♠♥♥♥♠
Cerahnya mentari sore yang hangat..
Semilir angin sejuk menerpa..
Rasa bersalah merasuki jiwa yang hampa..
Tentang puncak emosi yang memikat..♠♥♥♥♠
Kilatan cahaya terpancar dari mata seorang perempuan yang duduk di ambang jendela. Dia memakai hoodie abu yang tersamarkan menjadi hitam oleh gelapnya ruangan itu.*Drrrt.. drrrtt.. drttt
"...."
"Udah saya bilang saya tidak mau di sentuh sama alat-alat bodoh itu!!" Ucap perempuan yang duduk di ambang jendela.
"...."
"Nama saya bukan Ansyara dasar orang pikun. Saya Cawlyn!" Ucap perempuan itu dengan nada suara datar.
Perempuan itu turun dari ambang jendela, jalan dengan lunglay ke arah pintu kamar mandi. Lalu dia membasuh wajahnya dengan kasar dan menatap dirinya dalam cermin.
"Sebenarnya aku ini kenapa? Apa yang salah, Hah? Orang pintar itu bilang aku sakit jiwa? Apa katanya? Jama apa itu katanya? Mana ada penyakit seperti itu bodoh!" Gumam perempuan itu.
Dia melepas hoodie-nya, menggantinya dengan hoodie berwarna hitam. Celana hitam, topi hitam, sepatu hitam, masker hitam, semuanya serba hitam. Kemudian dia memasukkan hp-nya kedalam saku hoodie dan berjalan ke arah pintu.
Pintu terbuka. Dia disambut dengan lorong yang super terang, lantainya berlapis karpet, dindingnya ber-wallpaper warna emas yang elegan, berbanding terbalik dengan ruangan tadi.
Matanya menyipit karena silau, dia menurunkan topinya hingga hampir menutupi seluruh matanya. Dia jalan dengan kepala tertunduk menuju lift.
*ting
Pintu lift terbuka, dia masuk. Menunggu lift terbuka kembali di lantai dasar. Dia hanya sendiri di dalam lift.
Ketika lift hampir mencapai lantai dasar, tubuh perempuan itu mulai gemetar. Dia berkeringat sangat banyak, dan dia kehilangan ke seimbangannya.
*ting
Lift tiba di lantai dasar, tapi perempuan itu sudah terduduk lemas di lantai lift. Dia masih setengah sadar, mendengar seseorang berteriak "Alin! Itu kamu? Alin! Alin kamu masih sadar? Alin!!!" Setelah itu kesadaran perempuan itu benar-benar hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Worst Target
Teen FictionHai. Salam kenal.. Aku salah satu manusia pribumi. Aku korban uji coba seorang ilmuan yang meneliti tentang otak manusia. BAHASA : SEMI-BAKU 15 Oktober 2019