Suatu hari di bulan juli, bulan yang dimana ada seorang anak laki - laki yang sangat menikmati bulan tersebut karena itu adalah hari kelahirannya. Ketika itu dibawah terik matahari. Mahasiswa tingkat akhir yang mendapatkan tugasnya berupa KKM, dirancang untuk menyelesaikan persyaratan kelulusan mereka. Sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat atas apa yang mereka terima selama menjalani masa perkuliahan, karena sejatinya merekalah representatif dari masyarakat. Yang artinya mereka dari rakyat untuk rakyat.
Aku tak sengaja bertemu denganmu kala itu, waktu itu kamu, aku dan teman kita yang lainya sempat merasa malu. Hal ini wajar mengingat kita baru saja bertemu dengan berbagai macam wajah asing yang selama 3 tahun terakhir ini meski didalam kampus dan almamater yang samapun kita tidak saling mengenal. Ditambah dengan keadaanku yang tidak ikut aktif didalam kemahasiswaan. Waktu itu aku ingat sekali kamu begitu malu dan canggung untuk sekedar menyapa. Didalam keheningan itu aku memulai memberanikan diri untuk mengawali sebuah percakapan canggung itu, rasanya awal kali pertamapun sebenarnya aku merasa malu dan sulit untuk berkata tapi dengan keberanian diripun aku memulai kata-kata dengan sedikit terbata-bata. Seperti itulah pertemuan awal kita sebuah kejadian yang tak sengaja ditakdirkan oleh Tuhan.
Bulan Agustus pun tiba waktunya untuk menunaikan tugas KKM tersebut. Kebetulan kami dapat disebuah desa yang letaknya tak jauh dari bibir pantai. Waktu itu aku berpikir bahwa dekat dengan alam sungguhlah asyik. Sunggulah senang sekali memulai semuanya dari awal dengan tempat baru dan orang baru. Semuanya berjalan begitu saja, mengenal satu sama lain beraktivitas layaknya pengabdi masyrakat pada umumnya, bercengkrama denganmu saat itu bagiku adalah momen terindah yang tajam pernah tergantikan. Momen menikmati mentari sore dibibir pantai waktu itu, bercandaan kita saat sedang istirahat kelompok, hingga suatu ketika saling mengasihi merasa mengagumi satu sama lainnya. Namun aku baru akan tau ketika masa itu telah usai, terdapat makna asyik itu hilang jika diciptakan dengan momen perpisahan. Akan tetapi tenang saja aku tidak akan mengantarkan kalian langsung kepada momen sedih itu. Karena dibalik sedih sebelumnya pasti ada rasa bahagia. Mari kita menari dan menyelami masa lalu yang menurutku pantas untuk aku berikan kekalian. Mungkin diantara kalian juga merasakan hal yang sama denganku?
Aku berterima kasih pada waktu
Berkatnya kita dipertemukan
Dan berkatnya pula kita dipisahkan
Kembali pada saat itu aku membisu
Pertemuan itu adalah takdir
Bahasa tubuhku yang sangat polos
Bahkan dengan menatap sekalipun
Rumput dan tumbuhanpun sadar
Aku tertarik padamu
Sejatinya ingin kusembunyikan isyarat ini
Tidak ingin aku berpisah
Bayangan momen indah terpapa didepan mata
Momen yang kita buat takan terlupa
Walau ada kala kita harus rela
Bahwa takdir akan menjawab
Apakah bersama selamanya
Dan takdir kenyataan berkata
Kau harus rela pergi"Dan waktuku tak lama, semoga bisa bermakna untuk semesta. Tua, renta, senja" (rasa dan karsa : figura Renata)"
NB : Sebenarnya penulis ingin melengkapi kembali tulisan ini, mohon diberi saran dan kritik. Karena itu sangat berguna bagi penulis agar dapat mengembangkan jalan cerita selanjutnya. tak ada balasan yang setimpal dengan doa bagi kalian pembaca semua. Salam sejahtera
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan yang tidak boleh dirindukan
RandomCinta adalah anugrah terindah manusia yang diberikan oleh Tuhan. Aku manusia yang akan merindukan perempuan itu tapi alam semesta dan Tuhan berkata kau tak berhak merindukannya.