3. Anomali?!

2.5K 360 32
                                    

Ini sudah empat hari sejak kepindahan Mark dari Canada dan dia langsung mencapai ketenaran yang mengerikan di sekolahnya. Semua murid kini mengenalnya, dan yang lebih mengerikannya; banyak gadis yang mengejar-ngejarnya.

Dia bahkan tidak begitu mengenal karakter gadis Indonesia. Namun ketika Mark menceritakannya pada Tante Irene, tantenya itu malah tertawa sembari mengetuk kemudi mobilnya.

"You are blondie and Indonesian girls love blondie," jawab Tante Irene, nyengir lebar sementara lagu The Great Escape milik Boys Like Girls mengalun di radio mobil. "And yeah, you are hot as hell, Son!"

Mark memutar bola matanya.
"Diamlah."

Tante Irene terkekeh. "You're a fast learner, Mark. Like I expected from my favorite nephew," komentar Tante Irene sebelum meraih ransel sekolah Mark dari kursi penumpang dan melemparnya santai ke arah Mark.

"Will you come to my dinner with your most awesome uncle?"

"Uncle Johnny?!" seru Mark bersemangat setelah mendengar nama suami dari tantenya. "Finally he is back from London! Why you don't tell me earlier?"

"There is no bird in chicken soup and there's are in ice...," gumam Tante Irene, jelas-jelas memberi teka-teki yang sudah Mark dengar darinya sejak dua tahun yang lalu.

"Suprise."

“Argh! Just pretend you dunno the answer!”

Om Johnny (mungkin sekarang Mark bisa memanggilnya demikian) merupakan suami dari Tante Irene. Dia sebenarnya adalah adik dari ayah Mark dengan nama asli Thomas Lee. Tujuh tahun yang lalu ia berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia dan merubah namanya menjadi Rendika Lee. Dia tetap tidak merubah nama akhirnya.

"So, I will have dinner with you both?" tanya Mark, mulai bersiap turun dari mobil. Gedung sekolahnya mulai terlihat jelas sekarang.

"Yup. And I think now you can go home by yourself, right?" kata Tante Irene riang, membuat Mark terbatuk sejenak.

"What?!"

"Nah, that's your school Marky! Get off your ass from my car and go learn a thing or two!"

Dan ketika pintu mobil Tante Irene terbuka dan dorongan kuat di bahunya, Mark tahu Tante Irene sebenarnya orang yang cukup (sangat) merepotkan.
.
.
.
"Morning Mark!"

“Hi Mark! Wanna join my table at lunchtime later?

"Your hair's quiff looks so cute today, Mark!"

Mark hanya bisa nyengir kecil mendengar seluruh sapaan paginya di lorong kelasㅡrata-rata dari kaum hawa. Sebagian dari mereka menatapnya penuh harap, sisanya hanya tersenyum biasa tanpa maksud apapun selain beramah-tamah.

"A-YO MARK DUMBASS LEE!"

Suara teriakan begitu keras bergaung di koridor. Mark menoleh dan menemukan Lucas Wong berlari ke arahnya. Senyum tersunging di bibir Mark.

Lucas adalah teman sekelasnya yang duduk tepat di depan mejanya. Atlet basket sekolah dengan kulit sun kisses khas. Tampan, tinggi dan banyak penggemar. Tidak begitu pintar di bidang Matematika dan Bahasa Inggris (meski secara menakjubkan Mark tidak punya kendala dalam berbicara dengannya). Namun Lucas jenius dalam Biologi dan Kimia. Setidaknya itu yang dikatakan Haechan.

"I'm not dumbass. At least, my English is still better than you," balas Mark sambil merangkul Lucas. Pemuda di sebelahnya mendengus sebal.

"It's your mother language, twat!" kata Lucas sambil meninju bahu Mark dan tertawa kemudian. "Even you was staying in Canada, you are Korean right?!"

Class President and Our Chaoses [Remake Vers.] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang