Jeaolusy

2.3K 206 9
                                    

Hari menjelang malam dan Seokjin masih berada di perjalanan pulang, melelahkan. Pergi pagi buta, sampai rumah menjelang malam. Kalau bukan karna hobi, Seokjin pasti lebih memilih berdiam diri di asrama bersama junior juniornya.

Ah sudah satu minggu ini Namjoon pergi ke Eropa, hanya di dampingi manajer Sejin, terbiasa bersama membuat Seokjin mudah bosan saat tidak bersama Namjoon.

Hari ini Seokjin pergi memancing dengan Yoongi, dua orang yang ditinggal kekasih kata manajernya kepada Seokjin.

Seokjin turun dari mobil yang ditumpanginya dan melangkah gontai ke pintu asrama, capek sekali. Bahkan tulangnya seperti ingin remuk karna hanya tidur di kursi perahu.

"Baru pulang hyung?" Suara seseorang yang Seokjin kenal, harusnya tidak pulang hari ini bukan?

"Kok sudah pulang? Katanya besok baru landing?"

Yang ditanya hanya diam memandang Seokjin. Pergi dengan Yoongi lagi ternyata, haruskah Namjoon menyukai memancing juga supaya terus bersama Seokjin, jawabannya adalah tidak. Karna Namjoon terlalu sayang kepiting, dan malas menunggu umpan kena sasaran.

"Sama Yoongi hyung, lagi?" Namjoon bangun dari duduknya, menatap kakak tertuanya terlihat sangat lesu, rambut berantakan, bibir kering, dan kantong mata yang sangat besar.

Seokjin tahu Namjoon tidak suka jika Yoongi yang menemaninya memancing, lalu Seokjin harus mengajak siapa? Jungkook? Ah tidak, jika bersama Jungkook, pasti ia akan berulah. Dan jika mengajak member lain, ia akan mendapat jawaban tidak, karna mereka sedang tidak di asrama.

Seokjin mendekat kearah Namjoon, mengalungkan lengan di leher Namjoon, menatapnya penuh perhatian.

"Dateng dateng langsung cemberut gitu, capek banget ya di pesawat?" Namjoon melengos, tidak ingin melihat mata Seokjin, itu kelemahannya, dan bila Namjoon tidak dalam kondisi cemburu, ia sudah mencium pipi kakak tertuanya.

"Aku pergi dengan manajer, dan kamu pergi dengan Yoongi hyung, tidak adil. Kenapa kemarin tidak ikut denganku ke Eropa? Padahal banyak tempat yang ingin kutunjukkan padamu."

"Apa kau cemburu dengan si pucat?"

"Apa menurutmu aku terlihat senang, saat kau memberi tahuku kau ingin pergi mancing dengan Yoongi hyung?"

Seokjin tertawa renyah, bibir terbuka seiring dengan gelak tawanya.

"Kau cemburu Namjoon, akui saja."

"Apa kalimat tadi tidak membuktikan bahwa aku cemburu hyung?" Melonggarkan pelukan Seokjin, gagal. Seokjinnya makin erat memeluknya, tahu jika pelukan darinya adalah penyembuh terbaik bagi Namjoon.

Namjoon mengerutkan hidung, tangannya mengeratkan pelukan ke pinggang ramping Seokjin, hidung menyusup di celah celah rambut Seokjin. Lelahnya terbayar. Hati yang tadi memanas kembali reda.

"Aku tahu kamu tukang cemburu, tapi jangan cemburu dengan Yoongi, dia bahkan hanya mau memancing karna di tinggal oleh Jimin liburan."

Namjoon diam, mempersempit jarak di antara mereka.

"Kalau ingin ikut memancing denganku, ikut saja, anggap saja kamu penyemangatku."

Namjoon melonggarkan pelukannya, dan menarik Seokjin ke kamar.

"Di kamarmu saja sana Namjoon, aku ingin tidur tanpa gangguan."

Yoongi muncul dari belakang pintu dan mengatakan hal itu dengan muka datarnya, selepas mengatakan hal itu, ia menutup pintu dan menguncinya.

Sedangkan Seokjin dan Namjoon tertawa bersama.

.
.
.
.
.
.
.
"Rindu sekali dengaku ya Namjoon?"
.
.
.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang