DiktaNaru : 01

131 24 18
                                    

Naru duduk diam di kelas, dengan tangan yang menopang dagu, bosan. Dia melihat sekeliling kelas, semua sibuk sendiri. Fitrah, sahabat Naru sejak masih bercelana merah itu juga sedang sibuk dengan game nya.

Menghela nafas bosan, cowok itu akhirnya berjalan keluar kelas. Naru sendiri bingung mau jalan kemana, tapi waktu 15 menit sebeum bel dia pikir cocok untuk sekedar duduk dan jajan di kantin.

Kelas Naru ada di seberang koridor kantin, dan itu artinya Naru harus berjalan ke tengah lapangan. Ah, masih pagi tapi lapangan sekolah sudah ramai dengan murid kelas 12 yang sibuk main voli.

Dengan malas, Naru akhirnya memilih jalan memutar melewati ruangan wakasek sekolahnya. Dia merapikan baju nya yang sebagian keluar dari celana, dan mulai berjalan dengan santai.

Tapi tunggu, mata Naru teralihkan melihat anak perempuan dengan seragam dan logo sekolahnya. Sekilas tak aneh, tapi sepertinya Naru belum pernah melihat anak itu sebelumnya.

"Alhamdulillah seger, rezeki anak soleh." gumam Naru pelan.

Niat Naru untuk ke kantin hilang seketika, dia duduk di kursi depan kelas tetangga. Cowok manis itu terpaku, melihat si anak baru.

Matanya terus mengikuti arah anak baru yang berjalan mondar mandir, tak sadar si anak baru dan seorang guru berusia sekitar setengah abad berjalan ke arah Naru.

"Heh, kamu kok malah duduk di luar? Masuk!"

Lamunan Naru lenyap, dengan kaget dia lari terbirit kembali ke kelasnya.

Naru mengintip sedikit dari balik pintu, mendesah kesal.

Si anak baru ternyata masuk di kelas tetangga sebelah, satu kelas dengan mantan pacar Naru di kelas 11.

"Ngapain?" tanya Fitrah mendorong Naru, bertukar posisi.

Matanya langsung mengikuti arah mata Naru tadi, oh....cewek.

"Anak baru ya?" tanya Fitrah, yang dibalas Naru dengan gelengan tidak tau.

"Gebet ah, mayan!"

Naru mendelik mendengar seruan Fitrah, "Nggak ya, ga pake gebet segala!"

"Dih, suka-suka gue lah!"

"Gue duluan yang liat woy!"

Fitrah berdecak, "Bodoamat."

Naru masih anteng berdiri, mengamati si anak baru yang dia belum tau siapa namanya. Tapi gampang, banyak jalan menuju si anak baru kelas sebelah.

"Ru liat, viral nih!" bisik Fitrah di jam pelajaran Fisika yang membuat otaknya mengepul berasap.

"Apaan?" Naru melihat ke arah HP Fitrah, rupanya banyak anak kelas sebelah yang memposting foto si anak baru yang berdiri memperkenalkan diri.

"Imut ya?" kata Fitrah.

"Banget," dan Naru langsung merebut HP Fitrah tanpa aba-aba.

Mengirim pesan singkat bertanya nama si anak baru dengan mata cokelat terang yang memikat.

"Oh, Dikta."

"Jiaaaa, dari mata turun ke hati banget nih?" goda Fitrah.

"Apaansi ah," Naru melengos malu, mengalihkan lagi pandangannya ke depan. Berpura-pura fokus dengan rumus.

***

Jam istirahat, dan kali ini Naru tidak berminat pergi ke kantin. Sedari tadi dia duduk diam di depan kelas, menunggu si anak baru keluar.

Dan akhirnya, Dikta keluar kelas.

Dikta keluar kelas dengan wajah ceria dan senyum yang berseri, lesung pipi nya semakin membuat Dikta terlihat manis.

Dikta NaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang