Marriage?

27 4 0
                                    

"Papi mau jodohin kamu sama anak temen Papi." mendengar perkataan sang Papi sontak mata gadis itu membelalak. Ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Papi bercanda kan? Al aja masih kuliah Pi." gadis itu masih tak percaya.

"Papi serius nak,soal kuliah Papi sudah berbicara dengan sahabat Papi, kalian bisa melanjutkan perkuliahan kalian tanpa gangguan." ujar Papi santai, gadis yang kerap dipanggil Al itu terdiam.

"Papi mau yang terbaik buat kamu sayang. Kali ini kamu harus dengerin Papi ya sayang, selama ini semua yang kamu mau udah Papi sama Mami ikutin, jadi untuk kali ini giliran Papi sama Mami yang minta kamu buat turuin kemauan kita." ujar sang Papi tegas namun sedikit mengancam.

"Apa ini gak terlalu berlebihan dan egois Pi, Mi. Memaksakan kehendak orang untuk bersatu,tanpa mikir gimana perasaan aku dan cowok itu. Aku sama dia aja gak kenal Pi. Gimana kita bisa menikah."

"Kamu boleh tidak langsung menikah, jika kamu mau berkenalan dulu dengan lelaki itu gapapa, Al." kali ini sang Mami yang berbicara.

"Selama ini kan Papi sama Mami tau, kalo Al tuh gak mau deket sama cowok apalagi sampe menikah. Al gak mau Pi." wajah Al sudah tak terbaca lagi, raut wajahnya sudah kalut.

"Papi tau sayang, makanya papi mau supaya kamu menghilangkan kebiaasan kamu itu, bagaimanpun juga kamu ini perempuan, harus menikah!"

"Pi,Mi. Papi dan Mami kenapa kaya gini si, Papi dan Mami bertindak seolah tau yang terbaik untuk Al tapi tanpa Papi dan Mami sadari, kalian gak tau apa yang terbaik untuk aku. Aku cuma minta waktu kalian aja susah banget dan tiba-tiba kalian dateng cuma mau bilang kaya gini ke Al? Al gak habis pikir."

"Maka dari itu sayang, Papi dan Mami sadar kalo kita itu super sibuk, makanya kita mau kamu menikah supaya kamu tidak kesepian dan supaya ada yang menjaga kamu." ujar sang Mami lembut.

"Gak kaya gitu solusinya Mi, Pi. Pokoknya Al gak mau nikah!"

Brakk!!

Alisa's POV

Aku bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran kedua orang tuaku itu, kenapa mereka berpikir sependek itu, demi kebaikanku? Itu semua hanya demi kebaikan mereka yang ingin bebas kabur dari tanggung jawab sebagai orang tua. Apa peran mereka selama ini menjadi orang tuaku. Kerja di luar negeri berbulan-bulan, pulang ke Indonesia hanya dua hari , setelah itu kerja lagi tanpa ingat anaknya dirumah kesepian.

Selama ini mereka sudah menuruti permintaanku? Ya mereka semua memang menuruti semua permintaanku, tapi hanya permintaanku yang bisa dibeli oleh uang mereka saja yang bisa mereka penuhi. Permintaanku yang sederhana tanpa uang seperti meminta mereka untuk makan malam bersama apa pernah mereka turuti sekali saja?

Aku capek!

Aku capek Tuhan!

Author's POV

Tok...Tok...Tok...

"Alisa, buka pintunya nak!" ucap sang Mami dari balik pintu kamar Alisa.

"Sayang, mami sama papi kasih kamu waktu untuk berpikir sampai besok ya," Alisa hancur, hidupnya hancur, semuanya hancur. Menikah dengan lelaki yang ia tak cintai? Membayangkannya saja ia tak pernah.

60 Days of WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang