Binghe, You're My Little Angel ❤

1K 158 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~♥~

Shen Yuan menurunkan Luo Binghe dari sepedanya begitu sampai di apartemen kecil mereka. Sementara dia pergi memarkir sepedanya, putranya sudah masuk lebih dulu ke dalam.

Hingga saat ini, kepala Shen Yuan masih dipenuhi dengan Luo Binghe. Rasanya memang Shen Yuan harus mengambil tindakan segera.

Dia memang memiliki tebakan atas situasi yang dihadapi anaknya di sekolah, tapi mencoba mendorong pikiran itu jauh-jauh. Dia masih berharap bahwa anaknya yang baik dan penurut itu tidak benar-benar mengalami pembullyan...

Karena dirinya sendiri sangat mengenal betapa mengerikannya hal tersebut. Shen Yuan sendiri pernah mengalaminya, dulu sekali. Ok, dia tidak ingin membahasnya saat ini karena itu bisa mengundang kenangan buruk yang sangat ingin dia lupakan.
Tapi jika benar Binghe mengalaminya... Tidak ada yang bisa dilakukannya selain menyalahkan dirinya sendiri.

Dengan langkah perlahan, Shen Yuan memasuki apartemennya dengan lesu. Luo Binghe sudah meletakkan tasnya di meja belajar kecilnya dan sekarang berdiri di dekat pintu untuk menunggu ayahnya masuk. Dia merasa ada yang salah dengan Shen Yuan, karena sejak perjalanan pulang, ayahnya itu tak begitu menanggapi apa yang dikatakan Binghe. Biasanya dia selalu antusias dengan cerita-cerita yang keluar dari mulutnya—meski kebanyakan Luo Binghe berbohong bila itu menyangkut bersenang-senang dengan teman-temannya di sekolah dan dia sangat amat menyesali itu.

Namun kali ini... Ayahnya itu hanya diam sedari tadi. Sesekali berdehem mengiyakan, tapi tak meliriknya. Entah apa yang tengah menganggunya.

Jadi begitu Shen Yuan duduk untuk melepas sepatu dan kaus kakinya, Binghe kecil buru-buru mendekatinya. Dia sempat beberapa kali memanggil ayahnya, namun tak ditanggapi. Seperti pikirannya sedang melayang entah ke mana.

Beruntung dalam posisi ini tinggi mereka dapat disamakan. Dia teringat akan ayahnya yang sering menempelkan keningnya pada miliknya ketika dia memeriksa apakah Binghe sedang sakit atau tidak. Dia khawatir kalau Ayahnya sedang tidak sehat tapi terus memaksakan diri untuk bekerja dan mengurus dirinya.

Maka, dengan inisiatifnya sendiri, Luo Binghe yang sudah tidak sabar dan cemas menempatkan kedua tangan kecilnya pada dua sisi wajah Shen Yuan, menarik kepala ayahnya agar berbalik menghadapnya, kemudian langsung menempelkan dahinya dengan milik Shen Yuan.

Shen Yuan dipaksa untuk kembali ke kenyataan. Tiba-tiba saja dia melihat wajah anaknya dalam jarak sedekat ini. Hidung mancung mereka saling bersentuhan. Dia sendiri dapat mendengar napas halus dari Luo Binghe. Dan yang terpenting, sepasang mata bulat berwarna hitam murni itu kini sedang memandangnya dengan penuh kekhawatiran.

Itu hanya berlangsung sebentar, karena Binghe langsung melepaskan diri. "Um... Ayah tidak demam. Apa Ayah baik-baik saja?"

Shen Yuan hanya bisa mengedipkan matanya beberapa kali.

"Ah!" tersadar dari syok, Shen Yuan buru-buru memasang senyum tipis untuk menenangkan Binghe kecil. Sepertinya dia telah membuat cemas anaknya. "Ayah baik-baik saja, Binghe. Apa yang membuatmu berpikir begitu hm?" tangannya mendarat di atas kepalanya, membelai lembut rambut hitam putranya.

"Benalkah? Tapi... Ayah mengabaikan Binghe sedali tadi. Kalau begitu... Apakah Ayah malah (read: marah) dengan Binghe? Apa Binghe membuat Ayah tidak senang?" dia menunduk, dua tangan kecilnya nampak meremas seragam sekolahnya. Bibirnya terkatup rapat dan begetar, matanya berair—Luo Binghe terlihat siap akan menangis kapan saja.

Shen Yuan membeku.

... Apa yang telah dilakukannya sampai membuat Luo Binghe sedih seperti ini?

Dia paling tidak bisa melihat putra kecilnya ini menangis!

Shen Yuan langsung menarik tubuh mungil Binghe ke dalam pelukan hangatnya. "Maafkan Ayah telah mengabaikanmu, Binghe. Binghe tidak melakukan kesalahan apapun. Ayah hanya sedang memikirkan sesuatu..."

"...Apakah itu belhubungan dengan Binghe?" tanyanya polos, terdengar tepat di samping telinganya.

"Bukan." Ya.

"Um... Binghe tidak bisa membantu Ayah kalena Binghe masih kecil dan bodoh. Tapi... Ayah tidak pellu begitu khawatil, kalena walau bagaimanapun Binghe akan selalu belada di sisi Ayah dan beldoa agal Ayah selalu dibeli kebahagiaan. Un! Hanya itu yang bisa Binghe lakukan." Kemudian Shen Yuan merasakan kepalanya dibelai lembut dari belakang. "Semua kekhawatilan ayah akan pelgi. Husshhh... Semuanya akan baik-baik saja. Go away, go away... Kalena Kesatlia Binghe yang pembelani akan selalu menjaga Ayah ~♪ " Luo Binghe bersenandung pelan, menyanyikan lirik yang sepertinya baru dibuatnya saat itu juga. Suara putra kecilnya yang bernyanyi dengan aksen cadel miliknya terdengar lucu, tapi bukan itu yang terpenting saat ini.

Hati siapa yang tidak akan meluluh ketika mendengar pidato kecil dari putranya? Bahkan meski dia mengatakan dia masih kecil dan bodoh, tapi jelas semua yang dia lakukan dan katakan sudah lebih dari cukup untuk menghiburnya saat ini.

"Terima kasih..."

Shen Yuan hanya bisa menahan air mata haru yang sudah berada di ujung matanya. Dia tidak bisa mengungkapkan betapa bahagia dirinya saat ini karena memiliki Binghe di sisinya.

Terima kasih, kepada siapapun itu, karena telah mempertemukanku pada malaikat berwujud Luo Binghe ini...

"... Binghe."

.

.

.

.

Author Note:

Singkat dan manis... At least menurutku yang biasanya nulis garem 😂

And guess what? Aq meleleh sendiri bacanya! 😫 ya ampun apa yang kupikirkan?! Kalian begitu 'perfect' sebagai ayah dan anak ah! #IYAIN

Btw untuk fic ini memang sengaja ditulis pendek2. Anggap saja... Drabble?

Dan tentu saja kalau ini masih berlanjut di masa depan aku mau munculin tokoh-tokoh lain. Nggak hanya Liu-shidi, but also Shen Jiu and Qi-ge! >_< Little Bingbing bakal punya banyak paman di masa depan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[SVSS FF] PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang