19

6.6K 860 72
                                    

Cerita lengkap bisa diakses di playstore dan gramedia digital. Versi cetak bisa dipesan di shopee grasmedia official.

###

Setelah kejadian dramatis yang Aluna alami tadi malam, Aluna akhirnya bisa bangun pagi dengan sedikit kewarasan yang tersisa. Kenapa Aluna mengatakan dramatis? Tentu saja karena keputusan tanpa pertimbangan matang yang seketika mengiyakan permintaan Satria untuk mengajaknya berkomitmen lebih jauh lagi.

Aluna juga tidak habis pikir. Kenapa ia begitu mudah mengiyakan permintaan Satria padahal sebelumnya ia sudah merencanakan untuk berkata tidak. Yah, salahkan saja Aluna yang berhati lembut dan tak ingin menyakiti pria tampan yang memandangnya dengan raut wajah penuh pengharapan. Atau mungkin juga wajah Satria yang tadi malam terlihat berkali-kali lipat lebih tampan akibat rambut basahnya yang begitu mengundang untuk diremas-remas manja? Oke fix. Abaikan pikiran unfaedah Aluna.

Begitu alarm di ponselnya berbunyi, Aluna segera bangkit mendudukkan diri di atas kasur empuknya. Pagi ini ia mampu memecahkan rekor. Ia bisa bangun lebih cepat bahkan sebelum alarmnya berbunyi. Yah meskipun hanya lebih cepat beberapa menit.

Setelah menguap lebar dan meregangkan otot-ototnya, Aluna akhirnya turun dari ranjang dan mulai merapikan kasurnya. Ia patut bersyukur. Meskipun tidur tak lebih dari lima jam namun ia masih bisa merasakan tubuhnya kembali segar.

Hal yang Aluna lakukan berikutnya adalah menuju kamar mandi, urusan dapur ia akan lakukan nanti. Lagi pula Aluna tak berniat untuk sarapan di rumah. Sepertinya pagi ini adalah saat yang tepat untuk mentraktir sarapan pak Pret. Ia sudah berjanji jika pak Sasongko tak memberinya kabar buruk maka ia akan mentraktir pria baik hati itu.

Mungkin juga ia perlu mengajak Satria untuk bergabung dengan mereka, bukankah Satria saat ini sudah resmi menjadi kekasih Aluna? Memikirkan hal itu mau tak mau membuat Aluna terkikik sendiri diiringi pipinya yang perlahan merona.

Akan jadi apa harinya nanti? Hari ini adalah hari pertama mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Duh Aluna sudah tidak sabar untuk bertemu pria yang menjadi kekasihnya itu. Lagi-lagi Aluna terkikik sendiri.

Sepertinya keputusannya tadi malam sudah tepat. Aluna perlu mencoba peruntungan. Siapa tahu kedua orang tuanya mengubah rencana mereka. Setidaknya saat ini bolehkan Aluna sedikit saja menikmati kebebasannya?

Pukul enam Aluna sudah siap dengam penampilan rapinya. Ia kembali mematut diri di kaca. Memastikan tak ada cela di sana. Ia tak mau terlihat tak bercahaya di depan Satria. Saat ia akan berlalu menuju dapur untuk mengambil milkshake yang akan ia bawa sebagai bekalnya, suara notifikasi ponsel mengusik pendengarannya.

Aluna berbalik mengambil ponsel di meja riasnya. Melihat siapa yang mengirimkan pesan kepadanya.

"Lima menit lagi aku sampai. Siap-siap ya. 😘" Pesan dari Satria seketika membuatnya tersenyum dan merona. Begini ternyata rasanya mempunyai seseorang yang akan selalu menjaganya. Memastikan kenyamanan juga kebahagiaannya.

Aluna segera membalas pesan dari pria tampan itu dengan mengetikkan kata iya. Setelah itu ia kembali meletakkan ponselnya dan berderap meninggalkan kamar. Namun lagi-lagi suara ponsel kembali menginterupsinya. Ia berbalik lagi menghampiri meja riasnya kembali.

Pasti Satria kembali membalas pesannya. Ck, dasar sembrono. Aluna yakin pria itu masih dalam perjalanan menjemputnya untuk berangkat bersama ke sekolah. Namun setelah pesan yang masuk ke ponselnya ia buka, Aluna terperangah kaget.

"Selamat pagi, Aluna. Apa kabar? Sudah lama ya kita tak bersua. Aku harap nanti malam kita bisa bertemu untuk menikmati makan malam yang menyenangkan."

SIAP, PAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang