Ojol

1.2K 95 5
                                    

Irene berdiri dibawah pohon berdaun tipis depan kampus. Matanya menyapu jalanan yang ramai, sesekali dia mendesah pelan karena terik matahari benar-benar serasa memanggang kepalanya.

Irene pusing, dia butuh udara dari AC untuk mendinginkan badan. Perutnya juga tidak mau diajak kerja sama untuk bertahan sebentar lagi saja, sampai abang ojol yang dia pesan datang menjemput.

Tidak tahan, gadis itu berjalan mendekati tukang basreng. Dengan senyum ramah yang terkesan dipaksakan, dia meminta dibungkuskan baso goreng seharga 5000.

Kalau hari ini Irene tidak harus menganalisa belasan lembar artikel di kelas syntaksisnya, mungkin energi yang tersisa di tubuh masihlah sangat cukup untuk sekedar menahan sabar. Tapi karena tugas yang tidak kira-kira itu, kini Irene harus berurusan dengan sakit kepala dan haus juga lapar yang menyiksa--Belum lagi kekesalan pada driver yang belum kunjung tiba.

Irene berjanji akan membolos di kelas Bu Mina minggu depan. Lihat saja.

Suara kunyahan rakus keluar dari mulutnya, disusul gerutuan nyaris menghujat. Kemana sih si abang ojol? Lama bener, dia nyalonin diri jadi wali kota dulu apa gimana?

"Gila, bisa gila gue lama-lama.."

"Maaf, mba Faza ya?"

Irone menoleh. Dia siap memarahi orang berjaket hijau ini sampai mampus--semua protesan bahkan sudah berdiri gahar di ujung lidah.

Sayang, wajah si abang ojol keburu menarik pikiran Irene kembali ke masa lalu--membuatnya lupa kalau dia sedang kesal.

Masa yang kalau diingat suka bikin malu dan bete sendiri.

"WENDY?!"

"Ai?"

Kutukupret, kenapa malah ketemu mas mantan disaat seperti ini sih?

To be continued

Ini pendek banget sumpah_-'
Bodo besok baru lanjut hahay
Btw gw mah lebih suka lokal AU kalo bikin cerita, kalian gimana?
Dan tolong panggil gw Ra atau Ram atau Rama aja ya, jangan thor, gw bukan avengers haha.

See ya in the next chap

Mas MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang