PROLOGUE

52 10 1
                                    

MENTARI pagi ini begitu terik, gadis dengan rambut kepang dua itu sesekali menyeka keringatnya yang bercucuran jatuh dari keningnya.  Beruntung sekali ia dan semua orang yang tengah berkumpul dan berdiri di tengah lapangan sekolah saat ini, mungkin bukan kata beruntung yang dapat menggambarkan kondisinya melainkan nasib malang dikarenakan upacara pembukaan MPLS dan amanat dari Sang pembina upacara sangat lama sekali.

"Ih gila, lama kali udah hampir sejam ia cakap." Gadis disamping dirinya pun bergumam kesal.

"Iya, gue yakin banget semua murid disini punya dendam kesumat sama pembina upacara." Sambungnya, sontak gadis disebelahnya itu menoleh kearahnya. Memandang nametag yang terpasang di dadanya, 'Anagatha Aksara'.

Gadis yang sedang dipandangi pun melanjutkan ucapannya sembari menjulurkan tangan kanannya, "Gue Anagatha, panggil aja An atau Agatha."

Gadis itu mengangguk serta menjabat tangan lawan bicaranya, "Gue Megan, temenan skuy?"

Mendengar penawaran dari Megan, Anagatha pun mengangguk sembari tertawa kecil menggerakan tautan tangan mereka keatas dan kebawah. Dirinya telah berhasil menjadikan gadis disebalahnya sebagai teman, gadis yang telah diketahui dari nametagnya bernama Megan Dalova.

Megan adalah sosok yang humble menurutnya, dilihat dari caranya berbicara serta berbaur canda ia terlihat seperti orang yang memiliki selera humor yang amat rendah dan sangat mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan orang-orang yang baru.

Tanpa disadari mereka pun larut begitu saja dalam perbincangan yang telah dibuat tanpa tahu dirinya dan Megan tengah di perhatikan oleh pembina upacara sebab mereka berdua berada dibarisan paling depan.

"Tolong perhatikan, kamu yang rambutnya di kepang dan kamu yang kaos kakinya panjang sebelah, mau gantikan saya berbicara di depan?"

Sontak Megan dan dirinya menoleh saling tatap, tak percaya bahwa yang dimaksud oleh pembina upacara itu adalah ia dan Megan.  Yang di beri teguran hanya menunduk sambil tertawa kecil, tanpa sadar hari pertamanya di sekolah baru berjalan lancar dan tak begitu buruk.

"Jangan ngobrol terus, Kepang." Ucap sosok disebelah barisannya yang menjuntai tinggi dan berparas setenang telaga.

***

Setelah berjam-jam ia berdiri di lapangan akhirnya upacara pun telah selesai dan dibubarkan, Anagatha berjalan menuju kelasnya tentu saja ditemani oleh Megan. Ya, mereka berdua berada di kelas yang sama dan kemungkinan juga akan duduk bersama.

"Cowok yang baris disebelah gue tadi siapa deh, lo tau gak?"

"Lho, mana saya tau kok tanya saya." Balas Megan asal.

"Serius, asal lo tau tadi dia ngatain gue Kepang. Lagian ngapain sih disuruh berpenampilan kaya gini, norak banget dikepang-kepang." Ucap Anagatha kesal.

"Tau tuh, untung rambut gue pendek jadi ga ikutan dikepang awokwkwkwkk. Tapi apa–apaan pak kumisan tadi ngespill kaos kaki gue, dia gak tau apa ya kalo ini adalah salah satu kaos kaki bersejarah yang gue punya."

"Bersejarah banget, sampe lo karetin gitu hahaha," Balas Anagatha sembari tertawa.

"Yeee... liat aja ya An, nanti kalo gue yang jadi Osis pas MPLS gini angkatan baru bakal gue suruh cosplay jadi tokoh di anime One Piece atau gak Attack on titan, pokoknya nanti harus ada yang cosplay jadi titannya hahaha. Menurut lo keren gak ide gue?" Mendengar ocehan Megan ia hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban bahwa ya betul idenya itu sangatlah buruk.

"Dasar Wibu."

Mereka berdua pun telah sampai dan memasuki ruang kelas, Anagatha dan Megan memilih tempat duduk yang mereka sebut tempat ternyaman dan terbaik yaitu meja paling belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSARA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang