TIGA

49 7 1
                                    

Typo terdeteksi?beritahu aku

Mendengar omongan yang keluar dari mulut Rian. Ochi tertegun kaget

"Emmm. Gimana ya?"

Kriinggg

Terdengar bunyi bel masuk yang membuyarkan percakapan antar Ochi dan Rian. Mereka berlari menuruni anak tangga dengan kecepatan sedang. Saat memijakkan kakinya di tangga terakhir Ochi terpeleset, Rian yang ada di belakang Ochi tak sempat meraih tangan Ochi

Happp...

Ada yang menangkap tubuh Ochi, tapi bukan Rian yang menangkapnya, melainkan Sean. Kebetulan ia sedang lewat di depan tangga saat Ochi terpeleset, dengan cekatan Sean menangkap Ochi yang hampir terjatuh dari tangga. Setelah membenarkan posisi tubuh mereka masing-masing, Ochi pun mengucapkan terimakasih kepada Sean

"Ma..ma..kasih ya Sean."ucap Ochi terbata

"Hem...."jawab Sean singkat yang sudah berjalan menuju kelas sambil menenggelamkan tangannya kedalam saku celananya.

Ochi mendengus kesal sambil berkacak pinggang. Dasar, emang orang gak punya otak dan hati, orang bilang makasih bukannya dijawab malah pergi. Batin Ochi.

"Chi ,Lo gak kenapa-kenapa kan?"tanya Rian cemas

"Gak apa-apa kok Yan."

"Syukur deh. Gue panik tau apa Lo kepeleset, makanya kalau lagi turun tangga jangan lari."

"Iya-iya, maaf udah bikin Lo khawatir."

"Ya sudah, lupakan saja. Ayo balik ke kelas."

"Yuk."jawab Ochi singkat

Pelajaran kedua, pelajaran sosial. Tidak membosankan, tetapi cukup rumit. Saat bel pulang berbunyi, salah satu tangan Ochi dipegang oleh seseorang. Jelas itu bukan Rian, karena Rian masih di mejanya untuk merapihkan bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Yang memegang tangan Ochi adalah Sean. Dia menarik tangan Ochi dengan keras sehingga Ochi hampir jatuh.

"Ikut gue!"perintah Sean

"Apaan sih."

"Udah ayo."

"Sean menarik lengan Ochi hingga ke parkiran kampus. Dia membawa Ochi ke mobilnya.

"Masuk."

"Iya."jawab Ochi lemas

Mobil Sean meninggalkan lapangan parkir kampus Golden Eagle. Dengan kecepatan sedang, mobil Sean melaju di jalanan ibukota. Hari ini jalanan ibukota tak terlalu ramai, sehingga mobil Sean masih bisa melaju dengan kecepatan sedang.

"Mau kemana sih?"tanya Ochi

"Cerewet."ucap Sean agak membentak

Ochi pun bungkam tak berbicara, takut Sean malah menjadi marah terhadap dia. Mobil Sean memasuki sebuah restoran mewah. Dia memarkir kan mobilnya di basement. Dia menarik tangan Ochi agar Ochi keluar dari mobil. Setelah masuk ke dalam restoran, Sean memilih meja paling ujung. Dia meletakkan 5 buku tebal yang ditumpuk di atas meja.

"Selain jadi tentor gue, Lo juga harus jadi asisten gue."jelas Sean

"Apa??"tanya Ochi kaget

"Tenang aja, masalah gaji aman. 4,5 juta per bulan."

"Hemmm, baiklah."jawab Ochi lemas

Ochi tahu jika ia menolak perintah Sean, dia akan mendapat amukan dari Sean. Jadi, daripada Ochi mendapat masalah lebih baik ia menerima perintah Sean. Lagi pula apa susahnya menjadi seorang tentor dan asisten dari seorang Sean Cruel Andrea

Ocean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang