🌹"Aini sayang, Ayo bangun Via nungguin noh" Bunda Arina menyingkap selimut putri kesayangannya putri satu satunya.
"Lima menit lagi bun" Aini kembali menarik selimutnya bahkan kini menutupi seluruh tubuhnya.
"Lima belas menit lagi jam tujuh Aini"
Sang Bunda kembali menarik selimut putrinya bahkan kini menarik tangan sang putri agar bangun tak tanggung sang putri langsung di papah menuju kamar mandi."Jangan lama-lama via nunggu di bawah!"
"siap ibunda ratu"
"GPL"
"Iyaa.."
Tepat pukul tujuh Aini sudah siap dengan seragam sekolahnya. Menenteng tas biru kesayangannya. Menuruni anak tangga dengan anggun menghampir Novia yang menunggunya di meja makan.
"Pagi semua"
"Pagi sayang, Sini duduk deket Ayah"
"Nggak deh yah, telat nih. Heh bai kudanil hayu telat nih"
Novia yang di beri julukan Bai kudanil oleh Aini mengendus sebal.
"Sarapan dulu sayang"
"Di kantin aja deh bun" Aini menyalimi Ayah dan Bunda nya begitupun Novia yang ikut menyalimi orang tua Aini.
Mobil mewah berwarna biru melesat dengan kecepatan tak wajar di tengah kota yang lumayan padat. Dalam waktu sepuluh menit mereka harus sampai di sekolah.
"Ni kurangin kecepatan Lo, gue masih pengen idup" Jantungnya terasa akan copot.
"Suttt, Kita harus sampe dalam sepuluh menit"
"Gue ga masalah ko kalo kita telat, Kurangi kecepatan Lo Aini"
"Lo ga percaya sama gue?"
"GIMANA GUE MAU PERCAYA KALO SEMINGGU YANG LALU AJA ELO NABRAK MOBIL YANG LAGI PARKIR!"
Sontak tawa Aini meledak, bukannya mengurangi kecepatannya ia malah semakin menambahkan kecepatannya.
"Aini Lo Gila"
....
Novia berjalan sambil terus memegangi dadanya, rasanya ia hampir mati jantungan. Berbanding terbalik dengan Aini yang berjalan dengan senyum anggun.
Lorong sekolah sudah mulai sepi, pantas saja karena bel sekolah akan berbunyi dua menit lagi. Novia menghentikan langkahnya sontak membuat Aini ikut menghentikan langkahnya juga.
"Kenapa lo?" Aini mulai was-was.
"Kayanya gue.."
"Gue kenapa?"
"Gue pengen pipis"
"Sialan lo!"
"Lo ke kelas duluan aja deh"
"Gue ikut lo aja" Keduanya berbelok arah menuju toilet sekolah. Untuk yang ke dua kalinya Novia menghentikan langkahnya namun kali ini menarik Aini untuk bersembunyi. Entahlah Aini tidak mengerti apa yang di lakukan Novia.
"Lo kenapa si Vi?"
"Syutttt, noh liat" Novia menunjuk dua orang berbeda jenis sedang berjalan berdua sambil tertawa, sesekali tangan lelaki itu mengelus surai perempuan di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aini
Teen FictionSemua begitu sempurna Sampai-sampai aku tak pernah membayangkan badai akan menghampiriku. Ada pepatah yang mengatakan bahwa roda itu berputar, dan kini aku sedang menikmati putaran roda kehidupan itu. Pintaku hanya satu, kuatkan aku. follow dulu yuk...