rasanya kehilangan

32 6 0
                                    

Part 2
      Kau tau rasanya kehilangan seseorang yang kita sayangi? Itu lah rasa takut dan rasa sakit terbesarku.

Sampainya katrina dirumah, rasa lelah yg ada di sekolah masih terasa. Saat katrina ingin mandi, handphonenya memunculkan notifikasi whatApp dari nomor yang tidak di kenal
Keadaan kamu gimana? Cepet sembuh ya:) ~A
"A?" Katrina menaiki satu alisnya, dia bingung karna tak tahu seseorang yg message sore itu
"Paling cuma pengagum rahasia" jawabnya enteng
  Katrina hanya membaca pesan itu,kemudian mandi, mungkin katrina merasa risih karna hampir seharian dirinya tak mandi. Setelah mandi perutnya pun berbunyi drukk ia turun ke bawah untuk makan tapi sayang makanannya habis
"Bibi ada makanan gak?"
"Sudah tidak ada, non"
Bi titi adalah pembantu dirumah katrina, bi titi merawat katrina sejak kecil, dan ia di beri kepercayaan untuk memegang kendali rumah saat orang tua katrina tak ada.
"Yaudah deh bik, katrin beli makan di luar aja kalau gitu"
"Tapi kan non, ga dikasih keluar sama bunda dan ayah"
"Atau mau bibi buatkan nasi goreng?" Tambah bi titi
"Gausah bik, katrin beli di luar aja, biar bibi ga repot. Jangan bilang sama bunda dan ayah ya bik, kalau katrin keluar"
Wanita setengah baya itu hanya bisa menganggukkan kepalanya.
              
               ♡♡♡
Katrina berhenti di sebuah minimarket. Untuk hari ini nafsu makannya tidak ada, dia hanya membeli roti,camilan, dan yogurt kegemarannya.
"Roti udah,camilan udah,apa lagi ya?" Dan ia hampir lupa dengan yogurt nya
"Astaga sampe lupa yogurt gue belum"
Katrina menuju ke lorong tempat yogurt dan sampai disana ia melihat ada cowok yang wajahnya tertutup masker, tanpa disengaja tangan katrina bersentuhan dengan tangan cowok itu.
"Eh maaf mas, saya cuma mau ngambil tangan... ehh maksudnya itu apa sih emm" muka Katrina seperti tomat karna salah tingkah ,Abi hanya terkekeh melihat tingkal konyol katrina
Aduh kenapa gue salting gini dah batin katrina
"Yauda kalo mbanya mau,ambil aja. Jugaan saya ga terlalu minat sama yogurtnya, cuma pengen coba aja rasanya kaya gimana" karna yogurt kegemarannya itu tinggal satu jadi ia menerima tawaran cowok itu
"Makasih ya, mas" saat katrina mengucapkan kalimat terimakasih dengan bersamaan cowok itu membuka masker yg dikenakan, reaksi katrina bukan main ia melihat cowok itu adalah Abi.
"Lo?" Wajah Katrina tak menyangka
"Kenapa? Gausah kaget gitu deh, biasain aja muka lo" senyuman miring yang Abi perlihatkan pada Katrina membuat batin katrina terasa aneh
Anjirr! Gue isi salah tingkah lagi di depan dia, mau taruh dimana nih muka gue~ batin Katrina
              ♡♡♡
Pagi ini katrina berniat menjenguk teman masa kecilnya di rumah sakit, katrina membeli novel dan buah- buahan segar. Setelah membeli novel dan buah buahan, ia segera menuju kerumah sakit
Katrina memasuki ruangan Vallery
"Permisi" mengetuk dan membuka pintu
" hai vall, keadaan kamu gimana?" Tanya Katrina
"Hai katrin, keadaanku tetap seperti ini. Kamu jarang menjengukku akhir- akhir ini, kamu sibuk ya?" Nada vallery terdengar lemas tetapi ia masih tetap tersenyum untuk menutupi rasa sakitnya
"Aku minta maaf ya vall, karna jarang menjengukmu. Aku ga di bolehin keluar sama bunda dan ayah klo mereka ga ada di rumah" Katrina merasa sangat bersalah terhadap vallery
"Engga apa kok, trin" senyum pucat pasif yang di perlihatkan untuk katrina, membuat dada Katrina begitu sesak dan menjatuhkan air mata
"Ayah dan bunda sehatkan?" Tak ada jawaban yang vallery dapatkan dari Katrina. Katrina menghadapkan wajahnya ke arah pintu dan membelakangi vallery
"Trin, kamu kenapa?" tanya vallery heran
"Vall, aku mau nanya boleh ga?" Berusaha menahan tangis
"Kok kamu bisa kuat ngehadepin penyakit ini?" Tambah katrina
"Kalo aku ga kuat, penyakit ini bakal kalahin aku,trin" menatap ke arah jendela yang terbuka
"Kalo aku jadi kamu mungkin sekarang udah ga kuat" jelas katrina
"Huss, jangan ngomong gitu, apapun yang kamu punya sekarang kamu harus bersyukur. Jarang ada orang seberuntung kamu, contohnya kaya aku. Aku pengen banget main hujan,ke sekolah, baca novel,jajan di kantin,keluar bareng temen- temen,kumpul sama keluarga, tapi apa? Aku terbaring lemah kan disini?  Aku tetep bersyukur trin, karna masih bisa di kasih hidup sampai saat ini"
Katrina langsung berlari memeluk vallery dan menangis
"Udah udah jangan nangis, trin. Di dunia ini kita ga tau yang namanya takdir" sambil mengelus memenangkan Katrina
"Aku cuma takut kehilangan, vall" mengusap sisa - sisa air mata
"Meskipun orang yang kamu sayang itu udah ga ada di dunia ini, tapi mereka masih ada disini ,dihati kamu"
Katrina tersenyum, ia masih bingung penyakit yang di derita temannya itu apa.
"Owh iya sampe lupa ini tadi aku beli novel dan buah - buahan buat kamu" mengeluarkan sebuah novel dan buah- buahan segar dari tas berwarna toscanya
"Wah makasi, trin. Makan buah bareng yuk, udah lama ga makan buah bareng. Terus sambil cerita - cerita gitu" jawab vallery riang
"Aku punya temen di sekolah namanya Reina, dia persis banget sama sifatmu, suka main hujan, suka makan bakso, suka baca novel pokoknya sama banget deh"
"Kapan kapan kenalin sama aku dong. Ohh iya Bay the way di sekolah itu ada cowok yang buat kamu tertarik?" Dengan tertawa usil
"Ada sih, dia itu kalau di deketin cuek banget, tapi kaya ngasih harapan"
"Owh ya? Deketin terus trin, biar sampe kepincut haha"
"Kamu masih inget temen masa kecil kita?" Tambah vallery
"Masih lah, dulu kita kan selalu ber 5. Kemana mana harus ber 5." 
"Denger denger revo,aldi, dian satu sekolah sama kamu ya?" Tanya vallery
"Iya satu sekolah  tapi beda jurusan vall, kita jarang ketemu. Emang kenapa?"
"Aku cuma minta kalian ada disini. Ini permintaan aku yang terakhir, setelah itu aku ga bakal minta lagi kok" mata berwarna  coklat vallery tergenang airmata
"Nanti aku cari mereka, biar bisa ngumpul bareng disini" katrina merasa gagal untuk disebut teman,
Ditengah obrolan mereka seorang dokter mengetuk pintu. Setiap hari vallery harus cek darah untuk mengetahui  kondisinya.
"Selamat siang vallery,gimana keadaannya? Tanya dokter dengan ramah
"Masih tetep kaya gini dok" senyum pucat pasif itu masih terlihat
"Vallery harus kuat ya, berdoa semoga cepat sembuh, saya permisi dulu"
Setelah memeriksa vallery, dokter meninggalkan  ruangan. Katrina pun mengikuti dokter untuk mencaritahu apa penyakit vallery
"Vall,aku keluar dulu ya,nanti aku balik lagi kok" nada terburu buru
"Jangan lama lama ya, trin" jawab vallery
Dokter yang sedang berjalan langkahnya dihentikan oleh teriakan katrina
"Dokter!!!"  tergesa gesa menghampiri dokter
"Iya bu ada apa ya?" Tanya dokter itu
Gue setua itu ya? Sampe di panggil ibu~batin katrina
"Saya mau tanya dok,sebenernya  vallery itu sakit apa sih?" Tanya Katrina
"Saya hanya ingin memberitahu, penyakit vallery adalah kanker otak stadium 3,kita melakukan semaksimalkan mungkin untuk kesembuhan vallery"
"Karna kami sudah berusaha semaksimal mungkin, dan tak ada hasil yang memuaskan untuk penyakit vallery" tambah dokter
Ekspresi katrina bercampuran, setelah sekian lama berteman ia baru mengetahui  penyakit yang di derita oleh vallery. Pembicaraan katrina dengan dokter pun selesai katrina segera menuju ke kamar vallery
"Habis ngapain di luar, trin?" Tanya vallery kebingungan
"Emm, tadi masih nanya dokter gimana  keadaan  kamu" wajah dan senyum ragu itu tak mendukung saat ini
"Aku udah bisa pulang kapan,trin?" Suara penuh harapan sangat terlihat di wajah vallery
"Kata dokter secepatnya, vall" menghela nafas berat
"Soalnya aku udah capek sama infus,selang di hidung dan makanan rumah sakit" keluh vallery
"Iya vall, aku tau kok gimana capeknya"
Katrina hanya bisa merenung dan merenung karna tak ada harapan untuk teman yang sudah di anggap saudara baginya, terkecuali adanya keajaiban Tuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hate vs LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang