come

178 71 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Aku kira kau akan datang saat tengah malam." Olive berkata demikin sambil manatap Kai yang kini duduk di lantai apartemennya yang dingin dengan alas kain yang diberikan Olive sambil menatap si perempuan yang sedang mengeringkan rambutunya yang baru saja dikeramas.

"Tapi bulan sudah mucul." Jawab Kai cepat.

Olive membalikan tubuhnya, "Kau hanya bisa datang saat bulang muncul?"

"Bisa dibilang begitu,"

Olive kini mendudukan dirinya diatas ranjang sambil menatap Kai yang ada dihadapannya. Mereka terdiam cukup lama sampai Olive kembali bangkit dari posisi duduknya kemudian mengobrak-abrik lemarinya.

Ia datang kearah Kai dengan membawa kotak berwarna putih yang tampak kotor karena debu. Olive bersimpuh di hadapan Kai kemudian dengan iseng meniup debu-debu pada kotak putih itu tepat di hadapan Kai.

"Ya!" sang Iblis memekik sebal kemudian terbatuk, sementara Olive terkekeh karena berhasil menjahili Kai.

"Aku lihat Sayapmu terluka." Kata Olive sambil membuka kotak putih itu, Ia mengambil salep kemudian menunjukannya kepada Kai.

"Salepnya memang sudah lama, tapi dari tanggal kadaluarsanya ini masih bisa dipakai." Ucapnya kemudian berjalan kearah punggung Kai. Olive melihat sayap berwarna abu-abu yang digunakan Kai untuk mendekapnya kemarin malam itu. Sayap itu kotor dan penuh luka, Olive sampai tidak tega melihatnya.

"Kenapa kau bisa terluka seperti ini?, mendapatkan pendaratan yang buruk, huh?" Olive mengejek sambil berjalan pergi kearah kamar mandi. Kai diam saja sampai sosok perempuan itu kembali dengan sebuah baskom berisi air dan lap bersih.

Kai bisa merasakan ada sesuatu yang basah menyentuh sayapnya, tanpa berusaha melongok Kai sudah tahu jika Olive sedang berusaha membersihkan sayapnya. "Hei, kau mengelapnya dengan lap basah, bagaimana jika tidak kering?" Tanya Kai berusaha kembali menjahili Olive.

"Aku punya alat pengering rambut." Jawab Olive masih sibuk dengan sayap Kai.

"Lalu kenapa tidak mengeringkan rambut dengan itu?" Kai kembali bertanya. Olive.

"Bukankah aku terlihat seksi dengan rambut basah?" Goda Olive yang membuat Kai tertawa terbahak-bahak.

Setelahnya Kai mendengar suara mesin pengering rambut dan rasa hangat pada sayapnya, Olive masih belum selesai, perempuan itu juga megoleskan salep kearah luka-luka di sayap Kai dengan hati-hati.

"Hei, kau tidak bosan seharian berada di apartemen ini terus?" Tanya Kai pada Olive yang membuat pergerakan perempuan itu terhenti.

Kai memutar tubuhnya sampai ia berada berhadap-hadapan dengan Olive, "Mau keluar sebentar menikmati malam?" Tawar Kai.

"Tidak bisa." Olive menjawab sambil mendorong bahu Kai untuk kembali memutar agar Olive bisa mengobati sayapnya. Kai menurut saja, tapi ia tidak berhenti membujuk Olive untuk keluar bersama dirinya.

[✔] Devil Beside METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang