Whose the dom? •Ryeonseungyul

7.7K 158 5
                                    











🌷🌷🌷








"H-hyung nghh."

Setengah jam? Tidak, mungkin sudah hampir satu jam Hangyul dibiarkan tanpa sehelai benang, menggantung dengan kedua tangan yang terikat pada tiang diatas kepala, kaki yang terbuka lebar bertumpu pada tumpukan buku tebal, bokongnya didudukan pada sebuah dildo yang sengaja dipasang untuk semakin menyenangkan permainan.

Tubuh Hangyul terus bergetar, tersengat setiap hembusan angin yang menerpa kulit, merangsang tubuh yang sudah berkeringat itu untuk semakin jauh melayang. Tarikan napas putus-putus semakin keras terdengar, kala Hangyul merasa sesuatu dalam dirinya kembali memaksa untuk dibebaskan.

"Udah dibilang, jangan suka nguping."

Tubuh yang lebih tinggi berjalan mendekat, setiap langkah yang diambilnya membuat Hangyul hampir gila, berdegup seperti orang kesetanan. Hangat yang ia dambakan pertama kali menyapa indra peraba, wajahnya memerah, bersamaan dengan sentuhan ringan yang ia dapat pada pangkal kejantanan.

Hangyul tahu. Pria itu salah, kala memilih untuk menempatkan daun telinganya pada pintu besi sang majikan, mendengarkan apa yang tengah pria itu lakukan bersama kekasihnya. Sampai pada saat pintu terbuka secara tiba-tiba, menampakkan tubuh tinggi tegap dengan tinggi semampai, surainya basah karena keringat, atasannya sudah tanggal, mengundang siapapun yang melihat untuk berdecak kagum pada sang pencipta.

"A-ahh."

Hangyul melempar kepalanya kala Seungwoo baru saja menarik satu buku tebal yang menumpu berat tubuh. Kakinya bergetar hebat, sampai-sampai Hangyul harus berjengket hanya agar tubuhnya tak semakin jatuh, membuat benda itu jauh tertanam, menekan telak titik terdalam.

Hangyul benci. Hangyul benci mendengar dirinya memohon untuk disentuh, Hangyul benci mendengar dirinya memohon untuk digagahi, Hangyul juga benci, mengetahui fakta bahwa ia menikmati permainan yang justru membuatnya tersiksa.

"Tahan."

Bibir Seungwoo disana, tepat disamping telinga yang memerah, suara rendahnya tak serta merta membuat Hangyul mengalihkan fokus dari rasa menyiksa pada tubuh bagian bawahnya, justru semakin merangsang yang lebih muda untuk semakin jauh berada dalam nikmat.

Hangyul haus akan sentuhan, bahkan setiap gerakan pria didepannya membuat dirinya kian mengemis perhatian, sengaja melantunkan desahan yang sialnya tak digubris kehadirannya. Takut-takut pria bersurai jelaga bergerak, hanya untuk membenarkan posisi kakinya yang terasa begitu pegal, sampai pada saat Seungwoo sengaja membawa kejantanan Hangyul pada genggaman yang begitu erat, meloloskan geraman rendah dengan desahan terkesiap.

"Waw, how bad."

Hangyul keluar, tepat ketika Seungwoo sengaja memberikan usapan kasar pada pangkal kesejatian, rasanya begitu lega, berhasil membebaskan cairan yang sedari tadi ia tahan. Seungwoo tersenyum puas, menatap Hangyul yang pahanya masih bergetar hebat, cairan kental yang membasahi jemarinya ia usapkan pada perut atletis yang lebih muda, hanya agar bonekanya terlihat semakin indah dipadukan cairan puncak.

"Seungwoo."

Bukan, bukan Hangyul, melainkan suara dari depan sana, yang sedari tadi memperhatikan setiap gerakan yang keduanya, Seungwoo dan Hangyul, lakukan. Pria itu, kekasih Seungwoo, hanya duduk pada pinggiran tempat tidur, memperhatikan kekasihnya yang dengan mahir mempermainkan tubuh pria lain, dengan air muka yang sulit diartikan, tatapan penuh represi seakan merekam setiap pergerakan dua makhluk adam didepannya tanpa sepatah kata keluar, bahkan larangan sekalipun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Touch🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang