Tidakkah kau mengerti aku mencintaimu?

53 1 0
                                    

Tuk tuk tuk

Jendela kamar Jisung berbunyi. Gaduh familiar yang selalu didengarnya hampir setiap malam. Bunyi mengganggu lemparan batu kerikil dari tentangga sebelahnya yang menyebalkan, Theresia.

Jisung bungkam, memilih mengabaikan pekikan jendela malang tersebut dan melanjutkan tugasnya yang menggunung.

"Apa kau tak tahu cara membuka jendela?" Suara lembut There mengisi indra pendengarannya. Diliriknya jendela kamarnya yang mengaga. Bodoh, seharusnya Jisung mengunci jendelanya lebih awal.

"Apa kau tak tahu jam bertamu?"

"Aku tidak bertamu. Ini rumahku, bukankah rumah suami adalah rumah istri juga?"

Jisung menutup laptonya. "Tapi kau bukan istriku. Jadi ini rumahku dan jika kau lupa rumahmu tepat di sebelah. Jadi selamat malam dan selamat tidur."

There melemparkan tubuhnya ke ranjang Jisung, maniknya menatap langit-langit kamar lelaki impiannya sejak kecil. "Sampai kapan kau akan menolak takdir?"

"Sampai kapan kau akan memaksakan takdir?"

"Kenapa sulit sekali sih menikahiku? Aku tidak jelek, kok." There mendengus gusar.

"Yoona sangat cantik tapi aku tidak ingin menikahinya. Kau kira pernikahan sesederhana kau rupawan atau tidak?"

"Kalau begitu aku memaksa. Usia cintaku padamu sudah sepuluh tahun kau tau tidak?"

Jisung menarik kedua tangan There, membuat tubuh gadis itu terduduk. "Lebih baik kau pulang sekarang. Kau tidak ingin ketinggalan bis sekolah besok bukan?"

"Aku mau tidur disini. Denganmu."

"Tidak. Kau akan tidur di kamarmu dan aku di kamarku."

There menatap Jisung yang tengah menatapnya juga. Lelaki itu hanya mengenakkan jogger dan kaus hitam. Bagaimana kesederhanaan tersebut terlihat begitu menariknya pada dirinya? Sungguh tidak adil.

Bertahun-tahun tumbuh bersama, tentu saja sangat menyengkan melihat Jisung yang semakin menarik setiap harinya. Dulu tinggi mereka tak jauh berbeda, namun entah apa yang pubertas sudah lakukan pada Jisungnya, pria itu begitu tinggi sekarang. Dan semakin menarik. Dan semakin membuatnya cinta tentu saja.

"Kau terlihat seperti akan memakanku hidup-hidup." Jisung mendengus sinis.

"Tak perlu khawatir, aku sangat mencintaimu. Mana mungkin aku tega memakanmu?"

Jisung menjitak kepala There, "tidakkah kau mengerti sarkasme?"

"Tidakkah kau mengerti aku mencintaimu?"

Gadis ini benar-benar sulit.

-TBC-

Poisoned Love [Park Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang