MONOKROM>>part 2

12 6 0
                                    

  Sudah seminggu aku tidak berjumpa dengan sosok Toni, aku sibuk dengan kegiatan ku serta fokus belajar dan tentunya dengan organisasi. Tidak ada waktu kini bagiku untuk sekedar mengirimkan satu kalimat balasan buat Toni yang hampir setiap hari mengirim pesan pendek, aku abaikan.

  Entahlah Aku hanya ingin menjaga jarak dengannya, beberapa hari saat beasiswa ku hampir di cabut malamnya aku berfikir. Kenapa aku bisa begini?

  Dan satu pikiran menuju ke arah yang menjelaskan, jika selama ini aku kurang belajar semenjak berpacaran, bodoh memang. Maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti mendekat dengan Toni, bukan maksud sudah tak cinta, rasaku masih tetap sama tapi logika ku jauh lebih berfikir keras.

  Tidak ada kata putus, hingga tanpa terasa sebulan penuh aku tak pernah bertegur sapa dengan Toni, gila!.

  Biarlah, tapi jujur ada setitik kerinduan. Kami masih berkomunikasi namun seandanya menanyakan kabar dan sudah. Sungguh hambar kini apa yg kurasa daripada dulu.

  Langit mulai menguning pertanda bahwa senja segera tiba. Aku memutuskan pulang dengan berjalan kaki, di tengah perjalanan pulang, aku bertemu dengan Indri sahabat lamaku. Ia memeluk erat tubuhku. Kemudian saling menanyai kabar. Maklum kami sudah lama terpisah jauh, dan belakangan ini sudah jarang berkomunikasi.

  "Kebetulan ketemu kamu di sini, aku mau ngasih sesuatu, tadi aku kerumah, cuman kamunya nggak ada." Ujar Indri, kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya, dan menyerahkan kepadaku.

  Aku sedikit terkejut dengan benda yang ia serahkan. Sebuah undangan bersampul merah maroon, nampak alegan. Tertera nama yang tak asing. Aku mengerutkan dahi, suasana mendadak sunyi setelah undangan yang ia beri.

  "Kamu datang kan?" Perkataan nya memecahkan sunyi.

  Aku mengangguk mantap. Indri kemudian pamit, kami kembali berpelukan sebelum akhirnya pulang.Setibanya dirumah handphone ku menyala, ada beberapa panggilan dari Toni kuabaikan. Sengaja kulakukan agar lebih fokus dengan urusan perkuliahan, lagipula ia juga yang menyuruh ku untuk belajar lebih giat belajar.

  Seminggu berlalu tak terasa hari ini adalah hari berbahagia sahabat ku, sebelumnya aku sedikit kecewa karena Indri tak pernah bercerita soal kekasih nya. Ah itu tidak penting, yang jelas aku harus datang ke pesta pernikahan Indri.

   Setelah selesai memilih pakaian yang akan dikenakan, aku sedikit berdandan, memoles wajah terlalu menor itu bukan hobiku. Suara klakson mobil berbunyi, tak ingin membuat sopir menunggu. Aku segera menuju ke mobil.

  Akhirnya aku tiba di pesta pernikahan Indri, para tamu undangan saling berdatangan. Ada yang datang dengan mobil, tak jarang pula dengan motor. Di sebelah kananku, ada sepasang suami istri yang sedang menggandeng buah hati nya.
Melihat mereka aku jadi teringat Toni, berharap suatu saat bisa seperti itu.

  Aku berjalan melewati para tamu undangan lain, mengambil posisi yang tak jauh dari tempat Indri dan suaminya kelak akan duduk manis. Aku sangat penasaran tentang sosok Suami Indri, karena sama sekali belum pernah Indri bercerita.

   Setengah jam berlalu, akhirnya Indri dan suaminya menuju ke panggung pelaminan. Suami Indri menatap ku, kami saling bertatap. Detak jantungku seketika ingin berhenti, tubuhku melemas. Aku mencubit diriku sendiri, berharap ini hanya mimpi.

"Toni!"

~The And~

Penulis  : 1.Anis Rahmawati AyyanaRhee
                   2.Miftha hul janah
                   3.Fathul Muzzat Fazrianto

Judul Cerpen : Monokrom

Rasa Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang