Polos

9.1K 400 4
                                    

Bambang masih tak percaya melihat nominal yang harus dia bayarkan untuk pengobatan adiknya.

"Mas nya tak perlu khawatir, biar saya yang bayar semua biaya perawatan adiknya mas." seakan tahu apa yang dipikirkan Bambang.

"Terimakasih mba" ucap Bambang tulus, sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Nama saya Risti Susatyo." sambil mengulurkan tangan hendak berjabat tangan.

Dengan ragu Bambang mengulurkan tangannya, itupun hanya menyentuh ujung tangan Risti.

Risti heran kenapa sepertinya cowo muda di depannya ini tidak tertarik padanya, padahal tidak pernah ada lelaki yang memperlakukannya secuek ini.

"Saya Bambang." Bambang memperkenalkan diri.

"Oh iya salam kenal, saya atasan sekaligus teman Karin, maafkan atas kecerobohan Karin."

"Tidak apa-apa mba semua sudah terjadi semoga adik saya segera sadar dan sehat kembali."

Masih tanpa menatap Risti.

Risti memperhatikan Bambang yang wajahnya biasa saja dan penampilan juga biasa saja dengan kacamata berbingkai hitam yang biasa juga, dapat dipastikan sepertinya dia memang lelaki baik-baik.

Risti masih memperhatikan dengan seksama saat mereka duduk berhadapan di ruang tunggu administrasi.

"Bu, maaf meeting di Citos mau dibatalkan atau bagaimana?" tanya Edward bodyguard Risti yang tiba-tiba menghampiri Risti dan Bambang.

"Jangan dibatalkan, setelah ini selesai kita berangkat, kamu siapkan saja mobilnya, jemput aku di lobi depan." katanya jelas pada Edward.

"Mas Bambang maaf saya harus pergi, kalau perlu bantuan silahkan bicara dengan Karin." Risti menunduk tanda pamit.

"Iya mba terimakasih." jawab Bambang.

Bersyukur karena dibalik musibah ini ada orang yang menolongnya.

Bambang menghampiri Karin, "mba Karin pulang saja biar saya menunggui adik saya disini, tapi saya minta KTP mba buat jaga2 kalau mba lari dari tanggung jawab."

"Oke ini KTP dan kartu namaku, terimakasih tidak memperpanjang masalah ini, maafkan saya benar-benar ceroboh." Karin mengucap tulus.

"Iya mba lain kali hati-hati." timpal Bambang.

Lala sudah dipindahkan ke ruang perawatan intensif terlihat Bambang kembali duduk di kursi depan kamar Lala, mengambil hp lalu ia memberitahu bos ditempat nya bekerja bahwa hari ini dan besok mungkin belum bisa masuk bekerja.

Sepanjang perjalanan Risti teringat kembali akan sosok Bambang lelaki biasa saja itu mungkin bisa menolongnya.

Ting...

Ayah (tertera di layar hp)

"Kamu sudah beritahu pacar kamu kalau besok harus ketemu ayahkan?" isi pesan WA dari ayah Risti.

"Iya sudah yah." isi jawaban pesan Risti

"Habis magrib jangan terlambat."

"Baik ayah sayang, Risti meeting dulu ya."

"Hhhuuufffftt..." Risti menghela nafas panjang , sambil Risti menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, lalu memencet kontak Karin.

"Hallo Karin, lo masih di rumah sakit?"

"Ga Ris, gue sekarang udah sampe kantor."

"Lha lu ga nungguin anak itu?"

"Ga gue disuruh pulang sama abangnya, tapi KTP gue ditahan dia." lanjut Karin.

Risti Dan Suami Bayaran (End) (Terbit Ebook dan PO Cetak) - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang