1. Dasar dari Dasar

8.5K 580 83
                                    

Note :
Halo ini cuma aku publish ulang aja ya karena kemarin sempet ku unpub... makasih buat author aslinya heterochrofic yg udh ngasih izin aku buat publish lagi ff remake ini... maaf kemarin sempet ada miscom :'')

Ff ini diambil dari judul yg sama yaitu "Class President and Our Chaoses" ff ini milik heterochromer dan akun yg sekarang heterochrofic , kalo kalian suka ff ini dan mau liat karya authornya yg lain bisa liat di akun heterochrofic ya

Happy reading!
.
.
.

Beban yang tiba-tiba bertambah drastis di atas kepalanya membuat mata hitam kecokelatan Renjun melirik ke atas kepalanya melalui kaca. Seorang pemuda yang (jauh) lebih tinggi darinya kini tengah menaruh dagunya di pucuk kepala Renjun.

"Kak Sicheng, minggir dong," pinta Renjun dengan nada malas. Kejadian seperti ini sudah menjadi kebiasaan, rasanya Renjun sudah bosan menghadapinya. "Gue lagi sikat gigi Kak. Butuh privasi."

Sicheng nyeringai kecil tanpa menyingkirkan dagunya dari kepala sang adik. Dia meraih sikat giginya sendiri sebelum berkata, "You don't avoid my morning breath so kiss me, babe?"

Dan sedetik kemudian, sebuah jasad bergeming di atas lantai kamar mandi dengan kening membiru. Ini susahnya punya kakak terjaring brother complex akut.
.
.
Sambil mengunyah roti bakarnya, Renjun menatap tajam pemuda yang duduk di seberangnya. Ayahnyaㅡbukan, ayah merekaㅡtidak akan peduli dengan keadaan meja makan kecuali jika ada suara mengganggu sedangkan ibu mereka kini tengah menyiapkan telur setengah matang untuk suaminya.

Mereka?! Jangan lupakan seorang remaja (sok) tangguh (bagi Renjun) bernama Sicheng Huang. Seorang anak sulung keluarga Huang; otomatis seorang kakak bagi Renjun.

((Renjun sebenarnya ogah mengakuinya, but yeah it happens.))
"Semenjak masuk SMA, kebahagiaan adek gue yang unyu ini jadi gak terpancar," gumam Sicheng, mengetuk-ngetuk jemarinya di pinggiran piring rotinya. "Well, galau mikirin cewek?"

Alis Renjun terangkat sebelum mencibir kecil saudara kandung satu-satunya itu. "None of your bussiness," jawab Renjun sambil menjulurkan lidahnya. "Cewek? Sekelompok makhluk rese masa kini yang absurd itu?"

Sicheng mengibaskan tangannya tanda tidak setuju. "Girls are cute. Boys are sweet and you are shit."

"Heh, Sicheng!" Ibu mereka menyahut sembari membawa sebuah piring besar berisi tiga omelet yang masih hangat. "Kenapa semenjak kamu kuliah di Perth mulut kamu jadi aneh?"

"Bukannya udah dari dulu aneh, Ma?" timpal Renjun kemudian cengengesan kecil ketika Sicheng menatapnya tajam. "Bercanda, Kak. Gitu aja sewot kayak lagi PMS."

Suara helaan nafas terdengar. Ayah mereka menutup koran yang sedari tadi ia baca sebelum menyentil kening Sicheng yang duduk di sampingnya. "Itu buat omongan kamu tadi," kemudian ia beralih menjewer telinga Renjun. "Itu buat kamu yang memprovokasi. Kita itu mau sarapan, bukan mau duel."

Ibu mereka berdua terkekeh sebelum menarik bangku kosong di sebelah Renjun. "Ya sudah ya sudah, kalian lebih baik memakan sarapan kalian sebelum terlambat."

"Tapi aku, kan, sedang cuti kuliah Ma!" keluh Sicheng.

"Ya kalau begitu bantulah Papa. Antar tuh adek kamu."
Sedetik kemudian Renjun dan Sicheng mendelik satu sama lain sebelum sama-sama mendengus.
.
.
.
"Gimana sama sekolah lo Dek?" tanya Sicheng sambil memindahkan persneling mobil. "Lo jadi Ketua Kelas lagi ya?"

Class President and Our Chaoses [Remake Vers.] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang