T.H.R.E.E

27 11 0
                                    

Author pov

Pagi yang cerah, cahaya mulai masuk ke dalam jendela kamar Della yang dibiarkan terbuka.
Della berusaha bangun dari alam tidurnya, karena jika tidak, ia akan terlambat masuk sekolah. Della merenggangkan otot-ototnya, tapi masih dalam keadaan mata yang tertutup. Della mungucek matanya pelan, ia bangkit dari kasurnya yang empuk. Della berjalan menuju ke kamar mandi.
Sehabis menghabiskan waktu di kamar mandi tak lupa Della memakai baju dan kaos kaki. Della hanya menyemprotkan parfum di tubuhnya, hanya itu. Della orangnya sungguh simpel, tidak seperti cewek kebanyakan. Della bahkan tidak tau caranya untuk merias dirinya sendiri.
Setelah semuanya selesai, Della bergegas menuju ke sekolahan. Della pergi ke sekolah menggunakan Go-Car online. Tak butuh waktu lama, Della sampai menuju ke sekolahan.

Hari senin yang cukup sibuk. Lima hari berlalu dengan begitu cepat, lima hari itu pula Della mati-matian menjauhi Rian. Della sungguh takut jika bertatapan dengan Rian, Della selalu menghindari Rian. Lima hari telah berlalu tapi tidak ada tanda-tanda hukuman dari Rian. Selama lima hari itu juga Della tak memiliki semangat seperti biasanya, ia malas menyapa siapa pun, bahkan untuk tersenyum. Mungkin kalian pikir Della terlalu berlebihan, tapi mungkin ini adalah efek karena ia sungguh memikirkan ancaman Rian. Tiap hari Della bahkan berdoa agar di sekolah mereka tidak bertemu. Della harus melewati lorong belakang untuk sampai ke kelasnya agar tidak berpapasan dengan kelas Rian. Kini Della telah menuju ke kelasnya dengan perasaan lega, karena ia sama sekali tak bertemu dengan Rian.

"Huh untung saja" ucap Della lega.

Della berjalan keluar kelas, karena ia mau mengambil earphone di lokernya. Sebenarnya itu bukanlah tujuan utamanya, Della hanya ingin melihat foto-foto 'Kim Seok Jin' yang sangat dikaguminya itu, Della menaruh banyak sekali serba-serbi Kpop di lokernya. Lightstick dan semua album yang Della miliki, semuanya di taruh di loker. Mungkin sebagian dari kalian bertanya "kok lokernya cukup sih?", loker di sekolah Della itu bisa dibilang cukup besar, bahkan kalian bisa memasukkan badan kalian di dalamnya.

" Di-mana semua merch Kpopku??" teriak Della terkejut sembari menggigit ujung kukunya khawatir.

Rasa khawatir mulai menyerang Della ketika ancaman Rian mulai memenuhi kepalanya.
Sungguh Della ingin pingsan saja hari ini. Bagaimana tidak? Itu semua limited edition! Dan juga ada yang sudah tertanda tangani langsung dari 'Kim Seok Jin'. Della bahkan harus menabung selama berbulan-bulan agar bisa mendapatkan semua itu. 'Bagaimana jika nanti merchnya dibuang sama Rian?' pikir Della. Oh tidak! Della tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Jika Rian berani macam-macam dengan hal yang berbau Kpop, Della siap melawannya. Della mengumpulkqn segala keberaniannya, ia mengepalkan tangannya erat. Della bergegas berjalan ke kelas Rian dengan tatapan yang berapi-api.

Della pov
"Jika Rian berani dengan barang-barangku maka dia akan berurusan denganku" batinku menyumpahi Rian, bahkan sejak tadi aku sudah mengabsen seluruh isi di kebun binatang.
Kini aku sudah sampai di depan kelas Rian. Aku  tak segan-segan membuka pintu kelas Rian dengan keras.

Banyak yang menatap kepadaku bingung, "dimana Rian" kataku datar namun dingin

Mereka menatap satu sama lain, setelah itu mereka berbicara beberapa hal yang tak dapat kudengar. Salah satu anak dari kelas Rian akhirnya membuka suara, membuyarkan keheningan yang terjadi. "Kalau gak salah tadi aku sempat liat Rian di gudang" kata laki-laki yang bernama Alvin bisa kulihat itu dari kartu namanya. Aku tak mengucapkan sepatah katapun, aku langsung bergegas menuju ke gudang, perasaan cemas terus-menerus menghantuiku.

Aku telah sampai di pintu gudang, pintu itu sedikit terbuka. Aku menelan salivaku. Setelah selesai mengumpulkan keberanian, kudorong pintu gudang itu.

"Wah, Della Vanessa telah datang rupanya"   kata Rian menyambut kehadiranku

"Balikin barangku!" kataku tegas, memperlihatkan mata elangku

Rian tersenyum meremehkan "kalau gak mau?" tanya Rian basa basi

"Harus mau!, karena itu barangku, kalau enggak aku laporin ke guru BK!" ancamku berusaha tidak menunjukkan raut ketakutan dalam wajahku

"Apa aku gak salah dengar? Hahaha" kata Rian,
"For your information, pamanku adalah pemilik gedung ini, jadi ancamanmu gak berlaku buat aku" kata Rian sembari menatapku

Aku bungkam "Apa sih! Masalah kamu?" kataku marah

"Masalah..." kata Rian menjeda kalimatnya "karena kamu, gak mau nurutin perkataanku" kata Rian tersenyum

"Kenapa aku harus nurutin perkataanmu? Emang kamu siapaku?" lanjutku tak paham dengan jalan pikir Rian.

"Well then...say good bye to your oppa" kata Rian sambil tersenyum mengerikan

"Stop!" jangan sentuh barangku" kataku menghentikan Rian yang sudah bersiap untuk membakar album personaku dengan korek api yang dibawanya

"Aku bakal nurutin perkataan kamu! Kita hanya perlu pacaran kan?" kataku memastikan

"Yup, dan ini hanya untuk membuat Mylene tau, kalau aku bisa ngelupain dia" kata Rian mengiyakan

"Huh..aku tidak peduli dengan urusanmu itu. Aku pengen buat satu perjanjian. Jangan pernah sentuh barangku lagi, dan jangan ada rasa suka diantara kita" kataku memberikan penawaran

"Okay, lagipula ini hanya sandiwara, tapi dimanapun kamu berada, kamu harus berada disampingku" kata Rian

"Gampang" jawabku enteng, saat ini aku hanya memedulikan keadaan aset berhargaku.

"Tuh barang-barangmu" kata Rian mengangkat kepalanya kesamping untuk menunjukkan apa yang sedang kucari

"Jadi kita deal?" kata Rian memastikan lagi

"Deal" kataku cepat ingin mengakhiri masalah ini

"Kita mulai pacaran besok" kata Rian, aku hanya mengangguk pasrah sambil mengumpulkan aset berhargaku yang berserakan di lantai gudang

Rian menatapku jijik "huh, oppa sampah aja dipertahanin" kata Rian jijik

"Sirik tanda orang tak mampu" kataku menyindir Rian.

Rian hanya berdecak kesal, ia melangkahkan kakinya ke arah pintu gudang, ia berhenti "aku ambil satu postcard kamu" kata Rian menunjukkan postcard yang telah diambil

"Aku sedikit kesal dengan orang ini, ketika melihat wajahnya ingin sekali kutonjok sampai babak belur" kata Rian lagi sambil memerhatikan postcard itu

"Kim- Seok -Jin" kata Rian mengeja nama yang tertulis di bawah postcard, "aku ambil ya" ucap Rian sambil pergi meninggalkanku yang tak menggubris Rian sejak tadi.

Aku tak masalah ketika postcardku diambil oleh Rian, karena aku bisa mengeprintnya ulang, toh itu bukan official.

"Sepertinya aku harus menjalani kehidupan yang berat" batinku menghela nafas pasrah "semangat Della! Kamu pasti bisa! Kamu hanya harus berpura-pura menjadi pacar Rian besok" batinku lagi untuk menyemangati diriku sendiri

Bersambung...

Wuhui! Akhirnya uda selesai. Karena ujian tengah semester udah selesai jadi aku punya banyak waktu buat nulis ini.....💜

Ditunggu chap selanjutnya ya...💜

SALAM DARI, MASA DEPAN KIM SEOK JIN<3

My Non kpopers BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang