DUA

59 9 0
                                    

Typo bertebaran, harap maklum

Karena perkelahian tadi pagi, Rian dan Sean harus berakhir di ruang rektor. Ochi mendampingi Rian sementara Malvin dan Pierre menunggu di luar rektor. Rian memberikan alibinya kepada rektor besar, sementara Sean hanya duduk bersantai. Rektor tidak bisa memarahi Sean, dia anak dari pemilik kampus Golden Eagle, siapa saja yang berani memarahi Sean akan mendapat alamat buruk dari Pak Andrea, ayah Sean. Dalam hal itu Rian lah yang dianggap memulai pertengkaran tersebut, sebenarnya rektor besar tahu bahwa Sean lah yang memulai perkelahian ini karena hal sepele

"Mengapa kamu bertengkar dengan Sean, Rian?"tanya Pak Sudrajat

"Sean yang memukul saya lebih dulu pak."

"Apa benar Sean, kamu yang memukul duluan?"

"Gak kok Pa, dia yang mulai duluan."

"Itu gak benar Pa, saya dipukul duluan sama Sean."

"Sudah-sudah. Rian menurut bukti-bukti yang bapak dapatkan, kamulah yang bersalah dalam hal ini."

"Apa pak??"tanya Rian tak terima

"Yaa, karena hal itu saya hukum kamu. Kamu harus menulis kata saya minta maaf Sean lalu buat menjadi seperti name tag dan kamu pakai sampai pulang selama 3 hari. Mengerti kamu?"jelas Pak Sudrajat

"Ba..ba...ik Pak."jawab Rian terbata

Ochi ingin protes terhadap Pak Sudrajat, tetapi ia tidak bisa karena itu akan mempengaruhi nilainya. Maafkan aku ya Rian,aku tak bisa membantumu. Batin Ochi. Rian dan Ochi kembali ke kelas dalam keadaan murung, sementara Sean kembali dengan keadaan senang karena ia tidak dihukum. Setelah sampai di kelas, Rian segera melaksanakan hukuman yang ia dapat. Ia membuat kalung name tag saya minta maaf Sean dan segera menggunakannya

Melihat hal itu Sean tertawa lepas sambil memukul-mukul meja di depannya. Rian tertunduk malu, tangannya mulai mengepal marah, ingin sekali Rian menghajar Sean lagi. Tapi itu sama saja menambah hukuman baginya

***

Tiga hari sejak kejadian itu, hukuman yang diberikan kepada Rian sudah selesai. Itu membuat Rian senang, ia berjalan dengan muka tersenyum di sepanjang selasar koridor kampus menuju kelasnya. Sesampainya di kelas ia melihat Ochi yang sedang duduk bermain hp di meja nya. Setelah ia meletakkan tasnya ia langsung menuju ke meja Ochi

"Pagi Ochi.."sapa Rian

"Eh Rian, pagi juga"

"Ochi jangan main hp terus dong, gue punya cerita lucu nih."

"Apaan??"tanya Ochi penasaran

"Kemarin gue sama teman gue ke kantin pas bel istirahat terus teman gue beli es teh. Habis itu bel masuk berbunyi kan, nah dia makan tuh es batu dari es tehnya sampai dia ngomongnya gak jelas gitu. Terus kita ketemu Pak Sudrajat. Dia ngomong gak jelas di depan Pak Sudrajat, terus Pak Sudrajat bilang "kamu kenapa?bisu." Dia masih ngomong gak jelas sambil gerak-gerakin tangannya, ngasih isyarat gitu."jelas Rian

"Hahaha, temen Lo itu kok lucu banget sih. Ngomong gak jelas depan Pak Sudrajat."

"Hahaha. Iya benar, ngakak gue tau."jelas Rian sambil tertawa

Ochi dan Rian masih tertawa lepas selama beberapa menit ke depan hingga bel masuk berbunyi. Sean masuk dengan menendang pintu kelas, membuat semua orang terperanjat kaget. Jam pertama dimulai, pelajaran ekonomi. Semua murid mendengar dengan baik kecuali Sean yang duduk santai samb bermain hp di depan guru ekonomi. Kalian pasti tahu kenapa Sean tidak di marahi. Saat bel istirahat berbunyi, Rian pun mengajak Ochi ke kantin. Mereka membeli 2 gelas es teh dan 2 mangkuk bakso.

Ocean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang