Bagian Satu

2 0 1
                                    

P R E S E N T :

THE DEEPEST YOU

✅ Bagian 1 🐚

Bali, Desember 2016

Seorang gadis berambut panjang terkucir kuda memasuki sebuah restoran modern yang tidak jauh dari pinggiran pantai Jimbaran, gadis itu menghampiri Nyoman, salah satu pegawai disana yang tengah bertugas.

Perempuan itu bernama Olivia Reivana Arbbani, perempuan manis, tinggi-putih perpaduan jawa-sumatra itu kerap dipanggil Olivia, atau Olive. Kedatangannya kemari bukan untuk memesan makanan atau me-review restoran ini, melainkan untuk mengambil beberapa sisa makanan disini.

Olivia bukan dari kalangan rendah yang mencari makan dengan mengemis atau memungut makanan direstoran mewah seperti ini. Bahkan keluarganya adalah pemilik perusahaan apparel ternama di Jakarta sana, sedang ia sendiri juga mengerjai sebuah kedai es krim peninggalan sang Bunda.

Masalah keuangan ia sangat tidak terganggu, bahkan keberadaannya di Bali saat ini pun sebenarnya adalah dalam rangka mengisi liburan setelah wisuda perkuliahannya. Namun kejadian tidak terduga membuatnya jatuh cinta pada suatu organisasi, dan memutuskan menetap di Bali sedikit lebih lama.

Help Homeless Organization dengan berjiwa hati yang mulia, membuat Olivia tersentuh dan ingin bergabung dan ikut campur dengan kegiatan mereka. Dari membantu menyelamatkan para gelandangan, menciduk orang gila di jalanan sampai merawat mereka dalam suatu wadah yayasan rehabilitas.

Olivia merasa hidupnya lebih diandalkan disini, sudah tiga bulan ini ia membantu Pak Wirya si pemilik yayasan rehabilitas kaum jiwa yang hilang untuk menyokong makanan pasien disana. Ia juga berhasil menarik beberapa donasi besar dari beberapa perusahaan di Bali, termasuk kesepakatan penunjangan sisa makanan dari salah satu pabrik.

"Bli seperti biasa kan? "tanya Olivia. Ia berdiri dihadapan Nyoman yang tengah membersihkan meja bekas tamu-tamu restoran.

Nyoman tersenyum lalu mengangguk, ia berjalan mengambil wadah berisikan makanan yang sudah ia siapkan untuk Olivia.

"Seperti biasa nona, hanya saja kemungkinan untuk besok kami tidak bisa memberikannya.. "ujar Nyoman. Menatap Olivia dengan permohonan maafnya.

Ekspresi dari wajah Olivia nampak bertanya-tanya.

"Loh, kok gitu. Kenapa emangnya, bukannya setiap hari pasti sisa ya bli? "

Nyoman sedikit menghela nafasnya lalu menjawab pertanyaan Olivia, "Bos besar sedang ada disini, dan pak manager meminta untuk tidak memberikan sisa makanan itu selama bos besar ada disini. "

"Kok gitu Bli, bosnya pelit ya Bli? "

"Bukan begitu nona, hanya saja bos kami sedikit cerewet mengenai hal-hal semacam itu. Manager kami hanya menghindari hal-hal yang akan terjadi kalo bos besar tahu. "jelas Nyoman.

Olivia mendengus kecewa, ia memasukan beberapa sisa makanan tersebut pada kotak yang sudah ia siapkan. Ia harus berpikir lagi untuk jatah makan malam besok untuk mereka yang ada diyayasan.

"Yaudah deh Bli, makasih ya makanannya. Besok contact aja kalo bos besarnya udah nggak ada disini.. "

"Siap nona, pasti.. " Nyoman menujukan jempolnya tanda setuju.

Setelah mendapatkan makanannya Olivia keluar dari restoran itu menghampiri Sally sahabatnya, dengan raut wajahnya yang muram. Ia masih memikirkan bagaimana mendapat pasokan makanan untuk besok.

"Makanannya adakan Liv? Kok bete gitu mukanya? "tanya Sally. Meneliti raut wajah Olivia. Sahabat barunya itu tampak perhatian, seolah ia adalah keluarga dekatnya di Bali.

THE DEEPEST YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang