Sepatu

1.5K 202 18
                                    

Maaf kalau ada typo.
Selamat membaca
__________________________________


"Paa tuun, Papaaa!"

Balita dua tahun itu meronta digendongan sang papa, meminta turun dan ingin berjalan sendiri.

Sang papa kewalahan. Walau begitu, Jinhyuk tidak menurunkan Jinwoo dari gendongannya. Sungguh beresiko karena tempatnya sangat ramai.

"Huaaa!! PAPA! TUUN!!" Teriak Jinwoo semakin menjadi.

"Jinwoo jangan begitu, dek. Papanya kasian tuh. Nanti kalau udah sampe, dedek boleh jalan sendiri."  Wooseok berujar dengan pelan disamping Jinhyuk.

Langsung saja Jinwoo diam, tapi bibirnya mengerucut, lucu. Balita itu menurut, mungkin karena takut mama nya marah. Padahal tadi Wooseok berbicara dengan lembut. Ternyata Jinwoo tidak mau dimarahi mamanya lagi apalagi di pukul, cukup waktu dia nyoret-nyoret berkas papa nya aja.

"Disini rame dek, nanti kalau udah di tokonya Jinwoo boleh turun. Okey?" kata Jinhyuk menambahi sambil mengecup pipi gembil Jinwoo.

"key.." sahut balita tersebut, masih dengan bibir yang mengerucut. Mengundang tawa mama dan papanya.

Mereka bertiga sedang mencari toko sepatu yang ada di dalam mall. Karena sekarang hari libur, jadi mall sedikit ramai dan tentu saja akan cukup berbahaya untuk Jinwoo yang ingin berjalan sendiri. Walaupun di gandeng, Jinwoo bisa-bisa lepas gitu aja kalau melihat sesuatu yang menarik perhatian. Namanya juga anak-anak.

Sesampainya di sebuah toko sepatu, balita itu diturunkan oleh sang papa dari gendongannya. Dan benar saja, ia langsung berlari entah kemana. Untung saja tokonya cukup sepi dan pintunya yang sulit dibuka untuk anak berusia dua tahun tersebut.

"Kamu cari aja dulu sepatunya, aku ngawasin si adek dulu." kata Wooseok pada suaminya yang langsung mengangguk.

"Wooseok" baru saja yang dipanggil menoleh saat Jinhyuk memanggilnya, ibu satu anak itu langsung saja terkejut karena dapat satu kecupan di pipinya. Iya, Jinhyuk yang mencium dan langsung kabur begitu saja, meninggalkan Wooseok yang masih mematung.

"Ishh! Jinhyukk!!" geram Wooseok saat sudah sadar. Ia langsung menengok kesekeliling, untung saja tidak ada orang disekitar mereka.

"Awas aja, ya!!" ternyata Wooseok masih dendam.
____

"Mama. Tu!!"

"Shh.. Iya sayang, jangan teriak-teriak."

Tidak jauh berbeda dengan sang papa, Jinwoo ditemani mamanya sedang memilih-milih sepatu, dan sedari tadi pula teriakan Jinwoo memenuhi seisi toko. Sedangkan Wooseok terus meminta maaf pada pengunjung, takut merasa terganggu.

Dalam hati Wooseok misuh-misuh, kenapa Jinwoo sangat berisik, tetapi langsung saja ia ingat kalau semua itu berasal dari gen suaminya. Yah, Wooseok pasrah.

"Jinuu.. Sini dek, coba sepatu yang ini." panggil Wooseok pada sang anak yang sedang melihat-lihat sepatu seukurannya, kedua tangannya ia kaitkan kebelakang tubuh. Wooseok tertawa, sang anak seperti orang tua berjalan.

"Eum?" sahutnya sambil berlari kecil menghampiri sang mama.

"Sini, mama pakein."

"Mau!" kepalanya menggeleng kencang, "Jeyek." Astaga.

"Terus Jinu mau yang mana? Yang ini, mau?" Wooseok kembali menawarkan sepatu pilihannya pada sang anak.

"Eum!" tetapi gelengan kembali yang ia dapat.

"Terus adek mau yang mana?" Wooseok mengulang pertanyaannya.

Jinwoo malah mengerutkan dahinya, melihat sekeliling dengan jari telunjuknya yang menempel di pipinya. Wooseok tertawa pelan, persis sekali dengan Jinhyuk jika sedang berpikir.

JINHYUK'S FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang