Bagian 1 // Awal

77 7 4
                                    

“KAK YUVIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNN”

Pagi hari yang ceria itu di awali oleh teriakan membahana milik seorang gadis dengan nametag dibajunya yang bertuliskan Masha Rayyandilla.

Ia berteriak penuh ambisi di depan pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

Kakinya, dengan penuh rasa nafsu untuk menghancurkan, kemudian mendendang-nendang pintu kamar mandi yang demi apapun, siapa saja penghuni di dalam sana, ketika gendang telinganya disapa langsung oleh teriakan super membahananya otomatis akan terserang tuli mendadak.

Namun, Yuvin terlalu sering disambut oleh teriakan sang adik. Bukanya bising, jatuhnya, malah sudah biasa baginya.

“Kak Yuvin... cepetan Kak..”

Masha sudah frustasi menunggu sang kakak yang sedang mandi dua kali lipat lebih lama darinya itu. Ia akhirnya menyandarkan dirinya di pintu kamar mandi. Ketika Yuvin membuka pintu, secara otomatis tubuh kecil Masha terjungkal.

“Ishh.. Kak Yuvin kejam amat sih jadi kakak! Cepetan ayo... gue telat nih.. masa baru aja masuk sekolah langsung telat sih, gimana nantinya image gue di depan anak sekelas!” Sahut Masha menggeu-gebu.

“Bawel ah..” Yuvin kemudian melenggang menuju kamarnya, dengan catatan, tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Masha geram, kalau sampai hati, ia mungkin sudah menjual Yuvin di Tokopedia.

Itupun kalau ada yang mau beli sih...

Dari pada menambah kadar kekesalan pada Yuvin, Masha lebih memilih bergabung untuk sarapan bersama adik dan orang tuanya.

"Kenapa Sha? Mukanya kayak nahan kesel gitu?" Tanya Papa.

Masha membalas ucapan Papa dengan deheman, ia kemudian duduk di kursi dan mengoles Rotinya dengan selai Strowberry kesukaannya.

"Kak Masha lagi dateng bulan kali Pa! Kehabisan pembalut kali dia tuh, hahaha!"

"Anak kecil, bisa diam gak?!" Masha menatap tajam Wonjin, adiknya itu malah memeletkan lidah tanda mengejek sang kakak.

"Ihh!! Papa! Wonjin nakal!"

"Wonjin.. udah tahu kakak kamu sering emosian, malah mulai ya kamu. Abisin nasi gorengnya.." Perintah Mama.

"Iya Ma.." Wonjin kemudian melanjutkan makannya yang sempat tertunda itu.

"Sha.. kamu siap masuk Sekolah baru?" Masha kemudian diam dari kegiatan mengunyah rotinya itu, ia memikirkan secara mendalam ucapan dari sang Mama.

Iya ya, dia siap gak masuk sekolah baru?

"Siap kok Ma! Yakali si Masha and The Bear ini gak siap!" Bukan Masha yang jawab, melainkan Yuvin yang baru bergabung di meja makan.

"Gak kakaknya, gak adeknya, sama-sama nyebelin!" Masha menggergutu sendiri, menyesali nasib malangnya, yang mengharuskan ia satu keluarga dengan dua makhluk menyebalkan, alias Yuvin dan Wonjin itu.

Yuvin hanya tertawa cool di tempatnya, sementara Wonjin ikut terkekeh melihat wajah cemberut Masha.

"Mama.. Onjin mau lagii" Wonjin mengulurkan piring ke hadapan sang Mama, Mama tersenyum, lalu menuangkan nasi goreng lagi pada piring Wonjin.

"Masakan Mama enak.. gak kayak Masakan Kak Masha yang kadang suka lebih asin dari kondisi yang seharusnya, bhaks~~"

Masha lagi-lagi mendelik Wonjin.

"Jin, Papa tunggu di depan ya" Wonjin mengangguk, sang Papa kemudian mengambil tas kerjanya dan melenggang keluar.

"Kok Aku gak di ajak??" Protes Masha.

BAD BOY ▪ Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang