Bab 3

115 12 0
                                    

"Saya terima pak tawaran pekerjaannya. Jadi, hari ini saya akan mulai hari pertama saya kerja di kantor ini," ucap Freya dengan senyum yang manis di depan Pak Alex.

"Wahh senang saya dengarnya. Selamat bergabung di kantor ini Freya. Semoga kamu betah dan bisa bekerja maksimal."

Freya hanya membalas ucapan pak Alex dengan anggukan dan senyuman saja.

"Freya, minggu ini kita akan mengadakan kegiatan sosial. Saya minta kamu bisa bantu mereka untuk menyusun segala persiapannya dengan matang."

"Kegiatan sosial apa pak? Saya ikut andil dalam persiapan?"

"Iya kamu ikut andil. Kamu kan sudah menjadi karyawan di kantor ini. Jadi, acara kantor adalah acara kamu juga."

"Kantor akan mengadakan syukuran kecil atas peluncuran project baru kita. Sabtu besok, kita akan mengundang anak-anak panti asuhan dan menggelar acara di halaman kantor."
"Kamu gabung ya ke team acara, mereka ada di sebelah sana," ujar Pak Alex sambik menunjukkan beberapa orang yang sedang beradu pendapat di sudut ruangan.

Pak Alex pergi meninggalkan Freya begitu saja tanpa arahan. Freya mematung di ambang pintu masuk dan hampir menjadi penghalan semua orang saat akan masuk ke ruangan.

Freya merapikan rambutnya, ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga bagian kiri. Lalu saat ia menoleh ke sebelah kanan ada seseorang yang memotrer Freya tanpa izin. Orang itu tersenyum dari jauh, setelah itu berlalu begitu saja.

"Udah resmi jadi anak baru?"

Freya menoleh setelah mendengar pertanyaan dari laki-laki yang sejak kemarin mengajaknya berdialog.

"Iya udah," jawab Freya singkat sambil tersenyum.

"Kok ngga gabung dan bantu yang lain? Banyak kerjaan yang masih nunggu dipegang loh," kata laki-laki itu sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana.

"Saya... bingung kak," ujar Freya melemah.

"Deva," perkenalan diri laki-laki itu sambik menjulurkan tangannya.

"Fre..ya..," Freya membalas ajakan salaman Deva dengan sedikir ragu.

"Ke sana yuk!" ajak Deva dengan nada yang ramah.

Freya mengangguk dan tersenyum kecil, lalu mengikuti Deva dari belakang.

"Haii guys, ada anak baru namanya Freya. Dia bakal bantu-bantu kita buat acara Sabtu besok. Ajakin gabung ya, dia baru hari ini masuk."

"Haii Freya," sapa salah satu cewek di ujung meja rapat.

"Halo ka, saya Freya. Anak baru di sini."

"Hai Fre, selamat bergabung. Duduk sini, mumpung kita ada banyak kerjaan."

Freya lagi-lagi mengangguk.

"Jangan sok senior deh lo pada, kasian dia anak baru ngga tau apa-apa."

"Duilah Deva, anak baru langsung dipepet nih."

"Di sini team acara. Jadi kita yang bakal nyusun gimana acara besok sabtu. Acara apa aja yang pas buat anak-anak, yang pasti acara itu ngga garing dan ada gunanya."

"Boleh liat susunan acaranya ngga ka?" tanya Freya hati-hati.

"Hmmm... acaranya cuma ini aja ka? Waktunya padahal cukup lama loh."

"Wahhh anak baru udah berani nyela, bagus bagus bagus!" Ucap salah satu team acara di ruang rapat.

"Bagus ide kamu, nanti kita sampein ke manager dulu. Kalo mereka aproove kita bakal pake breakdown acara yang kamu susun.

Deva langsung mengunci semua ide yang Freya berikan di ruang rapat. Setelah itu Deva pergi ke ruang manager untuk membicarakan keputusan susunan acara. Freya kembali sendirian, ngga ada yang basa-basi ngajak Freya keluar. Mereka keluar sendiri-sendiri seperti ketakutan dikejar oleh sepi.

Freya melihat lokasi untuk acara sabtu besok di kantor barunya. Panggung yang digelar cukup besar, hiasannya cukup banyak dan meriah. Tapi ada hal yang membuat keganjalan muncul dalam hati Freya.

"Saya boleh duduk di sini kan ka?" Tanya Freya pada seseorang yang sedang memainka lensa kamera di sebelah kursi yang akan ia duduki.

"Boleh kok, duduk aja ga ada larangan," jawabnya dengan senyum yang lembut.

Freya membalas senyuman yang disuguhkan kepadanya. 

"Anak baru ya? Anak produksi atau marketing?" tanya laki-laki berkalung kamera dengan ramah dan lembut.

"Eee.. dua-duanya ka."

"Hah? Dua-duanya?" tanya laki-laki itu kembali sambil sedikit tertawa.

"Iya ka, saya ada dibagian marketing dan produksi nantinya. Kalo kaka bagian apa?"

"Reza, tolongin dong angkatin barang itu ke sini. Mau dipasang nih."

"Gue tinggal dulu ya," pamit Reza dari kursi disebelah Freya.

"Oh namanya Reza," batin Freya dalam hati sambil sedikit mengangguk.

Setelah hampir satu jam penuh ia berada dalam kebingungan, akhirnya Freya membantu bagian dekorasi. Freya hampir merombak total dekorasi ruangan juga panggung yang akan digunakan untuk acara Sabtu besok. Dengan bantuan beberapa karyawan yang tidak ia kenal, imajinasi yang ada di otaknya sudah tersalurkan menjadi dekorasi yang cantik dan warna-warni.

"Halo," sapa Freya kepada orang yang menelepon Freya setelah ponselnya berdering.

"Anak mama... lagi ngapain? Kok ngga kasih kabar ke mama sih nak," ucap mama Freya di sebrang sana.

"Ohh mama. Freya kira siapa. Kenapa ma? Freya lagi kerja."

"Kenapa sih Freya ngga pernah dengerin kata mama. Kan mama udah bilang berkali-kali, Freya ngga usah capek-capek kerja. Mama udah banting tulang buat Freya. Kamu lanjutin aja sekolah kamh S2 di luar negeri. Pilih sesuka kamu mau di mana."

"Tapi ma..."

Belum sempat Freya melanjutkan kalimatnya, ia sudah dikejutkan dengan kalimat seseorang dengan nada seolah protes dan penuh ketidaksetujuan.

"Ide siapa ini ganti konsep dekorasi?" tanya seseorang dengan nada tinggi dan membuat Freya terkejut sekaligus ketakutan.

"Fre, suara siapa itu? Kok bentak-bentak gitu?"

Suara mama Freya terdengar khawatir sekaligus kesal dengan suara yang membuat Freya terkejut.

***

Suara siapa sih sebenernya itu? Kenapa mengomentari hasil dekorasi Freya dengan sangat sinis? Mama Freya juga kesal banget kelihatannya. Ada apa ya dihari pertama Freya kerja?

Tunggu lanjutan cerita kerja Freya besok 💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pencarian Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang