2

37 4 0
                                    

Setelah beberapa makan siang, Keith mulai terbiasa dengan keadaan tanpa obrolan dengan siapapun. Tapi siang ini berbeda.

“Keith,” panggil Calum yang ada di sebrangnya. Keith yang sedang melahap jeruknya mendongak.

“Besok Sabtu, band-ku mau tampil perdana di depan Lyssa, kau dan Ivory kami undang,” kata Calum agak terbata.

“Lyssa?” Keith mengerutkan dahi.

“Kembaran Luke, dia ada di kelas akselerasi juga, ingat Melyssa Adelle Hemmings?” Keith mengangguk.

“Jadi, malam ini, berhubung kamu belum pernah ke rumah Luke, kita nginep disana,” Calum tampak gelagapan, ia menggaruk tengkuknya.

Keith menyanggupi dan menanyakan alamat rumah Luke.

“Biar kusuruh sopirku kesana, nganterin baju, lagipula, ternyata masih satu daerah sama rumah aku. Kok aku baru sadar ya? Cuma beda beberapa cluster,” Keith terkekeh.

“Keith? Ayo ke kelas, waktu makan siang tinggal 10 menit lagi,” tegur Ivory tiba-tiba. Keith salah tingkah dan berdiri. Sambil merapikan rambut mengombaknya, ia mengiyakan ajakan Ivory.

Ivory, Keith, dan Calum berjalan berdampingan. Ivory terus saja berceloteh. Sedangkan Calum masih tetap dengan diamnya. Keith mati kutu, takut salah omong, lagipula memang biasanya Ivory yang berceloteh panjang lebar

Mereka bertiga memasuki kelas. Saat mengambil buku di loker, Keith melihat Calum membuka lokernya dan Calum buru-buru memasukan paksa beberapa bungkusan. Keith sempat melihat foto satu tim basket dan foto Calum yang memakai seragam basket dan membawa bola basket.

Calum mengambil bukunya asal dan buru-buru menutup lokernya. Keith masih memandangi tulisan ‘Calum Hood’ di loker tersebut, lalu ganti menatap punggung Calum yang menjauh dan akhirnya duduk di bangku.

***

Calum memasukkan kembali buru-buru buku yang baru saja dipakainya. Ia melihat sekeliling, Keith masih membereskan mejanya. Buru-buru juga, ia menutup lokernya.

Tidak, Keith tidak boleh tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Calum. Keith hanyalah kenalan yang baru dikenalnya beberapa hari. Ia bukan siapa-siapa.

Calum terus meyakinkan dirinya sendiri dan berdiri di depan kelas.

“Cal, kukira kau lupa sudah mengajakku. Ivory duluan, yang lain juga duluan kan?” tanya sebuah suara tiba-tiba. Calum menoleh dan mendapati Keith sedang merapikan rambutnya.

“Ya, mereka kan pulang jam 3 sore,” jawab Calum seadanya. Pasti Ivory buru-buru pulang dulu, minta ijin pada orangtuanya.

“Hei Cal! Oh, hei Keith!” di ujung lorong, tampak sesosok tinggi yang melambaikan tangannya. Dari tinggi badannya, Keith langsung tahu bahwa itu Luke.

Luke mendekat. Keith membalas lambaian tangan Luke.

“Kalian kayak orang pacaran deh, oh itu Lyssa!” Luke melambai semangat pada seorang perempuan berambut pirang diikat satu. Perempuan itu berlari kecil dan memeluk Luke.

“Kalian lebih mirip sama orang pacaran omong-omong,” gerutu Calum. Cewek pirang itu terkekeh.

“Hei, Keith Watson, ya? Mellysa Hemmings, panggil saja Lyssa,” dengan ramah, Lyssa mengulurkan tangannya.

Keith menyambut uluran tangan Lyssa. Sesaat Lyssa menatapnya agak lama. Ia pun berkata, “kau benar Cal, dia benar-benar cantik,” goda Lyssa sambil mengerling ke aarh Calum yang wajahnya memerah.

“Hah?” gumam Keith bingung. Keempatnya berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi.

“Calum bilang kau sangat cantik. Tapi, aku juga sering melihatmu di kelas, tentu saja, kita kan sekelas. Rambutmu itu mencolok sekali, jadi mudah menemukanmu diantara siswi lainnya. Apalagi di kelas kita. Tapi memang benar, kau cantik sekali,” cerocos Lyssa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cause I'm Not Fine At AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang