'Sayang?'

20 5 0
                                    

AQILA POV

'Sayang?!' Apa dia tadi bener-bener sebut gue dengan panggilan 'sayang'?

Hh.. ke-kenapa hati gue deg-degan ya!

AUTHOR POV

"Ng.. sorry,  gue kebawa suasana " ucap Revan sambil tertawa kecil.

"It's okay " jawab Aqila menyahut tawanya.

"Ngomong-ngomong lo gak mau gue suapin nih? " Revan masih menyodorkan makanan itu ke hadapan Aqila.

Aqila yang menyadari bahwa ia mengacuhkan tawaran Revan,  sedikit terkejut dan mulai mendekatkan bibirnya dengan makanan itu.

Entah mengapa Revan terus memperhatikan Aqila yang sedang akan memakan makanan yang ia tawarkan.

"Manis.. "

ucap Revan di dalam hati secara spontan.


...

1 bulan kemudian,

"Ini dia,  nasi goreng spesial untuk lo" Aqila menghampiri Revan yang sedang duduk di meja makan menanti Aqila dengan membawa satu piring berisi nasi goreng.

"Waa makasih"

Revan pun memakan masakan Aqila dengan lahap.

Saat ini mereka berdua sedang berada di villa milik keluarga Revan di Lembang.  Villa itu selalu kosong jika sedang tidak dipakai acara arisan keluarga Revan 1 bulan sekali. 

Aqila sudah 2 kali di ajak Revan ke villa itu,  hubungan mereka berdua semakin dekat.  Tapi mereka hanya merasakan kedekatan mereka lewat obrolan saja. 

Revan masih enggan untuk bersentuhan dengan wanita.

menurutnya wanita itu kotor, hati lembutnya itu penuh perbuatan keji,  wajah cantiknya itu penuh kebusukan, senyumnya itu sarang racun,  bahkan hingga kulit mulusnya pun tidak pantas untuk di sentuh.

Tapi meskipun pikirannya seperti itu,  Revan selalu mencoba bersikap normal terhadap wanita,  hanya saja dia sebisa mungkin tidak berdekatan dengan wanita.

Revan membenci wanita,  tapi hal itu tidak lantas menjadikannya seseorang yang menyukai sesama jenis.

Dia hanya mencintai dirinya sendiri dan mencintai sahabat-sahabat baiknya,  Alvian,  Harris,  dan Denny,  karena itulah ia menuruti apa yang diinginkan sahabat-sahabatnya itu,  termasuk rencana berpacaran dengan Aqila.

...

*di balkon villa

Ddrtt... drrtt... 

ponsel Revan di saku celana bergetar.

Terlihat sebuah nomor tak di kenal yang menelpon nya.

Revan akhirnya memutuskan untuk mengangkat telpon itu.

"Hello sayang,  tak ku sangka kau akan mengangkat telpon ini,  apa kau masih mengingatku anak muda? " terdengar suara seorang wanita yang suaranya terdengar seperti seorang tante-tante.

"Siapa?"

"Kau lupa?  Kita pernah bermain game bersama 6 tahun yang lalu.  Kau,  aku,  dan 2 orang temanku" wanita itu tertawa kecil.

Deg!!

Seketika ingatan buruknya 6 tahun silam kembali terlintas di pikirannya..

Revan dengan cepat langsung mematikan telpon itu dan membanting ponselnya hingga rusak dan mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revan & AqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang