[10] Membawa Perasaan

808 94 9
                                    

Markrina Fanfiction

▪▪▪

"Aku-"

"Tidak menerima penolakan! Jangan khawatir kau kujamin aman bila bersamaku," Jimin merengut dan menjauhi Minhyung ia berjalan-jalan menyusuri tepi pantai yang sudah terlihat sepi karena para wisatawan sudah kembali ke hotel masing-masing melihat sekarang jam menunjukkan pukul 18:30.

"Jangan bermain terlalu jauh," pesan Minhyung sebelum jaraknya semakin jauh dengan Jimin.

Namun, si keras kepala Jimin tidak mendengarnya hingga ia tak sadar bahwa berjalan terlalu jauh bahkan air pantainya naik sampai ke atas lututnya.

"Astaga kok aku tidak sadar?" Ia berdecak lalu lari ketepian namun ombak menghantamnya sehingga ia kembali ke dalam pantai.

"Menyebalkan bisa-bisanya di pinggir pantai ombaknya sebesar ini," gerutunya berusaha kembali ketepian namun ombak sialan kembali menubruk tubuhnya sehingga tubuhnya di bawa menjauh dari tepian. Untung saja ia bisa berenang jadi dengan mudahnya ia ketepian. Ombak kembali datang sampai kakinya keram.

"Sialan kenapa bisa keram sih?"

Ia mencoba berenang sekuat tenaga namun bukannya ketepian ia malah semakin jauh, ombak terus saja membawanya menjauh.

"HEI! OMBAK SIALAN!" teriaknya kesal matanya memerah menahan tangis. Ia takut tenggelam karena kakinya tiba-tiba keram.

"LEE BODOH MINHYUNG TOLONG AKU!" teriaknya namun nihil pria itu entah di mana.

Sedangkan Minhyung yang kini baru selesai menutup telepon pun kebingungan saat tak melihat keberadaan Yoo Jimin. Ia menyusuri tepi pantai namun tak kunjung melihatnya sampai manik bulatnya mendapati seseorang yang melambai-lambaikan tangannya yang kini letaknya tak terlalu jauh dari tepi pantai.

Matanya menyipit bagaimana pun itu matahari sudah hampir terbenam sehingga langit mulai menggelap jadi ia harus menajamkan penglihatanya. Sampai manik bulat itu semakin melebar dan berlari mendekati seseorang itu.

"TUNGGU AKU!

•••

Minhyung membaringkan tubuh dingin itu di dalam mobil sewaannya. Iya Jimin pingsan saat ia baru saja membawanya ketepian mungkin saja gadis itu kedinginan apalagi ini senja hawa dingin memang sangat dominan di daerah ini.

Ia menepuk-nepuk pipi dingin itu pelan namun tak ada jawaban dan akhirnya ia membawa Jimin menuju Seoul karena jaraknya cukup dekat. Setelah sampai ia segera membawa Jimin masuk kamarnya untung saja kedua orang tuanya kini sibuk dan berada di luar, jadi ia tak perlu menjelaskan apapun.

Ia mengambil bye bye fever dan air hangat beserta bubur yang ia buat tadi. Ia pasangkan plester itu di kening panas Jimin. Sepertinya Jimin sedang demam.

Ia mengenggam tangan dingin itu lalu menatapnya sesaat lalu mengusapnya berharap sang empu terganggu dan bangun. Ngomong-ngomong tubuhnya terbalut selimut tebal dan juga bajunya sudah di ganti oleh tetangga sebelah tadi.

"K-keram," racaunya pelan namun Minhyung yang mendengarnya segera memijit kedua kaki yang tertutup selimut itu.

"Apa sudah baikan?" ia bertanya sambil memijit kedua kaki itu. Tidak ada jawaban sepertinya Jimin memang butuh istirahat dilihat jam sudah menunjukkan pukul 19.30 sebentar lagi jam delapan malam ia juga harus beres-beres dan menghubungi ekhem calon kakak iparnya itu?

She Returns | 그녀가돌아온다고 (Mark X Karina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang