Yatake Kouji.
Pekerjaannya sebagai content writer majalah musik terkadang mengharuskannya pergi keluar kota, apalagi kalau musisi yang akan dia tulis sedang melakuan tour keliling Jepang, sudah dipastikan dia akan sibuk keliling dan mengambil gambar, terkadang Yatake juga diminta untuk membantu membuat video clip untuk band-band yang baru debut dengan budget tak banyak. Skill editingnya bisa diperhitungkan. Tidak sia sia dia kuliah Jurusan Movie Major. Seminggu ini dia sibuk di lapangan meliput salah satu band yang sedang mengadakan tour keliling, belum lagi dia juga dimintai tolong untuk mengedit video band temannya yang rencananya akan debut bulan ini.
Hari itu Yatake tidak langsung pulang ke rumahnya, padahal sudah seminggu penuh dia tidak menjejakkan kakinya dirumah. Tetiba saja dia ingin mampir melihat ke cafe tempat Haruki berkerja. dia mellihat ponselnya dan membaca balasan pesan Haruki beberapa hari yang lalu, tidak ada yang aneh, tapi perasaannya tidak enak, dia merasa harus mengecheck keadaan Haruki saat ini juga. Terakhir kali mereka bertemu di cafe membahas Akihiko sejak itu nama Akihiko tidak pernah muncul di pesan Haruki. Bukan berarti Yatake ingin mendengar nama itu atau membahasnya, dia justru sangat tidak suka. Hanya saja, aneh rasanya setelah melihat penampilan Akihiko di kontes Haruki sama sekali tidak membahasnya sama sekali. Pasti telah terjadi sesuatu!
"Haruki, ice coffee satu yah"
Take langsung memesan begitu dia masuk seperti biasa.
"Ah、Take kun. Kau tidak tahu? Haruki libur hari ini, sudah tujuh hari tidak masuk, " sahut Yama san pemilik cafe ini.
" E ?! "
"Yama san, warui tidak jadi !" Ujar Yatake dan lansung bergegas pergi.
'Oi, Haruki ada apa sebenarnya'
'Tidak biasanya kau seperti ini'
Yatake bergegas menuju apartement Haruki-, perasaannya tidak enak. Temannya yang satu itu memang selalu menyembunyikan segalanya sendirian padahal dia payah sekali dalam berbohong. Yatake sudah merasakannya pada pesan-pesan yang diterimanya beberapa hari yang lalu. Pasti terjadi sesuatu dan dia yakin ini ada hubungannya dengan Akihiko tersebut. Sedari awal Yatake tidak pernah bisa akrab dengan berandalan itu. Namun, Sejak pertama kali Haruki menganalkan Akihiko pertama kali padanya, Yatake sudah dapat melihatnya dengan jelas. Bagaimana tatapan mata Haruki kepada Akihiko, bagaimana telinga Haruki memerah setiap Akihio menyebut namanya. Semuanya terlihat jelas bahwa sahabatnya itu sedang jatuh cinta namun sekaligus membuat lubang di hatinya. Awalnya dia mengira tidak akan sedalam itu perasaan Haruki tehadap Akihiko, pagi itu saat Haruki datang ke apartementnya dengan mata sembab. Saat itu Yatake tahu, pria ini telah patah hati.
Yatake tiba di depan apartement Haruki dan langsung memencet bel dengan tak sabaran. Pintu terbuka denga menampilkan sosok Haruki dengan piama tidurnya. Mukanya pucat sekali, berat badannya terlihat turun drastic, bahkan Yatake dapat melihat lekukan tulang belikat Haruki. Hanya seminggu dia tidak bertemu dengan Haruki dan keadaannya sudah kacau begini.
"Aaa, Take chan, Hisashiburi da ne, kuru nara nande iutte kurenai no?" ( Ah, Take Chan lama tak jumpa, kenapa tidak bilang kalau mau mampir)
'Oi, bukan begitu kan seharusnya,
Dengan keadaan seperti itu Haruki masih berusaha menyambutnya dengan ramah. Padahal terlihat jelas sekali dirinya sedang tidak baik.
"Ayo masuk,"
Yatake masuk, dia tidak berbicara sedikitpun. Sejujurnya dia tidak tahu harus bertanya darimana, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan namun yang lebih penting keadaan Haruki saat ini benar benar seperti mayat hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
春の話
FanfictionAkiharu, Given setting Given bubar secara baik baik, Mafuyu dan Uecchi tetap melanjutkan band mereka bersama dengan Hiragi dan kawan - kawan, sedangkan Akihiko fokus pada violin dan Haru fokus menyelesaikan s2-nya dengan sesekali menjadi bassist...