dan melaju pulang dalam kepala terbersit ingin berpergian juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari Kacamata RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang