GOT7 Im Jaebum - Surprise Apology

63 6 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kau bercandakan? Benar kan hanya bercanda??" Tanyaku padanya. ia melihatku dan hanya tersenyum padaku sambil menarik tanganku, terkesan menarik namun dengan lembut.

"Yaa Im Jaebum!!" seruku. Ia berhenti sejenak lalu menatapku. Tuhan, bagaimana aku bisa tetap merengut padanya jika ia tersenyum seperti itu. Tahan Nia, kau tidak boleh kalah dari senyumnya.

"Ikut saja, Kang Nia." Ucapnya lembut, suaranya sedikit menenangkanku walau masih membuatku bingung. Ia hanya menatapku sekilas kemudian ternenyum "Kyopta." gumamnya.

"Yaaahh!!"

Semua berawal dari sore tadi, ketika aku berjalan dari dormku menuju perpustkaan universitas. Aku berencana untuk mengerjakan essayku disana. Menurutku aku akan bisa berkonsentrasi dengan baik jika mengerjakannya sendiri disana. Aku mengancingkan mantel coklatku sesaat setelah kakiku melangkah keluar dormitory.

Mendekati musim dingin seperti ini cuaca menjadi semakin sejuk di Seoul walau belum memasuki musim dingin. Kupercepat langkah kakiku, takut akan angin kencang yang berhembus sewaktu-waktu. Ponselku berdering disakuku berulang kali.

Aku tidak akan mengangkatnya, aku masih marah padamu, Jaebum.

Deringan ponselku berhenti lalu kemudian berdering lagi, tetap kuhiraukan.

Salahnya sendiri. dia mengacuhkan telfonku, pesanku, dan tanpa mengabariku sebelumnya ia membatalkan janjinya untuk pergi berdua. Disaat aku telah siap menunggunya menjemputku. Apa-apaan, laki-laki macam apa dia itu. Namun sekali lagi, aku hanyalah teman dekatnya, teman. Mana mungkin dia mengerti aku yang berharap ia tahu bagaimana sebenarnya perasaanku padanya. sudah beberapa kali juga ia membatalkan untuk bertemu karena ia "sibuk". Aku menghela nafas berat.

Seandainya perasaan ini dapat dibuang semudah aku membuang nafasku. Dan lagi dia yang selalu dipuja perempuan mana mungkin menyukaiku. Pikiranku berkelana diiringi dengan nada dering ponselku yang terus bergetar disakuku. Aku tak peduli. Untuk sekali ini saja aku akan mengacuhkannya sesuka hatiku, menolak kata hati yang rindu padanya untuk mengikuti pikiranku. Kemudian aku menabrak sesuatu didepanku. Sepasang tangan memegang pundakku. Kepalaku bersandar didadanya. Sontak aku melihat siapa yang didepanku meminta maaf, untuk kemudian terkejut.

"Ah Mianhamni- yaaah Jaebum!" Ujarku. Ia tertawa kecil. Aku mencoba melepaskan diri dari pelukannya namun tenaganya lebih kuat, tentu saja.

"Yah Nia, Niga nahante eottohke geureol su ini? (Bagaimana bisa kau lakukan ini padaku?)" Ucapnya, tanpa rasa bersalah. Ugh. "Aku mencarimu kemana-mana, aku bahkan bertanya pada kekasihmu."

"Kekasih apanya? Aku tidak mempunyai kekasih."

"Sehun?" Aku memutar kedua bola mataku kemudian melapaskan diri dari cengkramannya kemudian berjalan mendahuluinya. Ia mengikutiku.

Oneshot FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang