Lose Myself

2.4K 272 96
                                    

Hi my beloved readers! Yea, i know author kampret ini lama banget ga nongol. Syukur masih idup, gadeng wkwk.

Actually, sekarang aku bener-bener ngerasa cape sama idup. I hate myself tho. Pengen mati, tapi cuman aku satu-satunya harapan untuk memperbaiki keadaan keluarga aku nantinya. U know that kind of feels? I don't think so lol.

Skip

Sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih banyak banyak buat kalian yang tetep support cerita-cerita aku, walaupun sangat gajelas wkwk. Pokoknya i purple you guysss!!😭💜
Ayo kencengin lagi vommentnya, seriusan itu bikin aku kangen update lagi dan lagi!

--Happy reading Purplehearties--



JAMAIS VU

Di salah satu ruangan sederhana, terlihat seorang gadis yang meringkuk dengan sebuah selimut tebal membalut tubuhnya. Ia memandang sendu sebuah figura foto yang terletak di sebelah ranjangnya, dimana terlihat sebuah keluarga yang begitu harmonis. Tapi itu dulu.

Dalam foto itu terdapat ayah, ibu, Lucas, dan juga tentunya Lisa. Gadis itu ingat sekali, saat mereka sedang piknik bersama dengan diiringi tawa bahagia. Tak ada beban yang ia rasakan seperti saat ini. Ya, karena saat itu Lisa hanyalah seorang anak kecil yang lugu dan naif.

Tak dapat dicegah, lagi-lagi air mata itu menetes begitu saja. Lisa hanya membiarkannya, gadis itu masih saja terlarut dalam bayang-bayang masa lalunya.

Lisa merindukan masa-masa itu. Dimana keluarganya masih utuh, bahagia, dan harmonis. Namun sekarang, ia hanya bisa meratapi kenangan itu tanpa bisa mengubah apapun. Toh, kedua orang tuanya sudah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing.

Lisa tak mau berubah menjadi anak pembangkang seperti anak-anak korban broken home pada umumnya. Ia hanya ingin bahagia. Bukankah keinginannya itu begitu sederhana? Tapi mengapa rasanya sangat sulit untuk diraih?

Karena selama ini, yang Lisa rasakan hanya kepedihan dan rasa sakit jauh terpendam di dalam hatinya.

Lisa mengernyit saat merasa kepalanya sedikit pusing. Ah, bodohnya! Gadis itu belum makan apapun sejak tadi. Pantas saja, apalagi tadi dia berendam terlalu lama. Bisa dipastikan nanti malam ia akan demam.

Gadis itupun mencoba bangkit sambil sedikit memijat kepalanya, berharap rasa pusing itu sedikit berkurang. Namun hal itu sia-sia, karena saat ini matanya malah berkunang-kunang. Bahkan untuk beranjak dari kasur, Lisa harus memegang meja belajarnya.

Gadis bersurai dark-brown itu terlihat mengambil ponselnya yang terletak di atas meja rias usangnya. Ia sedang merindukan seseorang. Tak perlu waktu lama, nada sambung pun terdengar.

"Lisa? Ada apa sayang?" suara lembut itu menyambut pendengarannya, seketika Lisa merasa sedikit tenang. Menelponnya adalah pilihan yang tepat saat ia merasa lelah dengan hidupnya.

"Ibu... ekhem," Lisa berdeham saat menyadari suaranya bergetar. Sungguh, ia sangat membutuhkan pelukan ibunya saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jamais Vu | taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang