Prolog

18 6 2
                                    

Di sebuah kamar yang gelap ada seorang gadis cantik yang sedang memejamkan matanya

Tidak, dia tidak sedang tertidur melainkan sedang meratapi kehidupan nya yang menyedih kan

Miris itulah satu kata yang terlintas ketika melihat keadaannya yang sekarang

Gadis itu bernama Bulan Evelyna, dia gadis cantik yang menjalankan hidupnya penuh dengan kekangan kedua orang tuanya

Gadis itu masih memejamkan matanya ketika mengingat dimana papahnya yang membentak bahkan tidak segan untuk menampar pipinya

Bahkan rasa sakit di pipinya tidak terasa jika di bandingkan rasa sakit di hatinya ketika mengingat seseorang yang kalian anggap pahlawan dan merupakan sosok yang kalian jadikan panutan saat kalian masih kecil membentak kalian

Gadis itu membaringkan tubuh nya di atas lantai yang dingin sambil memeluk tubuhnya sendiri

Dia butuh kehangatan tetapi seseorang yang dulu selalu memberikan pelukan hangat disaat dirinya sedang terpuruk pun sudah tiada, kakaknya sudah meninggalkannya lebih dulu dan mungkin sudah tenang di alam sana

Jika dari sebagian banyak orang menganggap bahwa rumah adalah istananya tapi tidak berlaku untuk dirinya, karena yang dia rasa rumahnya hanya bagaikan neraka.

Dimana ia di kurung dan di kekang oleh ke dua orang tuanya, dia tidak di izinkan keluar rumah di saat orang tuanya bekerja dan sibuk dengan dunia nya sendiri

Dan dia rasa kamar nya adalah tempat ternyaman di rumah yang bagaikan neraka ini, tapi tidak bisa di pungkiri terkadang dia pun merasa bosan dan memilih untuk kabur secara diam-diam, dan bahkan mungkin setiap malam ia menyempatkan waktunya untuk melihat dunia luar secara diam-diam dan berlangsung sampai sekarang

Tetapi mungkin keberuntungan malam ini sedang tidak berpihak padanya, karena saat dia sampai di kamar nya lewat jendela, seseorang yang selama ini ia hindari sudah ada di dalam kamarnya dengan tatapan matanya yang tajam

Dan kejadian dimana sang papah menampar dan membentak nya pun terjadi saat itu juga, ahh sudahlah ia tidak ingin memikirkan nya lagi

Dia lebih memilih memejamkan matanya dan berharap mimpi indah menghampirinya, tidak seperti kehidupannya ini

"Aku harap mimpiku tidak menyedihkan seperti kisah hidup ku "Gumam Bulan sebelum menyelam ke alam mimpinya dan tak terasa saat ia memejamkan matanya disaat itu pula air matanya jatuh mengenai pipinya

BULAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang