Hari ini adalah hari pertama efektifnya kegiatan belajar mengajar setelah 1 minggu lalu Grand High School sibuk dengan kegiatan MOS.
Athaya Aretha, berjalan santai bersama pemuda tampan dengan kharisma kuatnya. Sesekali keduanya tersenyum tipis menyahuti setiap sapaan dari junior baru mereka. Belum apa-apa, udah ada bau-bau famous aja di kalangan adik kelas.
"Yah, bentar lagi lo lulus dong, Dev," celetuk Athaya tiba-tiba. "Gue sama siapa disini?" Tanya nya membuat pemuda di sampingnya melirik malas gadis yang kini mengerucutkan bibirnya.
"Baru juga kenaikan kelas, Tha. Masih setahun lagi elah drama amat," Devan Nayaraga, ketua divisi Camera person ekskul jurnalistik yang kini menjabat sebagai kelas 12 ini menoyor kepala adik kelasnya yang merupakan sahabat kecilnya.
"Gausah manyun gitu, nanti gue sering-seringin anter jemput lo deh biar lo bisa liat gue terus." Devan merangkul Athaya gemas.
Athaya mendelik, "gue bukan galauin lo sih, gue tuh ya, Dev.. galau nanti kalo lo lulus, gue gabisa liat kak Keenan yang paling ganteng di semua angkatan. Ya ampun! Dev, lo tau ga sih dia tuh ganteng banget heran gue." Athaya dengan jiwa fangirl nya membuat Devan dengan refleks melepas rangkulannya, mendorong Athaya menjauh darinya.
"Kalo gaada dia, kan gue sedih dong mata gue ga dapet asupan yang seger-seger lagi." Athaya masih merenggut sok sedih.
"Ah ya, Dev! Lo kan sekarang sekelas lagi sama kak Keenan dan kak Gavin tuh, salamin dari gue ya!" Devan menghela nafas lelah, menggeleng tak percaya melihat kelakuan gadis yang tahun kemarin menjadi Ratu MOS di angkatan gadis itu.
Cantik, iya sih. Pinter, iya juga. Sebenernya gaada yang salah dari Athaya, dia bisa dibilang nyaris sempurna. Tapi untuk sikap yang Devan udah tau luar dalem, Athaya gak seperti apa yang di bicarain para juniornya saat cewek ini tampil di acara demo ekstrakulikuler kemarin.
Katanya, Athaya ini berkharisma, anggun, dan manis banget sikapnya. Cuih.
"Lo tinggal bilang aja dari Athaya anak Cheerleader yang paling cantik, yang suka liatin kak Keenan latihan basket, suka liatin kak Keenan lagi---" Athaya membelalak saat Devan berjalan melewatinya begitu saja.
"DEVAN SYAITON GUE LAGI BICARA, SIALAN LO YA!"
***
"Huhuhu ya ampun kak Kai udah sold out ya ampun huhuhu sedih banget gueee," Alea Myisha, merengek-rengek galau saat mengetahui kakak kelasnya yang masuk jajaran cowok tampan GHS sudah jadi milik orang lain. Drummernya GHS, Kainu, yang mirip Kai EXO.
"Huhuhu gue gak rela banget. Nanti gue gak bisa menelin lagi kalo dia lagi main drum, mana cewek nya judes banget gitu ya Allah bantu Alea huhuhuuuu" Alea sudah menghentak-hentakkan kaki nya merengek manja. Membuat dua temannya berdecak jijik. Diam-diam merasa terkhianati juga oleh kakak tampan yang sangat ramah itu.
Nadin mendengus menusuk bakso di mangkuknya, "udah napa elah, stock cogan masih banyak kali, Le. Noh, kak Keenan kan belum punya pawang. Pindah haluan aja, sih," ucapnya santai seraya memakan bakso pesanannya.
Athaya melotot. "Enak aja lo. Gue gak akan pernah biarin pangeran gue di gangguin ular-ular macem kalian. Cuih!" Gadis ini mendelik, diiringi Alea yang mencibir.
Nadin berdeham, "Eh, Tha, kak Devan cakep juga ya. A, eum.. hehe," Nadin menggaruk keningnya yang tak gatal, membuat Athaya menaikkan alisnya. Mencium aroma-aroma permodusan.
"Itu dong, Tha.. deketin gue kek." Tuh kan, gak salah lagi. Athaya mendengus, mengetahui gelagat Nadin si galak yang tiba-tiba cengengesan seperti ini.
Gadis itu mengangguk, mencomot keripik kentang miliknya. "Asal ada pizza aja, sih." Ucapnya tenang membuat Nadin merenggut. "Iya-iya gue beliin deh. Demi kak Devan gue rela nguras duit jajan gue, kurang romantis apa gue buat dia." Cerocos Nadin yang kemudian menjenggut kecil rambut Alea yang masih merengek tentang Kainu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
Teen FictionSetiap hati tidak dapat membantah cinta manapun. Jadi, tolong.. Buatlah cinta menjadi sederhana. Sesederhana kamu punyaku, dan aku punya kamu.